Hujan Es Terjang Surabaya, Ini Penjelasan BMKG

F​enomena alam berupa hujan es terjadi di sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/2/2022). Hujan es yang bersamaan dengan hujan deras disertai angin kencang juga dilaporkan terjadi di wilayah Madiun, Nganjuk, hingga Kediri.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 21 Feb 2022, 19:20 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2022, 19:20 WIB
Hujan es mengguyur sejumlah wilayah di Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Hujan es mengguyur sejumlah wilayah di Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena hujan es di sebagian wilayah Jawa Timur terjadi karena pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang signifikan.

"Hujan es umumnya dapat terjadi dari sistem awan kumulonimbus yang menjulang tinggi dengan kondisi labilitas udara yang signifikan, sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar," ujar Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin.

F​enomena alam berupa hujan es terjadi di sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/2/2022). Hujan es yang bersamaan dengan hujan deras disertai angin kencang juga dilaporkan terjadi di wilayah Madiun, Nganjuk, hingga Kediri.

Miming menjelaskan, fenomena downdraft kuat (aliran massa udara turun dalam sistem awan) yang terjadi di sistem awan kumulonimbus, terutama pada saat fase matang, dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran cukup besar. Es tersebut turun hingga ke dasar dan keluar dari awan menjadi fenomena.

"Kecepatan downdraft dari awan kumulonimbus tersebut cukup signifikan, sehingga dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, bahkan sampai jatuh ke permukaan bumi masih dalam bentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es," ujar Miming.

 

Himbauan BMKG

Hujan Es di Surabaya
Hujan Es di Surabaya

Ia menjelaskan fenomena angin kencang yang terjadi biasanya juga beriringan dengan adanya hujan es.

BMKG mengimbau masyarakat diminta waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem, seperti hujan es, puting beliung (waterspout), hujan lebat disertai petir dan angin kencang hingga Maret-April mendatang.

Rusak Rumah Warga

Bongkahan Es di Puncak Gunung Slamet
Baru-baru ini, jagat media sosial dihebohkan video seorang pendaki yang menemukan bongkahan es di puncak Gunung Slamet (3.428 mdpl). Video berdurasi 58 detik itu menampilkan bongkahan es dari hujan es yang rurun sebelumnya.

Hujan es mengguyur wilayah Surabaya. Berdasarkan pantauan, beberapa tempat yang kejatuhan es di antaranya, Lakarsantri, Wiyung, Manukan, Kebraon, Wonokromo hingga Tandes.

"Iya benar, hujan es. Rumahku di daerah Wiyung hujan es, rumah mertuaku di daerah Kebraon juga hujan es. Bahkan atap rumah mertua sampai jebol," ujar warga Wiyung Surabaya, Aida, kepada Liputan6.com, Senin (21/2/2022).

Hal senada juga disampaikan warga Tubanan Baru, Kelurahan Karang Poh, Kecamatan Tandes, Lilin Andriani yang mengatakan, hujan es ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Ia mengaku kaget dengan fenomena hujan es di rumahnya.

“Waktu itu saya di dalam rumah saat hujan, kok tiba – tiba terdengar seperti benda berjatuhan di atas genteng waktu saya keluar rumah ternyata ada hujan es,” ucapnya.

Infografis

Infografis Hujan Ekstrem dan Banjir, Sukabumi, Bogor, Jakarta. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hujan Ekstrem dan Banjir, Sukabumi, Bogor, Jakarta. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya