Kenangan Pahit Jose Mourinho di Semifinal Liga Champions 2012

Semifinal Liga Champions 2012 menjadi kenangan pahit bagi Jose Mourinho.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 03 Mei 2020, 20:15 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2020, 20:15 WIB
Pep Guardiola dan 5 Pelatih dengan Gaji Tertinggi di 2019/20
Jose Mourinho (23 juta euro) - Mourinho dikenal dengan taktiknya yang jitu meski tim dalam kondisi sulit. Berkat kemampuannya ini Mou mendapatkan bayaran 23 juta euro setahun di Tottenham. (AFP/Ben Stansal)

London - Jose Mourinho punya kenangan pahit di semifinal Liga Champions 2012,. Saat itu, Real Madrid yang dilatih Mourinho gagal melangkah ke final setelah didepak Bayern Munchen. 

El Real kalah 1-2 pada leg pertama. Harapan Real Madrid melenggang ke final tampak akan terbuka ketika Cristiano Ronaldo melesakkan dua gol pada leg kedua. Tapi harapan untuk melaju tertunda ketika Arjen Robben menyamakan skor. Laga tersebut harus dilesaikan dengan adu penalti. 

Peruntungan Los Blancos benar-benar habis pada adu tos-tosan. Mendapat dukungan penuh suporter di Santiago Bernabeu, Real Madrid malah takluk 1-3. Kaka dan Sergio Ramos gagal menunaikan tugas dengan sempurna. Harapan melangkah ke partai puncak pupus sudah.  

Kekalahan tersebut begitu menyesakkan bagi Jose Mourinho. Musim itu Real Madrid memang berhasil menyabet gelar La Liga dengan berkelas. Tapi, tetap saja kegagalan di Liga Champions menorehkan luka mendalam bagi Mourinho. 

Pelatih asal Portugal tersebut bahkan mengaku menangis di dalam mobil saat perjalanan pulang dari stadion.   

"Itulah sepak bola. Cristiano, Kaka, Sergio Ramos. Mereka adalah tiga monster di sepak bola. Tak ada keraguan tentang itu. Tetapi mereka juga manusia. Malam itu satu-satunya momen saya menangis setelah pertandingan sepak bola," kata Mourinho, seperti dilansir Mirror, Sabtu (2/5/2020). 

"Saya mengingatnya dengan baik. Saya da  Aitor Karanka  memarkir mobil di depan rumah saya, kemudian menangis. Sangat sulit menerima kekalahan itu karena pada musim 2011-202 kami adalah tim terbaik di Eropa," imbuh Jose Mourinho 

 

 

 

 
 

Tak Terbendung di La Liga

Jose Mourinho Resmi Gantikan Pochettino di Tottenham Hostpur
Jose Mourinho saat menangani Real Madrid. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Jose Mourinho pantas kecewa berat. Saat itu, harapan berjaya di Eropa membumbung tinggi karena sepak terjang Real Madrid di La Liga benar-benar tak terbendung. Itu menjadi gelar La Liga yang kedua bagi Mourinho bersama Los Blancos. 

Real Madrid membukukan 100 poin pada musim itu, serta mencetak rekor untuk torehan gol terbanyak. El Real juga mencatatkan poin tandang terbanyak. 

Jose Mourinho puas kembali menjadi kampiun La Liga bersama Real Madrid karena mengukirkan catatan emas di buku sejarah selalu menjadi ambisinya. 

"Itu menjadi hattrick saya, jika mengesampingkan karier saya di Portugal. Saya ingin memenangi liga di Inggris, Italia, dan Spanyol. Saya masih satu-satunya pelatih yang pernah melakukan itu," imbuh mantan pelatih Chelsea, Inter Milan, dan Manchester United itu.  

Jose Mourinho sempat kembali dihubungkan dengan kemungkinan kembali ke Santiago Bernabeu pada awal musim ini sebelum memutuskan menerima pinangan Tottenham Hotspur. 

Sejak Mourinho gagal mempersembahkan trofi Liga Champions pada 2012, Real Madrid telah menang empat kali lagi. Sekali bersama Carlo Ancelotti dan tiga kali lainnya di bawah tangan dingin Zinedine Zidane. 

Sumber: Mirror

Disadur dari: Bola.com (penulis/editor, Yus Mei Sawitri, published 3/5/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya