Liputan6.com, Wigan - Pemain muslim di Eropa mendapat tantangan ekstra untuk menjaga profesionalisme ketika Bulan Ramadan tiba. Mereka harus berusaha memberikan yang terbaik bagi klub mengandalkan perut kosong.Â
Waktu puasa di sebagian besar negara Eropa lebih panjang dibanding wilayah lain. Jika umat muslim di Asia hanya perlu menahan nafsu sekitar 12 jam setiap hari, waktu puasa di beberapa negara Eropa berkisar 16-20 jam.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kondisi itu, mayoritas pelatih menyerahkan keputusan kepada pemain untuk mengambil sikap. Namun, tidak sedikit pula meminta pemain menunda puasa selama Ramadan.
Namun, mantan penyerang Timnas Mesir Amr Zaki mengambil langkah lain ketika membela Wigan Athletic pada 2008/2009. Mendengar Steve Bruce, manajer Wigan kala itu, memintanya memilih puasa atau bermain, Zaki akhirnya berbohong.
Meski tetap berpuasa, dia mengaku hal sebaliknya kepada sang manajer. "Dia mengerti keputusan saya puasa. Namun dia tidak ingin menurunkan saya ketika melakukannya," ungkap Zaki, dilansir Goal.
"Saya memilih beribadah tapi tampil di beberapa pertandingan tanpa memberitahunya. Saya merasa tetap tampil baik dan tidak mengalami masalah," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tetap Bersina
Zaki tidak asal bicara. Menghadapi Newcastle United dengan perut kosong, dia sukses mencetak gol dan membantu tim meraih kemenangan 2-1.
"Semua orang sepertinya gembira dengan kontribusi saya di pertandingan tersebut," ungkap sosok yang gantung sepatu pada 2015 itu.
Advertisement