Mantan Pemilik Crystal Palace Kecam Roman Abramovich: Kehadirannya Musibah untuk Sepak Bola Inggris

Roman Abramovich berniat menjual Chelsea sebagai buntut dari perang Rusia-Ukraina.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 08 Mar 2022, 14:30 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2022, 14:30 WIB
Chelsea
Pemilik Chelsea, Roman Abramovich merayakan pesta juara Liga Inggris di stadion Stamford Bridge, london, (21/5). Pesta besar digelar oleh Chelsea usai mengalahkan Sunderland dengan skor 5-1. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Liputan6.com, Jakarta Invasi militer Rusia terhadap Ukraina telah mencoreng nama pemilik Chelsea, Roman Abramovich. Taipan asal Negeri Beruang Merah itu bahkan dicap sebagai musibah terburuk bagi Liga Inggris. 

Abramovich seperti diketahui ingin menjual Chelsea yang dibelinya pada tahun 2003 lalu. Langkah ini diambilnya menyusul ancaman sanksi pembekuan aset yang dilontarkan pemerinah Inggris sebagai buntut dari serangan yang dilakukan oleh tentara Rusia terhadap tetangganya, Ukraina belakangan ini.

Abramovich sebenarnya telah memantah memiliki hubungan erat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang memerintahkan perang terhadap Ukraina. Meski demikian, pria berusia 55 tahun tersebut juga khawatir bakal kehilangan aset berharga yang telah dimilikinya sejak tahun 2003 tersebut. 

Sebelumnya, Abramovich telah melepas pengelolaan Chelsea ke orang kepercayaannya. Selanjutnya dia tengah menunggu calon pembeli yang bersedia mengambil alih tim yang dijuluki The Blues itu. 

Sejumlah media di Inggris menyebut, Abramovich berniat menjual Chelsea seharga 3 Miliar Poundsterling dan sudah ada 10 calon pembeli yang berniat mengambil alih tim asal London itu. Hanya saja, Abramovich mengajukan dua syarat bagi pemilik baru, yakni pemilik barus tetap mendanai skuad The Blues, serta melanjutkan pembangunan kembali rumah mereka di Stamford Bridge.

 

Bawa Pengaruh Buruk

Foto: Deretan Trofi Bergengsi Chelsea Era Roman Abramovich
Sejak mendapat kucuran dana segar dari Roman Abramovich Chelsea menjelma menjadi raksasa Liga Inggris. Dengan bermaterikan pemain berlabel bintang The Blues mampu menjuarai Premier League sebanyak lima kali yakni pada 2005, 2006, 2010, 2015, 2017. (AFP/Carl De Souza)

Mantan manajer Crystal Palace, Simon Jordan menyambut baik rencana penjualan Chelsea. Sebab, menunrutnya, kehadiran Abramovich telah menghadirkan bencana bagi sepak bola Inggris. 

"Minggu lalu orang-orang mengaitkan evolusi Liga Premier, dengan Roman Abramovich,” katanya dalam salah satu acara radio seperti dilansir dari talkSPORT belum lama ini.

"Dengan segala hormat, dengan pengecualian Chelsea, Roman Abramovich adalah salah satu hal terburuk yang bisa terjadi pada sepak bola Inggris," ujar Simon menambahkan. 

Abramovich seperti diketahui membeli Chelsea pada tahun 2003 lalu dengan harga 140 juta poundsterling. Lewat suntikan dana yang melimpah, Abramovich mampu mendongkrak perstasi tim dan menjadikan The Blues meraih kesukesan terbesar sepanjang sejarah perjalanan klub. 

Namun bagi Jordan yang pernah menjadi pimpinan Crystal Palace pada 2000 hingga 2010 tidak sejalan dengan pendekatan Abramovich. Menurutnya, kekuatan uang yang menjadi pijakan bagi perjalanan The Blues selama ini telah merusak tatanan sepak bola Inggris secara keseluruhan. 

 

Komentar Jordan

Foto: Deretan Trofi Bergengsi Chelsea Era Roman Abramovich
Gelar Piala Liga Inggris musim 2005 menjadi trofi pertama Chelsea di bawah kepemimpinan Roman Abramovich. Mereka menyabet tiga Piala Liga Inggris pada tahun 2005, 2007 dan 2015. (AFP/Ben Stansall)

"Apa yang Anda lakukan [di Chelsea] adalah menciptakan hiperinflasi. Anda mungkin telah memecah duopoli, Anda mungkin telah menghentikan pembangkit tenaga, Manchester United dan Arsenal untuk jangka waktu tertentu. Itu akan tetap terjadi karena model kepemilikan berubah," kata Jordan.

"Apa yang Anda lakukan adalah mengubah lanskap dengan membuat sepak bola sangat tidak layak secara finansial karena alasan Anda sendiri. Orang-orang melihat orang-orang ini membeli klub sepak bola seperti Man City, seperti Newcastle, seperti Chelsea, dan melihat kepemilikannya," sambungnya.

"Orang-orang ini tidak membeli klub sepak bola ini karena mereka mencintai klub sepak bola, mereka membelinya karena mereka ingin mendapatkan polis asuransi jiwa dari kecenderungan politik."

Menurut Jordan, langkah Abramovich belakangan telah diikuti oleh taipan-taipan lain. Salah satunya adalah Newcastle yang baru saja dibeli oleh konsorsium asal Arab Saudi. Menurut pandangan Jordan, pembelian The Magpies juga sangat kental nuansa politik bersih-bersih citra negara di luar negeri. 

"Mereka ingin mencuci lewat olahraga, mereka ingin melegitimasi sebuah rezim seperti Newcastle. Mereka ingin memiliki situasi di mana mereka punya klub Inggris kami dan kami duduk di sana dan berpikir 'itu hebat', dan penerima manfaat utamanya adalah agen dan pemain," beber Jordan. 

 

Suporter Chelsea Dikecam

Sementara itu, kritik juga disampailan kepada fans Chelsea yang terkesan melindungi Abramovich. Itu setelah suporter The Blues meneriakkan nama Abramovich pada momen semenit penghormatan terhadap korban perang di Ukraina jelang duel Chelsea melawan Brunley di Turg Moor, Sabtu lalu.  

Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel sangat tidak senang dengan sikap fansnya itu. Dia dengan tegas mengutuk sikap yang tidak berempati tersebut. Kritik keras juga disamapikan oleh Wakil Perdana Menteri Inggris, Dominic Raab. "Saya fans Chelsea, dan saya pikir ini benar-benar salah," katanya.

"Itu adalah sikap dari minoritas fans Chelsea. Dan saya pikir, langkah Thomas Tuchel keluar dan menyatakan ketidaksukaannya terhadap nyanyian itu sudah tepat," beber Raab menambahkan. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya