Jakarta- Beberapa pemain sepak bola dikenal loyalitas tinggi pada klub yang dibelanya. Bahkan ada sejumlah pemain yang cuma bermain untuk satu klub.
Pemain berlabel sangat loyal itu antara lain Gary Neville, Ryan Giggs, Javier Zanetti, Paolo Maldini, hingga Francesco Totti. Mereka akhirnya menjadi simbol-simbol loyalitas di kancah sepak bola.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Seperti kehidupan yang harus seimbang, prinsip yang sama juga berlaku di sepak bola. Jika ada beberapa pemain yang loyal, maka ada pula sosok-sosok dicap tak setia, bahkan dilabeli pengkhianat.
Advertisement
Label pengkhiatan tentu saja tak disematkan begitu saja. Ada alasan kuat yang membuat suporter melabeli pemain sebagai seorang pengkhianat.
Di kancah sepak bola dunia, ada beberapa pemain bintang yang masuk daftar pemain yang paling dibenci fans karena dianggap berkhianat.
Siapa saja mereka? Berikut 14 pemain sepak bola yang dicap pengkhianat seperti dilansir dari berbagai sumber.
Â
Â
14. Fernando Torres
Fernando Torres tidak pindah ke klub yang menjadi musim terbesar Liverpool, yaitu Everton atau Manchester United. Tapi, dia menodai warisannya di Liverpool dengan pindah ke Chelsea pada 2011, di tengah musim yang buruk bagi The Reds.
Dia memang memberikan keuntungan yang besar karena Liverpool mendapatkan 50 juta pounds dari transfer tersebut. Namun, The Reds gagal menemukan pengganti yang sepadan dengan Torres.
Karier Torres di Chelsea tak berjalan mulus. Dia tak lagi menunjukkan ketajaman menakutkan seperti saat memperkuat Liverpool.
Jauh setelah itu, Torres mengakui kehidupan di Liverpool benar-benar lebih nyaman ketimbang di London bersama Chelsea.
Â
Â
Advertisement
13. Michael Owen
Berbeda dengan Torres, Michael Owen dianggap melanggar batas karena pindah ke Manchester United, yang merupakan rival tersengit Liverpool.
Pada akhir 1990-an hingga 2004, Owen menjadi pujaan fans The Reds, bahkan telah dilabeli legenda klub.
Dia sebenarnya tidak pindah langsung dari Liverpool ke MU, tapi tetap saja dianggap dosa besar. Owen sempat bertualang ke Real Madrid dan Newcastle United, sebelum mengiyakan pinangan Setan Merah pada 2009. Fans Liverpool benar-benar tidak bisa menerima dan mencapnya sebagai pengkhianat.
Di Manchester United, Owen lebih banyak melakoni peran sebagai pemain cadangan. Namun, tetap saja dia mencatatkan momen gemilang, satu di antaranya mencetak gol pada Derbi Manchester di musim 2009-2010. Di Old Trafford Owen juga berhasil mencicipi gelar yang tak didapatnya saat di Liverpool, yaitu trofi Premier League.
Â
12. Ian Wright
Sebelum Ian Wright didapuk sebagai legenda Arsenal, dia berstatus sebagai striker Crystal Palace dan sangat sukses di sana.
Dalam enam musim bersama klub tersebut, Wright mencetak 100 gol dalam 254 pertandingan. Namun, bukan kepindahannya ke Arsenal pada 1998 yang membuatnya dicap pengkhianat. Palace merupakan klub kecil pada 1991, sedangkan Arsenal klub raksasa.
Yang membuat dia dianggap pengkhianat, karena pada musim pertamanya bersama Arsenal, Wright merayakan golnya yang membuat Palace terdegradasi. Perbuatannya benar-benar tak termaafkan oleh fans Crystal Palace.
Â
Advertisement
11. Carlos Tevez
Alasan Carlos Tevez masuk daftar ini sangat jelas. Dia memilih meninggalkan Manchester United pada 2009 dan menyeberang ke Manchester City. Meskipun nilai transfernya cukup besar, 25,5 juta pounds, fans Setan Merah tidak senang.
Tapi, bukan hanya itu yang membuat Tevex dianggap pengkhianat. Pada awal kariernya dia juga sudah dicap pengkhianat oleh suporter Corinthians. Saat itu. dia menolak bermain karena ingin pindah ke luar negeri. Dia akhirnya benar-benar meninggalkan Corinthians dan pindah ke West Ham United.
Â
10. Luis Enrique
Pada awal kariernya saat jadi pemain, Luis Enrique merumput bersama Real Madrid. Setelah tiga musim bersama El Real, dia memilih merapat ke Barcelona seiring kontraknya yang kedaluarsa.
Kepindahan pada 2004 tersebut sebenarnya tidak terlalu memicu kehebohan. Alasannya, Enrique tak pernah menjadi pemain andalan di Real Madrid. Enrique hanya mencetak 18 gol sepanjang berkarier di Santiago Bernabeu. Real Madrid juga tidak menunjukkan minat serius untuk terus menahannya karena tak menyodorkan perpanjangan kontrak.
Tapi, tetap saja transfer dari Real Madrid ke Barcelona dianggap tabu. Fans Real Madrid juga hanya bisa meratap karena di Barcelona menjelma jadi mesin gol. Dia membukukan 90 gol dalam 300 penampilan bersama Barca, serta memenangi dua gelar La Liga, dua trofi Copa del Rey, satu Piala Super Spanyol, Piala Winners, dan Piala Super Eropa.
Â
Advertisement
9. Bernd Schuster
Pengkhianatan Bernd Schuster juga melibatkan transfer antara Real Madrid dan Barcelona. Setelah memperkuat Barcelona selama delapan musim dan menjadi tulang punggung tim, dia membuat suporter meradang karena hijrah ke Real Madrid pada 1988.
Sayangnya, Schuster tak terlalu moncer di Santiago Bernabeu. Namun, dia belum bosan memicu kontroversi. Kali ini, dia memicu kekesalan fans Real Madrid karena memilih menyeberang ke rival sekota mereka, Atletico Madrid pada 1990 pada usia 30 tahun.
Diego Maradona, Allan Simonsen and Bernd Schuster in Barcelona, season 1982/83. Photo: Sigfrid Casals pic.twitter.com/JOOZpwuRq0
— The Antique Football (@AntiqueFootball) December 15, 2014
Â
Â
8. Kenny Miller
Jika ada yang bisa menyaingi kentalnya rivalitas El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona, satu di antaranya adalah duel Old Firm antara Celtic dan Rangers. Persaingan kedua tim bukan sekadar duel di lapangan, tapi juga dipengaruhi berbagai faktor lain, termasuk politik.
Kenny Miller tampaknya melupakan fakta penting itu. Dia melakukan perpindahan di antara dua tim itu. Bukan hanya sekali, tapi dua kali. Awalnya dari Rangers ke Celtic, kemudian balik ke Rangers.
Pada akhirnya, fans Rangers memang tidak peduli dengan kepindahan itu karena Miller tampil spektakuler untuk mereka. Miller berperan penting mengantar Rangers meraih beberapa gelar di liga.
Won a league title with both Celtic and Rangers.Scored in the Old Firm for both clubs.Scored a professional goal in every season from 1998-2020.Scored goals in the top three divisions of Scotland, the top two of England, in the MLS & in Turkey.Kenny Miller - some career. pic.twitter.com/jjg7avmynM
— bet365 (@bet365) February 6, 2020
Â
Advertisement
7. Emmanuel Adebayor
Setelah meneken kontrak pada 2006 bersama Arsenal, Adebayor mencetak 62 gol dan menjadi salah satu properti panas di klub tersebut.
Namun, konflik internal berujung Adebayor ingin meninggalkan Arsenal pada 2008 dan memilih membelot ke Manchester City yang sedang mencuat karena menjelma jadi klub kaya raya.
Transfer itu sebenarnya tak memicu kemarahan fans Arsenal. Namun, semuanya berubah pada musim berikutnya. Gara-garanya adalah selebrasi kontroversial yang dilakukannya saat City berjumpa Arsenal. Dia sengaja berlari hampir setengah lapangan untuk berselebrasi meluncur dengan lututnya di depan fans Arsenal, yang saat itu bertindak sebagai tamu.
Tingkahnya itu memicu kemarahan suporter Arsenal. Label pengkhianat langsung melekat pada diri Adebayor.
Â
6. Ashley Cole
Pada 1999, pelatih Arsenal saat itu, Arsene Wenger, memberikan kepercayaan penuh kepada seorang pemain muda yang beroperasi di bek kiri, Ashley Cole. Sang pemain kemudian menjelma menjadi satu di antara tulang punggung tim saat menjuarai Premier League 2003-2004 dengan rekor tak terkalahkan.
Dua tahun berselang, Arsenal menyodorkan kontrak baru senilai 55 ribu pounds per pekan. Cole tak tertarik dan dengan cepat menyambar tawaran gaji senilai 90 juta pounds dari Chelsea.
Cole menikmati karier gemilang di Chelsea, termasuk menjuarai Liga Champions 2012. Di saat bersamaan, Arsenal mengalami puasa gelar. Fakta itu membuat fans Arsenal kesal terhadap Cole.
