Asian Games 2018 Usai, Angkat Besi Fokus Cari Penerus Eko Yuli

Faktor usia Eko Yuli yang sudah 29 tahun jadi pertimbangkan PABBSI.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 08 Sep 2018, 18:30 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2018, 18:30 WIB
Eko Yuli, Asian Games 2018
Eko Yuli Irawan, penyumbang medali emas Indonesia dari cabor angkat besi Asian Games 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Euforia memenuhi target di Asian Games 2018 telah dilupakan PB Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABBSI). Mereka sadar bahwa kini tugas yang lebih berat telah menanti.

Target yang diberikan pemerintah di Asian Games 2018 mampu dipenuhi PABBSI. Mereka sukses menyumbangkan satu medali emas. Selain itu, mereka juga mampu menyumbangkan satu medali perak dan satu perunggu.

Target satu medali emas itu dicapai Eko Yuli Irawan yang turun di kelas 62 kg. Itu yang membuat PABBSI mendapat pujian dari banyak pihak. Namun, PABBSI tak mau larut dalam euforia kesuksesan mereka.

Bahkan, setelah Asian Games 2018, PABBSI langsung berpikir jauh ke depan. Mereka ingin mencari bibit-bibit lifter berbakat yang bisa jadi penerus Eko Yuli dan kawan-kawan serta mampu bersaing di Olimpiade 2024.

"Sekarang kami sudah menyiapkan lifter-lifter untuk Olimpiade 2024. Ada yang masih 18 tahun dan sudah masuk pelatnas. Itu salah satu cikal bakat penerus Eko. Kita tidak hanya butuh satu, harus ada lima penerus Eko. Jadi kami perlu dukungan," ujar Dirdja Wihardja, pelatih angkat besi Indonesia.


Cari Bibit Unggul

Angkat Besi : Eko Yuli Irawan
Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, saat berlaga pada Asian Games di JIExpo, Jakarta, Selasa, (21/8/2018). Eko Yuli berhasil menyumbang medali emas angkat besi putra kelas 62kg. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Untuk terus mempertahankan status sebagai cabor yang rutin menyumbangkan medali buat Indonesia, PABBSI sudah meminta tempat latihan permanen kepada pemerintah. Saat pelatnas menuju Asian Games 2018, PABBSI berulang kali pindah tempat latihan. Awalnya, tempat latihan mereka adalah di Gelora Bung Karno.

Lalu, mereka pindah ke Pusat Pengembangan Pemuda Olahraga Nasional (PP PON) di Cibubur. Dari Cibubur, mereka pun sempat pindah ke GOR Sambilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung. Pada akhirnya, mereka menghabiskan sisa waktu pelatnas di Mako Lamar Jakarta.

"Dalam satu tahun kita tiga kali menggelar kejuaraan remaja. Jadi dari situ kita ambil, kita tarik, dari daerah kita masukin pelatnas. Kalau saya lihat sekarang yang ada dua orang berpotensi jadi The Next Eko. Tapi ya itu lagi, kami butuh dukungan dari konsisten," Dirdja menegaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya