Liputan6.com, Manila - Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie harus mengakui keunggulan jagoan Malaysia Lee Zii Jia pada final Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2022. Jojo takluk 17-21, 21-23 di Muntinlupa Sports Complex, Manila, Filipina, Minggu (1/5/2022).
Kedua pemain bergantian berebut angka, sebelum Lee meraih empat poin beruntun untuk unggul 7-4. Jojo sempat memangkas defisit, sebelum Lee menutup interval di 11-9.
Jojo terus melawan hingga menyamakan skor 13-13. Namun, dengan smash kerasnya, Lee memetik enam angka berturut-turut. Dia lalu mengamankan gim pembuka.
Advertisement
Dengan misi memaksa rubber, Jojo melesat 3-0 sebelum Lee memutar skor 5-4. Kedua pemain lalu terlibat duel ketat dan bergantian meraih nilai.
Jojo dalam keadaan terdesak karena tertinggal 16-19. Namun, dia sukses memutar skor 20-19. Sayang Jojo gagal memanfaatkan keunggulan dan akhirnya takluk dalam keadaan deuce.
Meski gagal memenangkan Badminton Asia Championship 2022, Jojo tetap dalam performa bagus. Dia masuk final di tiga turnamen terakhir yang diikuti dan memenangkan Swiss Open.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Rekor Pertemuan
Sebelum Kejuaraan Asia, Jojo tercatat telah empat kali menekuk Lee Zii Jia di turnamen-turnamen sebelumnya. Kemenangan pertama Jojo diraih di babak 16 besar Malaysia Masters 2018. Sempat tertikung dengan 19–21 di game pertama, Jonatan Christie membungkam wakil tuan rumah dengan 21–14 dan 21–15 di dua game selanjutnya.
Di level grup, Jojo juga berhasil menuntaskan perlawanan Lee. Keduanya sempat bertemu kala Indonesia melakoni babak perempat final Thomas Cup 2018 kontra Malaysia.
Turun di pos kedua tunggal putra, Jonatan Christie unggul atas Lee Zii Jia dengan 21–15, 11–21, dan 21–13. Kemenangan tersebut membuat Indonesia sukses menekuk Malaysia lewat empat partai, dengan kedudukan 3–1.
Tren positif Jonatan Christie kembali berlanjut pada 2019. Tunggal putra kelahiran Jakarta ini membuktikan dominasinya atas Lee Zii Jia usai menang straight game 21–9 dan 21–17 di babak 32 besar Swiss Open.
Tak sampai sebulan berselang, Jonatan Christie lagi-lagi menekuk pemain yang setahun lebih muda darinya itu dengan skor telak 21–13, dan 21–12 di putaran kedua Singapore Open 2019.
Sayangnya, pertemuan terakhir antara kedua pemain tak berbuah hasil baik bagi kubu Jonatan Christie. Salah satu tunggal putra andalan Indonesia ini tunduk dari Lee Zii Jia lewat dua game langsung, 15–21 dan 13–21, di babak pertama All England 2020.
Kemenangan tersebut tak pelak menjadi catatan apik buat Lee. Pasalnya, ia berhasil merevans empat kekalahan beruntun dari Jonatan Christie di turnamen bulu tangkis bergengsi dunia. Setahun setelahnya, Lee Zii Jia kian mengalami perkembangan pesat.
Pemain kelahiran tahun 1998 itu bahkan sukses keluar sebagai kampiun All England 2021, usai menekuk pebulu tangkis Denmar, Viktor Axelsen, di babak final. Adapun Lee Zii Jia kini bertengger di peringkat 7 dunia.
Dilansir dari situs resmi BWF World Rangkings pada Sabtu (30/4/2022), tunggal putra asal Malaysia itu unggul satu setrip dari Jonatan Christie yang bakal menjadi lawannya di final Kejuaraan Asia 2022.
Advertisement
Gelar di Ganda Putra
Indonesia sebelumnya merebut gelar melalui ganda putra Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. Mereka menaklukkan wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik 23-21, 21-10.
Ini adalah gelar ketiga bagi Pram/Yere. Sebelumnya mereka memenangkan Spain Masters 2021 dan Belgian International 2021.
Pram/Yere juga mengakhiri paceklik titel Indonesia di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia. Sebelumnya penghargaan terakhir dimenangkan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Indonesia juga merebut gelar pertama di ganda putra sejak Markis Kido/Hendra Setiawan berjaya pada 2009.
Jalan Pertandingan
Kedua pasangan dengan cepat bergantian merebut poin. Tidak ada reli panjang terjadi. Chia/Soh lebih dominan dan rata-rata selalu memimpin 1-2 angka. Superioritas mereka meningkat dengan meningkatkan keunggulan 12-7.
Pram/Yere mampu bangkit dan menyamakan 18-18. Mereka bahkan memimpin pertama kali di gim pertama dengan unggul 20-19. Meski Chia/Soh memberi perlawanan, Pram/Yere akhirnya mengamankan gim pembuka 23-21.
Peringkat 22 dunia itu melanjutkan momentum di gim kedua. Pram/Yere tancap gas untuk unggul 5-1. Pram/Yere terus melesat 8-2 sebelum menutup interval 11-6.
Keduanya terus memimpin 14-8, 18-9, hingga akhirnya memastikan gelar.