Liputan6.com, Guangzhou - Pelatih timnas Tiongkok, Marcelo Lippi mengaku tak kangen sepak bola Italia. Kendati demikian, Lippi tetap memantau perkembangan sepak bola di tanah kelahirannya termasuk timnas Italia.
Baca Juga
Advertisement
"Apakah saya rindu Italia? Saya rindu negara saya, tapi bukan sepak bolanya," ujar Lippi seperti dilansir Football Italia.
Lippi sudah merantau ke luar Italia sejak tahun 2012. Pelatih berusia 69 tahun ini menjadi pelatih tim Liga Super Tiongkok, Guangzhou Evergrande.
Bersama Guangzhou, Lippi sukses mempersembahkan tiga trofi juara Liga Super Tiongkok, 1 trofi Piala FA Tiongkok, dan 1 trofi Liga Champions Asia. Berkat itu, Lippi naik pangkat menjadi pelatih timnas Tiongkok.
Â
Â
Mulai dari Awal
Bagaimana dengan timnas Italia? Lippi punya pandangan sendiri terkait kegagalan timnas Italialolos ke Piala Dunia 2018. Alih-alih menyalahkan federasi, Lippi mengaku kegagalan ini jadi kesempatan memperbaiki diri.
"FIGC? Semua orang kecewa, tapi saya tidak. Ini adalah kesempatan untuk mulai dari awal," kata Lippi.
"Klub-klub bisa mengambil peran, memainkan para pemain muda. Itu adalah keahlian klub Italia," ujar Lippi menambahkan.
Advertisement
Mulai dari Awal
Kendati jauh merantau, Lippi tak melepaskan pandangannya soal sepak bola Italia. Pelatih yang sukses membawa timnas Italia juara Piala Dunia 2006 ini pun turut berkomentar terkait penggunaan Video Assistance Referee (VAR).
"VAR? Itu membuat sediit kebingungan pekan lalu. Namun wasit kami tetaplah yang terbaik," ujar Lippi.
VAR menjadi sorotan saat pertandingan AC Milan Vs Lazio. Meski sudah menggunakan VAR, wasit tetap mengesahkan gol AC Milan yang dicetak Patrick Cutrone.
Padahal, VAR memperlihatkan kalau gol itu dicetak dengan menggunakan tangan. Pelatih Lazio, Simone Inzaghi pun sempat murka.