Wimbledon 2019: Roberto Bautista, Petenis Berhati Pesepak Bola

Roberto Bautista berhasil melaju ke babak semifinal Wimbledon 2019 usai mengalahkan Guido Pella 7-5, 6-4, 3-6, 6-3, Rabu (10/7/2019).

oleh Marco Tampubolon diperbarui 12 Jul 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2019, 18:00 WIB
Petenis asal Spanyol, Roberto Bautista
Petenis asal Spanyol, Roberto Bautista (AFP/Adrian Dennis)

Liputan6.com, Jakarta Roberto Bautista tampil memukau di ajang Wimbledon 2019. Petenis asal Spanyol melaju ke semifinal setelah berhasil mengalahkan Guido Pella 7-5, 6-4, 3-6, 6-3, Rabu (10/7/2019). 

Bautista tidak menyangka bisa melangkah sejauh itu. Petenis berusia 31 tahun itu sampai harus membatalkan pesta bujang yang sebelumnya direncanakan berlangsung di Ibiza. Dia batal mengikuti acara tersebut karena harus tampil melawan Novak Djokovic, Jumat ini. 

Roberto Bautista bukanlah wajah baru di dunia tenis. Pria kelahiran 14 April 1988 itu saat ini menempati rangking 22 dunia. Sepanjang kariernya, petenis asuhan Tomás Carbonell itusudah mengumpulkan 9 gelar ATP, termasuk Dubai Duty Free Championship 2018. 

Hanya nasib Bautista tidak terlalu menjanjikan di ajang bergengsi Wimbledon. Tahun ini menjadi prestasi terbaiknya setelah berhasil melangkah hingga ke babak semifinal. 

Seperti dilansir Marca, Bautista telah mengenal tenis sejak usia lima tahun. Itu setelah kakeknya mendaftarkan Bautista ke sekolah tenis di Spanyol, Castellon Tennis Club. 

Namun selain bermain tenis, Bautista ternyata sangat menyukai sepak bola. Dia bahkan tidak pernah lelah mencetak gol bersama tim usia muda Villarreal. Hanya saja, pada usia 14 tahun, Bautista dihadapkan pada posisi sulit, yakni memilih salah satu di antaranya. 

 

 


Berkostum Villarreal

Roberto Bautista Agut
Petenis Spanyol Roberto Bautista Agut merayakan kemenangan atas Guido Pella pada perempat final Wimbledon 2019. (AFP/Ben Stansall)

Sepak bola telah mencuri perhatiannya. Namun pilihan realistis harus diambil Bautista. Dia terpaksa memilih tenis yang telah memberkan sederet prestasi kepadanya. Di usia semuda itu, Bautista sudah menjadi juara nomor tunggal dan beregu pada kejuaraan Eropa. 

Roberto Bautista juga menjuarai Champion of MARCA's Young Promises dan the Junior Davis Cup. Dia kemudian dipromosikan oleh Federasi Tenis Spanyol ke Sant Cugat, lokasi pemusatan latihan bagi petenis seusianya. Namun tawaran ini ditolak oleh Bautista.  

Bautista kembali mencuri perhatian usai merebut medali emas Mediterranean Games in Pescara. Sayang di tengah karier yang menanjak, Bautista kehilangan kakeknya. Setahun kemudian, cobaan lain datang: Bautista juga harus ditinggal pergi oleh ibunda tercinta.

Selain tenis dan sepak bola, Bautista juga suka berkuda dan memelihara enam ekor di peternakannya. "Saya suka bersama mereka. Saya suka mendaki pegunungan," katanya. 

 


Anti-Diskriminasi

Petenis asal Spanyol, Roberto Bautista
Petenis asal Spanyol, Roberto Bautista lolos ke semifinal Wimbledon 2019 (AFP/Ben Stansall)

Di sisi lain, Roberto Bautista juga dikenal sebagai sosok yang perduli dengan sekitar. Dia dengan tegas menolak diskriminasi dan menunjukkan sikap penolakan terhadap pandangan antihomo dengan mengenakan tali berwarna saat tampil di Dubai. 

"Diskriminasi yang berdasarkan orientasi seks seharusnya tidak diperbolehkan dimanapun. Terutama di olahraga karena tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dipromosikan olahraga seperti partisipasi, rasa hormat, dan integrasi," ujar Bautista soal aksinya saat itu. 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya