5 Tendangan Kungfu di Sepak Bola, Sasarannya Lawan dan Suporter

Tendangan kungfu Rebic menghujam dada Danilo pada semifinal Coppa Italia.

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 14 Jun 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2020, 19:00 WIB
Ante Rebic, Hariono dan Eric Cantona
Ante Rebic, Hariono dan Eric Cantona. (Bola.com/Dody Iryawan)

Jakarta - Penyerang AC Milan Ante Rebic membuat cerita pada semifinal Coppa Italia melawan Juventus. Dia menerjang bek lawan Danilo bak atlet kungfu.

Tendangan kungfu Rebic tersebut menghujam dada Danilo. Untungnya, pemain asal Brasil tersebut tidak mengalami cedera dan masih bisa melanjutkan pertandingan.

Sialnya, tendangan kungfu Rebic tersebut merugikan AC Milan. Pemain asal Kroasia itu langsung diusir wasit keluar lapangan padahal pertandingan baru berjalan 16 menit.

Tendangan kungfu umumnya dilancarkan oleh pemain secara tidak sengaja. Namun, para pemain juga terlalu terburu-buru ingin merebut bola yang masih berada di udara.

Selain Rebic, masih ada sejumlah pemain sepak bola yang terkenal dengan tendangan kungfu. Berikut Bola.com merangkumnya:

Hariono

Bola.com Persib Bandung Hariono
Gelandang Persib, Hariono, saat laga Torabika Soccer Championship 2016 melawan Sriwijaya FC di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Sabtu (30/4/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Tendangan kungfu Hariono sempat populer pada 2019. Saat masih membela Persib Bandung, gelandang berusia 34 tahun itu melancarkan terjangan kepada Matias Conti.

Namun, wasit hanya mengganjar Hariono dengan kartu kuning. Aksi Hariono akan selalu diingat sebagai tendangan kungfu brutal di sepak bola Indonesia.

Eric Cantona

6 Pemain Prancis yang Jadi Predator Ganas di Premier League
Eric Cantona - Cantona menjadi pemain andalan Manchester United pada era 90an. Selama berkarier di Premier League, Cantona telah mecetak 70 gol. (AFP/Gerry Penny)

Tendangan kungfu di sepak bola dipopulerkan oleh aksi legenda Manchester United, Eric Cantona. Pada 1995, pesepak bola asal Prancis itu melancarkan tendangan kungfu aneh.

Bukan diarahkan ke pemain lawan dengan maksud merebut bola, Cantona malah memamerkan aksinya tersebut ke suporter Crystal Palace. Pria yang kini banting setir menjadi aktor ini kesal karena diejek sang suporter setelah diusir wasit lantaran melanggar Richard Shaw.

Nigel de Jong

Sergio Ramos dan Pemain Paling Kasar di Liga Eropa
Nigel De Jong - Nigel De Jong adalah pemain kasar yang pernah ada dalam sejarah sepakbola. Kontroversi yang paling diingat oleh public adalah saat De Jong melayangkan tendangan kungfu pada Xabi Alonso di final Piala Dunia 2010 lalu. (AFP/Carl De Souza)

Tendangan kungfu Nigel de Jong kepada Xabi Alonso juga menjadi aksi yang paling diingat dalam dunia sepak bola.

Saat itu di Piala Eropa 2008, De Jong yang berseragam Timnas Belanda, bermaksud untuk merebut bola yang masih berada di udara. Tiba-tiba, Xabi Alonso, pemain Timnas Spanyol, datang untuk mengamankan bola.

Terjangan kungfu De Jong ke dada Xabi tidak terhindarkan. Namun, pemain berkepala plontos itu hanya mendapatkan kartu kuning dari wasit.

Nani

Jose Mourinho
Jose Mourinho saat menunjukkan simpati kepada Nani ketika Real Madrid menghadapi Manchester United, di Old Trafford, 2013.

Manchester United tengah di atas angin saat mengarungi babak 16 besar Liga Champions 2012-2013. Bertemu Real Madrid dalam dua laga, tim berjulukan Setan Merah itu berhasil menahan Los Blancos dengan skor 1-1 pada leg pertama yang digelar di Santiago Bernabeu.

Saat melakoni partai kedua, Manchester United kian dekat ke babak perempat final setelah unggul 1-0 pada menit ke-48 akibat gol bunuh diri Sergio Ramos. Namun, delapan menit kemudian, petaka buat Setan Merah datang.

Nani diganjar kartu merah langsung oleh wasit setelah melancarkan tendangan setengah kungfu kepada bek Real Madrid, Alvaro Arbeloa. Setelah winger asal Portugal itu keluar, Manchester United tampil kelabakan dan kebobolan dua gol.

Agregat pun menjadi 3-2 untuk kemenangan Real Madrid, dan Manchester United tersingkir di babak 16 besar Liga Champions 2012-2013.

 

Disadur dari: Bola.com (Penulis: Muhammad Adiyaksa/Editor: Benediktus Gerendo Pradigdo, published 14/6/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya