Hujan Es yang Fenomena Menakjubkan, Simak Ragam Fakta di Baliknya

Kenali fakta di balik hujan es, fenomena alam menakjubkan sekaligus berbahaya yang sering terjadi saat peralihan musim di Indonesia. Pelajari penyebab, proses terbentuknya, dan cara menghadapinya!

oleh Pebrianto Eko Wicaksono Diperbarui 12 Mar 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 13:00 WIB
Hujan es dan belalai air
Hujan es dan angin puting beliung berbentuk belalai air mengegerkan warga Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Selasa, 27 Februari 2018, sekitar pukul 17.00 Wita. (Foto: Istimewa/Fauzan/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta- Pernahkah Anda mengalami hujan es? Fenomena alam yang satu ini memang menakjubkan, tetapi juga sedikit menakutkan. Bayangkan, butiran es yang jatuh dari langit seperti peluru kecil, dapat merusak properti dan membahayakan keselamatan. Hujan es biasanya terjadi secara tiba-tiba, seringkali disertai hujan deras, petir, dan angin kencang.

Lalu, bagaimana sebenarnya hujan es terbentuk dan apa penyebabnya?

Hujan es bermula dari awan Cumulonimbus (Cb), jenis awan konvektif yang menjulang tinggi. Awan ini terbentuk karena adanya pola konvektifitas signifikan di atmosfer, di mana udara hangat dan lembap naik ke atas, mendingin, dan membentuk tetesan air. Proses selanjutnya melibatkan mekanisme kompleks di atmosfer. Udara yang naik membawa uap air ke ketinggian dengan suhu sangat dingin, sehingga uap air tersebut membeku menjadi partikel es.

Proses pembentukan butiran es ini melibatkan pergerakan udara naik dan turun (updrafts dan downdrafts) di dalam awan Cb. Partikel es bercampur dengan air super dingin, dan proses turbulensi ini membuat butiran es semakin membesar. Ketika butiran es terlalu berat untuk diangkat oleh aliran udara naik, akhirnya ia jatuh ke bumi sebagai hujan es. Peristiwa ini lebih sering terjadi saat peralihan musim, seperti yang dijelaskan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.

Caranya mudah:

* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse

* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”

* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”

* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya

 

Promosi 1

Mengenal Lebih Dekat Proses Terjadinya Hujan Es

Hujan Es
Warga Sleman, Yogyakarta, tepatnya di sepanjanag Jalan Kaliuran hingga Jalan Monjali dikejutkan dengan hujan ekstrem yang sertai butiran es terjadi pada Selasa sore (11/3/2025). (Liputan6.com/ Hendro Ary Wibowo)... Selengkapnya

Proses terjadinya hujan es sebenarnya cukup rumit. Pertama, udara hangat dan lembap naik ke atas, mengalami pendinginan, dan membentuk tetesan air. Tetesan air ini kemudian membeku menjadi kristal es di ketinggian tertentu, di mana suhu di bawah titik beku. Kristal es ini kemudian bertumbukan dengan tetesan air super dingin lainnya, sehingga semakin membesar.

Proses ini berulang hingga butiran es mencapai ukuran yang cukup besar dan berat, sehingga tidak dapat lagi ditopang oleh arus udara naik. Inilah yang menyebabkan butiran es jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan es. Proses ini membutuhkan kondisi atmosfer yang spesifik, termasuk adanya arus udara naik yang kuat dan suhu yang sangat dingin di ketinggian tertentu.

Perbedaan utama antara hujan es dan hujan biasa terletak pada proses pembentukannya. Hujan biasa terjadi ketika tetesan air jatuh dari awan dalam kondisi suhu udara hangat, sedangkan hujan es melibatkan pembekuan air di dalam awan menjadi es sebelum jatuh ke bumi. Hujan es juga biasanya disertai dengan fenomena cuaca ekstrem lainnya, seperti hujan deras, petir, dan angin kencang, tidak seperti hujan biasa.

Mengapa Hujan Es Lebih Sering Terjadi Saat Peralihan Musim?

BMKG menjelaskan bahwa hujan es di Indonesia lebih sering terjadi pada saat peralihan musim. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang sangat besar dan padat. Kondisi atmosfer yang tidak stabil selama peralihan musim menciptakan kondisi yang ideal untuk pembentukan awan Cb dan proses pembentukan hujan es.

Peralihan musim ditandai dengan perubahan suhu dan kelembapan yang signifikan. Udara hangat dan lembap yang naik secara cepat menciptakan arus udara naik yang kuat, yang merupakan faktor penting dalam pembentukan hujan es. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan saat peralihan musim.

Selain itu, lapisan pembekuan yang lebih rendah dari normal (lower freezing level) juga berperan penting dalam proses pembentukan hujan es. Lapisan pembekuan yang lebih rendah memungkinkan proses pembekuan terjadi lebih dekat ke permukaan bumi, sehingga butiran es memiliki waktu yang lebih lama untuk tumbuh dan menjadi lebih besar sebelum jatuh.

Memahami proses terjadinya hujan es sangat penting, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan cuaca ekstrem. Dengan memahami penyebab dan karakteristik hujan es, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi fenomena cuaca ini di masa mendatang.

Kesimpulannya, hujan es merupakan fenomena alam yang kompleks dan menarik. Memahami proses pembentukannya, penyebabnya, dan kondisi atmosfer yang menyertainya dapat membantu kita lebih siap menghadapi potensi bahaya yang ditimbulkannya. Penting untuk selalu memantau prakiraan cuaca dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk mengurangi risiko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya