PSMS Medan Kehilangan Sponsor Gara-Gara Persoalan Internal

PSMS Medan disomasi akibat penggunaan logo.

oleh Reza Efendi diperbarui 03 Apr 2018, 22:45 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2018, 22:45 WIB
Para mantan pemain PSMS Medan
Para mantan pemain PSMS Medan (Foto: Reza Efendi/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Medan - PSMS Medan terus mendapat cobaan. Meski berhasil promosi ke kompetisi GO-Jek Liga 1 2018 bersama Bukalapak, klub yang berdiri sejak 1950 itu kini diterpa persoalan internal.

Tim asuhan Djadjang Nurdjaman ini mengalami dua kekalahan beruntun di laga awal Liga 1 2018 setelah kalah dari Bali United dan Bhayangkara FC. Sekarang, tim berjulukan Ayam Kinantan mendapat somasi dari PT Pesemes Medan melalui Sukrawardi selaku salah satu penanggung jawab.

PSMS yang saat ini berada di bawah naungan PT Kinantan disebut menggunakan logo dan nama yang telah dipatenkan oleh PT Pesemes Medan. Kondisi ini membuat sejumlah legenda PSMS berang.

Somasi muncul di saat PSMS sedang melangkah di kasta tertinggi tanah air. Namun, di saat bersamaan pihak lain mencoba merusak perjalanan.

"Coba kita pikir, kenapa enggak dari Liga 2 dulu disomasi, kenapa baru sekarang saat PSMS di Liga 1 dan memiliki banyak sponsor. Kita lihat ada niat enggak bagus,” kata mantan pemain PSMS era 1960-an, Nobon Kayaban, dalam temu pers di Medan, Sumatera Utara, Selasa (3/4/2018).

Menurut Nobon, somasi yang dilakukan PT Pesemes Medan juga dapat mencederai masyarakat Medan khususnya dan Sumatera Utara umumnya. Nobon menyebut, logo dan nama PSMS sudah ada sejak tahun 1950.

"Bahkan pada 1967, saat kami memperkuat PSMS di era perserikatan, logo dan nama PSMS sudah ada," ungkapnya.

Menyayangkan Persoalan PSMS

Djadjang Nurdjaman
Djadjang Nurdjaman (tengah) menumpahkan kekecewaan atas kekalahan PSMS Medan (Liputan6.com/Reza Efendi)

Hal senada disampaikan pemain PSMS seangkatan Nobon, Tumsila. Pemain yang dijuluki kepala emas ini sangat menyayangkan persoalan yang terjadi di saat PSMS kembali berada di jalur karier profesional.

"Sedih kita dengan keadaan seperti ini. Maunya perjuangan PSMS didukung, bukan diributi. Akibatnya persoalan ini, sponsor DJ Sport undur diri," ucap Tumsila, yang diamini beberapa legenda lainnya seperti Sunardi A dan Ismaik Ruslan.

PSMS Medan disebut menggunakan logo dan nama PSMS ilegal. Hal ini dikarenakan nama dan logo telah dipatenkan PT Pesemes Medan. Dipatenkannya logo dan nama tersebut berawal pada 2016 ketika PT Pesemes Medan melalui Sukrawardi.

Saat itu Sukrawardi mematenkan logo dan nama PSMS ke Menkumham, namun ditolak. Kemudian PT Pesemes Medan lalu mengajukan banding dan dimenangkan pada 2017.

Selanjutnya pada 24 Februari 2017, PT Pesemes Medan mendapatkan perlindungan hukum dan dinyatakan memiliki hak paten atas logo dan nama PSMS.

PSMS Medan
PSMS Medan (Liputan6.com/Reza Efendi)

Pihak PT Pesemes Medan melakukan somasi kepada PT Kinantan pada saat PSMS lolos Liga 1 dan memiliki banyak sponsor, atau tepatnya 24 Maret 2018 lalu.

Kuasa Hukum PT Kinantan, Danial Syah mengatakan, yang disomasi PT Pesemes Medan berupa klub, sekolah dan pakaian jersey. Hal ini juga yang membuat DJ Sport sebagai sponsor jersey PSMS mundur dan tidak mengeluarkan produk baru sampai masalah ini selesai.

Diungkapkan Danial, menjawab somasi yang diajukan PT Pesemes Medan ke PT Liga Indonesia Baru (LIB), pihak PT Kinantan sudah melengkapi sejumlah bukti dan saksi. Selain memberikan jawaban diperkuat bukti sebagai klarifikasi yang diminta, manajemen PSMS saat ini menegaskan akan bertanggung jawab sepenuhnya atas hal tersebut.

"Sudah kita berikan jawaban ke Badan Liga Indonesia dalam hal ini PSSI. Kita lakukan ini agar sponsor tidak takut dan mundur seperti yang dilakukan DJ Sport," ungkap Danial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya