Liputan6.com, Jakarta - Piala Presiden 2018 bukan sekadar turnamen untuk meramaikan kompetisi utama. Lebih dari itu, seluruh peserta dapat memanfaatkan pementasan ini untuk menemukan komposisi terbaik.
Setiap klub maksimal mendaftarkan 36 pemain dengan tujuh di antaranya berusia di bawah 23 tahun. Itu berarti, kans pemain senior untuk unjuk gigi masih besar.
Advertisement
Baca Juga
Akan tetapi, jumlah para senior atau yang berumur di atas 35 tahun di Piala Presiden terus tergerus karena dominasi pemain muda dan juga berusia emas. Banyak pemain senior yang kini berstatus sebagai pemain cadangan abadi, yang perannya mulai berubah menjadi pemberi motivator ketimbang beraksi di lapangan hijau.
Kondisi tersebut bukan berarti mematikan peran pemain senior begitu saja. Masih ada di antara mereka, meskipun dapat dihitung dengan jari, yang rutin bertanding bahkan tidak sedikit pula yang menjadi langganan starter.
Piala Presiden menjadi pentas terakhir sebelum kompetisi bergulir untuk para pemain senior unjuk gigi. Bahkan, beberapa di antaranya telah berhasil membuktikan bahwa mereka belum habis.
Memasuki pekan kedua perhelatan pramusim ini, Liputan6.com menyajikan tiga pemain senior yang bersinar di minggu pertama Piala Presiden:
Cristian Gonzales
Cristian Gonzales belum habis. Di usia yang sudah sangat uzur untuk seorang pesepak bola, 41 tahun, pemain dengan panggilan El Loco ini membuktikan kepada Arema FC bahwa melepasnya ke Madura United adalah sebuah kesalahan.
El Loco turut berkontribusi pada kemenangan telak 5-0 Madura United atas Perseru Serui di partai pertama Grup C Piala Presiden. Memulai pertandingan di babak kedua, penyerang naturalisasi ini mencetak gol keempat tim berjuluk Laskar Sapeh Kerrab tersebut.
Berawal dari umpan mendatar Greg Nwokolo, El Loco yang berdiri bebas di kotak penalti Perseru kemudian mengarahkan bola ke sudut kanan gawang. Bola yang mengalir pelan tersebut berhasil menggetarkan gawang Perseru.
Torehan tersebut juga berujung manis untuk El Loco. Gol perdananya ini terjadi di partai debutnya bersama Laskar Sapeh Kerrab.
Advertisement
Bambang Pamungkas
Peran Bambang Pamungkas di Persija Jakarta sebenarnya bukan sebagai tukang gedor. Direktur Utama Persija, Gede Widiade pernah mengatakan dalam suatu kesempatan, kepemimpinan penyerang berusia 37 tahun ini di ruang ganti lebih penting dibanding mencetak gol.
Gede maklum dengan usia Bepe, sapaan karib Bambang, yang tidak muda lagi. Oleh sebab itu, pengaruhnya di tubuh Macan Kemayoran perlahan berubah.
Namun sebagai bomber, naluri mencetak gol Bepe belum hilang. Mantan pemain Pelita Bandung Raya itu membuktikannya saat Persija menghadapi PSPS Riau di partai pertama Grup D Piala Presiden.
Sama seperti Gonzales, Bepe bermain di pertengahan paruh kedua. Saat Macan Kemayoran, julukan Persija, tengah unggul 2-0, Bepe melihat kesempatan untuk mencatatkan namanya di papan skor.
Benar saja, di menit-menit akhir, Bepe berhasil merobek gawang lawan dengan tendangan terukurnya. Gol tersebut sekaligus menutup kemenangan 3-0 Macan Kemayoran atas PSPS.
Ismed Sofyan
Ismed Sofyan adalah bukti paling nyata bahwa kehadiran pemain senior dalam starting line up tetap dibutuhkan. Sepanjang musim lalu, pesepak bola berusia 38 tahun ini mencatatkan 27 penampilan untuk Persija.
Pada tahun ini, Ismed akan berusia 39 tahun. Untuk musim depan, Macan Kemayoran telah menyiapkan suksesor Ismed. Dia adalah Marko Kabiay, sosok wing back kanan dari Papua.
Namun, fakta yang tersaji di lapangan berbeda. Di beberapa pertandingan pramusim, pelatih Stefano Cugurra Teco tetap memercayai Ismed di pos bek sayap kanan.
Kepercayaan Teco tidak disia-siakan oleh Ismed. Mantan pemain Persijatim Jakarta Timur ini tampil impresif kala Persija berpesta gol ke gawang PSPS.
Ismed berhasil mencetak gol pada partai tersebut via tendangan penalti. Selain itu, Ismed bermain penuh selama 90 menit.
Gonzales, Bepe, dan Ismed membuka mata penggemar sepak bola, bahwa usia hanyalah sekadar angka.
Advertisement