Â
Advertisement
5. Robin van Persie
Robin van Persie membela Arsenal selama dua musim dan telah memberikan segalanya, termasuk 30 gol di liga pada musim terakhirnya bersama The Gunners. Pemain Belanda itu juga dipercaya sebagai kapten tim.
Pada musim panas 2012, Van Persie memicu kemarahan fans Arsenal karena menerima tawaran membelot ke Manchester United. Saat itu, rivalitas Arsenal dan Manchester United masih sengit.
Van Persie langsung dicap sebagai pengkhianat. Fans Arsenal makin dongkol karena pada musim 2012-2013 Van Persie berhasil merengkuh gelar Premier League bersama Setan Merah. Itu merupakan gelar Premier League yang pertama bagi Van Persie.
Â
4. Ronaldo
Ronaldo Nazario akan selalu dikenang sebagai legenda sepak bola dunia yang mewariskan kenangan permainan indah. Namun, untuk urusan loyalitas kepada klub, dia bukan sosok anutan.
Meskipun tak pernah pindah langsung antarklub yang punya rivalitas sengit, pemain Brasil itu pernah bermain untuk Real Madrid dan Barcelona sekaligus. Dia juga pernah merumput di AC Milan dan Inter Milan.
Untuk melengkapi label pengkhianat yang melekat pada dirinya, Ronaldo pernah pindah ke Corinthians setelah berlatih beberapa bulan bersama Flamengo.
Â
Advertisement
3. Mo Johnston
Mo Johnston juga menjadi pengkhianat di tengah rivalitas Old Firm. Namun, dia tidak pindah langsung karena sempat merumput di Nantes selama dua tahun.
Johnston sebelumnya dilabeli sebagai pahlawan oleh fans Celtic karena mencetak lebih dari 50 gol selama periode 1984 hingga 198, serta memenangi gelar Liga Skotlandia dan Piala Skotlandia.
Setelah dua musim di Nantes, dia memutuskan ingin kembali ke Skotlandia. Tentu saja dia diprediksi kembali ke Celtic. Apalagi dia pernah mengucapkan janji setia. "Celtic adalah satu-satunya klub yang ingin saya bela," kata Johnston.
Namun, ia mengungkapkan mendapat tawaran kontrak yang lebih besar dari Rangers. Dia akhirnya meneken kontrak dengan Rangers.
Ternyata kepindahan itu memicu kemarahan fans kedua klub. Fans Ranger membakar syal klub dan mengancam tak akan membeli tiket musiman jika Jonhston tetap dibeli. Di sisi lain, fans Celtic mencap Johnston sebagai pengkhianat.
Namun, belakangan Johnston mampu mencuri hati fans Rangers. Dia mencetak 46 gol dalam 100 laga dan membantu tim memenangi dua titel liga serta Piala Skotlndia.
On this day in 1989, Mo Johnston signed for Rangers. pic.twitter.com/le3SEnuCWg
— Rangers Bible (@RangersBible_) July 10, 2019
Â
2. Luis Figo
Agak disayangkan satu di antara pemain terbaik dunia dunia itu dilabeli pengkhianat. Tapi, ketika Anda meninggalkan tim Anda menuju rival terbesar, julukan itu tak terhindarkan.
Kepindahan Luis Figo ke Real Madrid pada 2000 benar-benar tak termaafkan karena saat itu dirinya sangat dicintai fans Barcelona.
Tak heran, Figo berbalik jadi musuh utama suporter El Barca. Bahkan dia pernah dilempari kepala babi saat laga el clasico.
Â
Advertisement
1. Sol Campbell
Ketika kontrak kapten Tottenham Hotspur, Sol Campell, habis pada musim panas 2001, dia dikaitkan dengan banyak klub, serta yang paling mengejutkan adalah Arsenal. Bagaimana pun Arsenal adalah seteru berat Spurs.
Dia ditanya berulang kali apakah akan pindah. Responsnya selalu sama. "Saya bertahan."
Bahkan dia sempat diklaim mengatakan tak akan pindah ke Highbury. "Saya rasa akan membuat sedih seluruh fans Spurs jika saya pindah ke Arsenal, jadi saya tak akan pergi," kata Campbell.
Faktanya Campbell akhirnya pindah ke Arsenal. Fans Tottenham melabelinya sebagai Judas alias pengkhianat. Namun, Campbell mengklaim tak pernah menyatakan tidak akan pernah pindah ke Arsenal.
"Serius, apakah ada yang memiliki salinan artikel itu? Saya ingin melihatnya," kata Campbell saat wawancara dengan Four Four Two pada 2004. Bagaimana pun, fans Spurs benar-benar sulit memaafkannya.
Sumber: Sportkeeda, Four Four Two
 Disadur dari Bola.com
Â