Manchester- Peter Crouch menyindir Manchester United. Mantan striker Liverpool itu menyayangkan MU tidak memiliki skuat yang mumpuni meski dibeli dengan harga mahal.
Tujuh tahun terakhi, Manchester United bisa dikatakan cukup royal dalam belanja pemain. Mereka tidak segan keluar uang banyak untuk membeli pemain-pemain yang mereka inginkan.
Namun hingga saat ini skuat MU tidak kunjung menjadi penantang gelar yang serius. Dini hari tadi, mereka harus tumbang melawan Burnley di Old Trafford dengan skor 2-0.
Advertisement
Crouch mengaku tidak habis pikir bagaimana performa MU bisa begitu buruk meski punya banyak pemain mahal. "Statistik yang paling mengejutkan adalah skuat mereka berharga 100 juta pounds lebih mahal dari skuat Liverpool," buka Crouch kepada BT Sports.
Crouch tidak sungkan mengatakan bahwa skuat Manchester United saat ini begitu buruk. Ia bahkan menyebut bahwa skuat ini adalah salah satu yang terburuk sepanjang sejarah.
"Siapa sebenarnya yang membeli pemain-pemain ini? Mereka biasanya menghabiskan sekitar 30-40 juta pounds untuk membeli satu pemain saja."
"Skuat mereka saat ini adalah skuat terburuk mereka dalam 30 tahun terakhir. Lihatlah malam ini, lihatlah opsi yang mereka miliki di bangku cadangan, kualitasnya sangat tidak sebanding. Sungguh, ini keadaan yang menyedihkan buat Manchester United."
Video
Pemain yang Dibeli Malah Memberikan Kemunduran
Crouch menilai bahwa saat ini MUÂ memiliki perekrutan pemain yang sangat buruk. Untuk itu tim mereka mengalami kemunduran yang cukup parah dalam beberapa tahun terakhir.
"Saat ini tidak ada etos dalam tim mereka. Saya sudah tidak paham pemain seperti apa yang layak menjadi pemain MU."
"Sebagian besar pemain yang dibeli Manchester United dalam lima tahun terakhir membawa mereka mengalami kemunduran." ujarnya.
Fans Manchester United sendiri mulai gerah dengan kondisi yang dialami oleh timnya.
Belakangan ini mulai marak desakan untuk menuntut Keluarga Glazer dan juga Ed Woodward untuk mundur dari MU.
Â
Sumber asli: BT Sports
Disadur dari: Bola.net (Serafin Unus Pasi, published 23/1/2020)
Advertisement