Eko Roni dan Dwi Ani Retno Bawa Pelajaran Berharga dari Manila

Eko Roni harus mengakui keunggulan Niko Soe dari Singapura setelah wasit menghentikan pertandingan

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2019, 19:39 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2019, 19:39 WIB
One Championship
Atlet mixed martial arts. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Atlet Mixed Martial Arts (MMA) asal Indonesia yang berlaga di ajang One: Roots of Honor, di Manila, Filipina, memang belum dapat menghadirkan kemenangan. Tapi, bagi Eko Roni Saputra dan Dwi Ani Retno Wulan, ajang ini memberikan pelajaran bagi keduanya yang masih baru memulai perjalanan mereka ini.

Lewat ajang itu, keduanya kembali ke Tanah Air dengan misi yang baru: untuk meraih kemenangan di gelaran berikutnya.

“Saya tentu kecewa dengan hasil yang didapat, namun saya menganggap ini kekalahan yang diperlukan agar saya bisa lebih baik lagi,” ujar Eko Roni.

Di ajang tersebut, Eko Roni harus mengakui keunggulan Niko Soe dari Singapura setelah wasit menghentikan pertandingan dan memberikan TKO bagi Niko.

Eko sempat tampil gemilang di awal pertandingan, tetapi sebuah sikutan dari lawannya merobek bagian atas pelipis kirinya saat ia melancarkan kombinasi striking. Meski begitu, Eko masih tegap berdiri dan siap melanjutkan laga.

Melihat keadaan Eko Roni, wasit memutuskan untuk mengakhiri pertandingan agar ia segera mendapatkan perawatan medis. “Saya bisa saja melanjutkan laga, tapi keputusan wasit harus dihormati,” tambahnya.

Tampil Agresif

Eko Roni Saputra
Petarung Indonesia, Eko Roni Saputra saat demonstrasi perkenalannya di One Championship di Jakarta, Jumat (5/4/2019) (Liputan6.com/ Yoppy Renato)

Atlet penyumbang medali perak bagi Indonesia di ajang SEA Games ini, mengaku bahwa ia kerap tampil agresif dalam gulat. Hal ini nampaknya terbawa saat ia tampil, dimana ia sempat membanting lawan di awal stanza.

“Saya pikir saya unggul dari segi poin sebelum terkena sikutan. Satu hal yang dapat saya petik sebagai pelajaran adalah bagaimana mengatur ritme,” katanya.

“Di gulat, bisa saja maju terus untuk menyerang, namun di MMA, adakalanya saya harus mundur,” ujarnya.

“Rekan setim saya di Evolve, Alex Silva, mengatakan bahwa terlalu agresif di awal laga bukan strategi yang bagus, kecuali kalau sudah memasuki ronde akhir.”

Selepas laga, banyak yang menanyakan kondisinya, termasuk CEO One Championship Chatri Sidyodtong. Eko menjawab bahwa kondisinya baik-baik saja dan siap untuk kembali bertanding.

“Saya akan beristirahat seminggu, sebelum melakukan persiapan untuk laga selanjutnya. Saya siap untuk laga selanjutnya, karena ada rasa penasaran juga," ujar Eko, yang saat ini berada di Samarinda, Kalimantan Timur bersama keluarga besarnya.

Perlawanan Keras

One Championship
Atlet mixed martial arts. (Ist)

Sementara itu, atlet wanita asal Indonesia, Dwi Ani Retno Wulan sempat memberikan perlawanan keras atas Bi "Killer Bee" Nguyen, sebelum wasit memutuskan untuk menghentikan laga di ronde pertama.

Bi, atlet asal Vietnam yang memiliki lebih banyak pengalaman, menghantam Dwi dari posisi ground sebelum wasit memisahkan kedua petarung dan memberikan kemenangan baginya.

Meski kurang puas dengan hasil yang diraih anak didiknya, pelatih Dwi, Senna Saputra, mengatakan bahwa kekalahan ini akan memicu Dwi untuk lebih berkembang dan sadar akan tantangan yang ada di depannya.

“Dwi masih muda dan punya banyak ruang untuk berkembang,” kata pelatih senior ini.

Saat ini, Dwi sudah kembali ke tanah air untuk beristirahat, sebelum melanjutkan sesi latihan untuk penampilannya berikut. “Ia masih dalam masa pertumbuhan dan belum mencapai usia emasnya.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya