Manila - Kabar mengejutkan datang dari Timnas Filipina jelang Piala AFF 2018. Pada Sabtu (27/10/2018), media massa lokal Filipina, Inquirer, menulis Federasi Sepak Bola Filipina (PFF)Â meresmikan Sven-Goran Eriksson sebagai pelatih kepala Timnas Filipina.
Mantan pelatih Timnas Inggris di Piala Dunia 2006 itu sepakat untuk melatih Timnas Filipina selama enam bulan, dengan catatan dimungkinkan adanya perpanjangan kontrak selepas itu.
Sven-Goran Eriksson didatangkan untuk menangani the Azkals dalam dua turnamen terdekat, Piala AFF 2018 serta Piala Asia 2019. Kedatangan pelatih berusia 70 tahun itu menggeser posisi Scott Cooper, yang sudah mendampingi tim sejak pekan akhir Agustus 2018.
Advertisement
Namun, PFF memastikan Scott Cooper tak akan terlempar dari jajaran tim pelatih the Azkals. Mantan pelatih Mitra Kukar itu diplot membantu Eriksson.
"Kami akan menggunakan seluruh sumber daya atau kekuatan kami untuk mencapai target," kata Dan Palami, manajer Timnas Filipina.
Dan Palami menambahkan, perekrutan Sven-Goran Eriksson menunjukkan keseriusan Timnas Filipina untuk mencetak sejarah dalam keikutsertaan mereka di dua turnamen tersebut.
"Kami sangat gembira memiliki Sven dalam tim," ucap Palami.
"Dengan reputasi, pengalaman, dan pengetahuannya, tak ada keraguan lagi dia bisa membantu tim mencapai level selanjutnya. Ada banyak negara dan klub yang menginginkan service Sven, tapi kami mampu menjual kepadanya ide untuk meninggalkan warisannya, di sini, di Filipina," tutur Palami.
Sven-Goran Eriksson disebut sudah bertemu skuat The Azkals ketika mereka menggelar pemusatan latihan di Doha, Qatar, pada jeda internasional FIFAÂ medio bulan ini.
Palami juga menyatakan tak ada masalah buat Eriksson dan Cooper untuk bekerja sama dalam tim. "Ini akan jadi pengalaman belajar menyenangkan saat dia menangani tim," ujar Palami.
Di Piala AFF 2018, Timnas Filipina tergabung bersama di Grup B Indonesia, Thailand, Timor Leste, dan Singapura. Sementara di Piala Asian 2019, the Azkals berada di Grup C bersama Korea Selatan, China, dan Kirgizstan.
Sumber: Inquirer