Kisah Mengenaskan Striker Paraguay Usai Tolak Tawaran MU

Pada pertengahan musim 2009/10, Cabanas mendapat tawaran menggiurkan dari MU.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 15 Sep 2018, 11:15 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2018, 11:15 WIB
img_cabanas-1.jpg
Striker Paraguay, Salvador Cabanas sempat mendapat prakontrak dari MU. (AFP PHOTO/Norberto DUARTE)

Liputan6.com, Meksiko City - Nama Salvador Cabanas tentu sangat dikenal fans fanatik Manchester United (MU). Ya, dia merupakan pemain asal Uruguay yang gagal memperkuat MU.

Pada pertengahan musim 2009/10, Cabanas mendapat tawaran menggiurkan dari MU. Bahkan, Setan Merah, secara terang-terangan mengincar Cabanas.

Saat dibidik MU, Cabanas merupakan striker klub Meksikso, Club America. Dia mampu mencetak 30 gol dalam semusim. Sosoknya sangat dibutuhkan Sir Alex Ferguson, manajer MU kala itu, karena timnya hanya bisa mengandalkan Wayne Rooney untuk mencetak gol, meski mereka memiliki Dimitar Berbatov dan Michael Owen.

Tak mau kecolongan klub lain, Setan Merah memberikan perjanjian prakontrak kepada Cabanas sebesar 1,7 juta dollar Amerika Serikat.

"Mereka mengatakan kalau tujuan saya adalah bergabung dengan MU. Namun, Club America menggandakan gaji saya dan memberi saya satu apartemen di Acapulco dan satu lagi di Cancun untuk mencoba mempertahankan saya di klub," kata Cabanas, dikutip dari Telefuturo.

 

 

Akhir Tragis

Tak lama setelah menolak tawaran MU, atau pada Januari 2010, Cabanas mengalami peristiwa mengerikan sepanjang hidupnya. Dia ditembak oleh seorang bernama Jose Balderas Garza.

Ketika itu, dia sedang berada di sebuah bar di Meksiko City, Cabanas mendadak pergi ke toilet. Tiba-tiba Garza, pria yang tak dikenalnya berkata: "Saya akan menembak Anda."

Cabanas yang mengira hal itu sebuah candaan pun menjawab: "Silakan, lakukan saja!" Dan, 'Dor...' sebuah peluru mengenai kepala Cabanas.

 

Dituduh Penjahat

Peluru tersebut mengenai otaknya yang membuat peluang hidup Cabanas hanya sekitar lima persen. Tetapi, berkat kehendak tuhan, ia kemudian bisa sembuh total pada Maret 2010.

"Ahli bedah saat itu mengatakan pada saya bahwa sebuah keajaiban kalau saya tidak meninggal. Saya masih ingat dengan jelas orang disamping saya menodongkan pistolnya kepada saya dan mengarahkan ke kepala saya," ucapnya.

"Dia berkata kepada saya, ‘Anda ini siapa?’ Saya hanya menjawab kalau saya seorang pesepakbola. Tetapi dia menuduh saya kalau saya merampok orang-orang Meksiko."

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya