OJK Buka Jalan Buyback Saham Tanpa RUPS: Investor Diimbau Tetap Tenang

OJK menyatakan kebijakan buyback saham tanpa RUPS bertujuan memberikan fleksibilitas bagi emiten untuk menstabilkan harga saham

oleh Tira Santia Diperbarui 11 Apr 2025, 11:15 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 11:15 WIB
OJK Buka Jalan Buyback Saham Tanpa RUPS: Investor Diimbau Tetap Tenang
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar. (Foto: tangkapan layar/Tira Santia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengungkapkan, alasan di balik keputusan OJK yang memberikan izin kepada perusahaan tercatat (emiten) untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) tanpa harus melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Kebijakan ini diterbitkan menyusul kondisi pasar modal yang mengalami fluktuasi signifikan. Dalam rangka menjaga stabilitas pasar dan memberikan ruang gerak yang lebih fleksibel kepada emiten, OJK menetapkan aturan buyback saham tanpa RUPS sebagaimana tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 13 Tahun 2023.

"Sehubungan dengan kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan OJK menerbitkan kebijakan pelaksanaan pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh perusahaan terbuka dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan atau buyback saham tanpa melalui RUPS sebagaimana diatur dalam POJK 13 tahun 2023," kata Mahendra dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan, secara virtual, Jumat (11/4/2025).

Kebijakan ini bertujuan memberikan kemudahan bagi emiten untuk menjaga kestabilan harga saham di tengah volatilitas pasar yang tinggi, sekaligus meningkatkan kepercayaan investor.

"Kebijakan buyback saham tanpa RUPS bertujuan memberikan fleksibilitas bagi emiten untuk menstabilkan harga saham dalam kondisi volatilitas tinggi, serta meningkatkan kepercayaan investor yang kami perhatikan akan dilaksanakan program buyback itu dalam waktu dekat," jelasnya.

Lebih lanjut, kata Mahendra, OJK juga mencermati sejumlah emiten berencana segera melaksanakan program buyback dalam waktu dekat.

Tak hanya itu, OJK juga mengumumkan penundaan pelaksanaan pembiayaan transaksi short selling oleh perusahaan efek. Penundaan ini akan berlaku selama enam bulan, sebagai bagian dari upaya menjaga kestabilan pasar secara keseluruhan.

"OJK juga melakukan penundaan implementasi pembiayaan transaksi short selling oleh perusahaan efek yang berlaku sampai dengan 6 bulan," pungkasnya.

 

IHSG Sempat Anjlok Usai Libur Lebaran 2025, Investor Ritel Tetap Tenang Hadapi Gejolak

OJK Terapkan Kebijakan Buyback Saham Tanpa RUPS
Opsi kebijakan buyback tanpa RUPS merupakan salah satu kebijakan yang sering dikeluarkan di sektor pasar modal dan dapat meningkatkan fleksibilitas harga saham. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami koreksi tajam sekitar 9% pada hari pertama pembukaan setelah libur Lebaran, tepatnya, Selasa, 8 April 2025 membuat banyak investor terkejut dengan pembalikan sentimen pasar yang begitu cepat.

Namun, bagi sebagian investor ritel berpengalaman, kondisi tersebut justru menjadi peluang emas untuk menata ulang strategi investasi di tengah ketidakpastian global yang kian meningkat.

Salah satu investor ritel yang juga seorang pegawai swasta di Jakarta, Bayu menuturkan pengalamannya menghadapi gejolak tersebut. Alih-alih panik dan menjual saham dalam kondisi rugi, ia memilih untuk tetap tenang dan mengevaluasi fundamental dari emiten-emiten yang dimiliki.

"Saya cek dulu, ini emiten turun karena sentimen global atau memang ada masalah dalam laporan keuangannya. Kalau turunnya cuma karena efek domino pasar, justru itu kesempatan buat beli di harga diskon,” ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis (10/4/2025)

Beberapa saham bluechip menjadi incarannya karena dinilai memiliki kinerja solid dan daya tahan yang baik terhadap tekanan eksternal.

Sementara itu, Kristi (41), karyawan swasta yang juga investor saham tidak terlalu panik saat bursa saham bergejolak. Salah satu alasannya karena penempatan dana di saham tidak terlalu besar. Ia menilai, saat harga saham turun jadi kesempatan untuk beli dengan harga murah, jika ada dananya.

"Saya mainnya sedikit banget. Jadi kalau bursa saham bergejolak, paling pilih-pilih saham bagus terus beli,” ujar Kristi.

Strategi yang Digunakan

OJK Terapkan Kebijakan Buyback Saham Tanpa RUPS
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan penetapan kondisi pasar yang fluktuatif signifikan berlaku selama enam bulan sejak tanggal dikeluarkan, yaitu 18 Maret 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Menghadapi kondisi yang penuh tantangan, Bayu mengadopsi strategi yang adaptif. Ia memperkuat portofolionya di sektor-sektor serta mengurangi eksposur terhadap saham-saham dengan ketergantungan impor tinggi. Tak hanya itu, ia juga mulai mengalokasikan sebagian asetnya ke instrumen investasi lain yang lebih minim risiko dibandingkan saham.

"Kalau tensi perdagangan global makin tinggi, bisa rotasi sebagian portofolio ke emas atau reksa dana pasar uang buat lindungi nilai aset. Bahkan kalau perlu, switching ke aset yang lebih tahan guncangan misalnya obligasi,” ujar dia.

Dalam kondisi saat ini ia menyarankan untuk tetap menjadi investor rasional. Jangan terbawa panik, tapi juga jangan terlalu optimis buta. “Selalu pastiin keputusan kita berdasarkan analisis, bukan emosi,” pungkasnya.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya