Liputan6.com, Tokyo - Ada urusan yang belum selesai antara Shinya Aoki dan Eduard Folayang. November 2016, di Singapore Indoor Stadium, Aoki yang bergelar juara dunia Lightweight ONE Championship harus merelakan titelnya dirampas Folayang karena kalah TKO pada ronde ketiga.
Kini, Minggu (31/3) di ajang ONE: A New Era, Aoki, 35 tahun, mendapatkan kesempatan untuk membalaskan dendamnya. Di, dia akan menghadapi lawan yang sama dan berpeluang merebut kembali gelar yang lepas tiga tahun lalu itu.
Advertisement
Baca Juga
Namun, bukan semata-mata balas dendam kepada Folayanag yang ada dalam pikiran Aoki. Yang terpenting, kata dia, di ajang yang akan digelar di Ryogoku Kokugikan, dia mampu memberikan yang terbaik kepada masyarakat Jepang. Sebab, dia tampil di rumah sendiri.
"Ini pertama kalinya ajang ONE Championship digelar di Jepang dan saya merasa bertanggung jawab untuk membuat ini menjadi ajang yang hebat," ujar Aoki.
Aoki pun berharap, dengan digelarnya ONE Championship di Jepang, akan kembali menggairahkan skena mixed martial arts (MMA) di Negeri Matahari Terbit itu.
"Saya yakin, kami mampu membangkitkan kembali skena MMA di Jepang dengan menggelar ajang ONE Championship ini. Sebab, banyak petarung-petarung hebat akan tampil, " ujarnya.
Ajang MMA Terbesar
Aoki tak salah, ajang ONE: A New Era memang dipastikan akan jadi ajang MMA terbesar sepanjang sejarah. Seperti disebut Aoki, ajang ini akan mementaskan duel-duel petarung hebat.
Selain Aoki vs FOlayang, yang memperebutkan gelar juara dunia kelas lightwight, ada juga duel juara dunia midleweight ONE Championship, Aung La N Sang yang akan menghadapi penantangnya asal Jepang, Ken Hashegawa.
Ada juga duel petarung Brasil, Bibiano Fernandes, yang akan menantang juara dunia kelas bantam ONE Championship, Kevin Belingon dari Filipina.
Sementara di sektor putri, juara dunia strawweight, Xiong Jing Nan akan berhadapan dengan Angela Lee, yang saat ini bergelar juara dunia atom weight.
Advertisement
Kembalikan Pamor
Aoki memang merasa bertanggung jawab untuk mengembalikan pamor MMA Jepang di dunia internasional. Dia ingin tak hanya dirinya yang dikenal sebagai jagoan MMA asal Negeri Matahari Terbit itu, melainkan juga banyak lagi.
Aoki saat ini memang sudah menjadi idola, bahkan legenda bagi publik Jepang. Selama kariernya, dia telah bertarung 28 kali, di berbagai ajang MMA. Mulai Shooto, Pride, Dream, hingga ONE Championship.
"Saya berharap dengan membawa ajang ONE Championship ke Jepang, masyarakat bisa melihat saya, mendukung saya, yang pada gilirannya bisa menumbuhkan generasi-generasi petarung baru dari Jepang," ujarnya. "Saya saat ini mendorong itu."
Namun begitu, yang menarik, Aoki sendiri tak mau disebut sebagai legenda. Dia merasa risih dengan cap tersebut.
"Saya hanya ingin menjadi orang biasa, seperti orang kebanyakan. Terutama saat berada di luar ring," ujarnya.
Namun begitu, Aoki mengaku ingin terus menjadi atlet MMA selama masih sanggup melakukannya. Menjadi petarung di ring, memberikan kebahagiaan tersendiri baginya."Saya akan menjadi atlet MMA selama mungkin. Saya ingin terus bertarung selamanya," ujar Aoki.