Update COVID-19 16 September 2022: Kasus Sembuh Bertambah 2.997

Kasus sembuh dari COVID-19 di Indonesia pada 16 September 2022 bertambah 2.997 orang. Namun, jumlah kasus meninggal karena COVID-19 juga bertambah, yakni 27 pasien.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 16 Sep 2022, 20:10 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2022, 20:10 WIB
FOTO: Jumlah Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Melonjak
Para pekerja yang mengenakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (2/2/2022). Sebanyak 5.110 pasien COVID-19 di Indonesia sembuh, membuat total pasien sembuh mencapai 4.148.804 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di Indonesia masih terus bertambah. Jumat, 16 September 2022, untuk kasus positif naik 2.358 sehingga akumulasinya menjadi 6.405.044.

Penambahan juga terjadi untuk kasus sembuh sebanyak 2.997. Angka itu membuat akumulasinya menjadi 6.218.708.

Kasus meninggal juga masih bertambah. Hari ini ada 27 pasien meninggal dunia akibat COVID-19 sehingga akumulasinya menjadi 157.876.

Provinsi dengan kasus meninggal terbanyak adalah Kepulauan Riau yang melaporkan delapan orang wafat. Diikuti Jawa Tengah dengan empat kematian.

Sedangkan kasus aktif turun sebanyak 666 sehingga akumulasinya menjadi 28.460. Data sebaran COVID-19 juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 63.122 dan suspek 4.497.

Laporan dalam bentuk tabel kembali menunjukkan DKI Jakarta sebagai provinsi yang melaporkan kasus baru terbanyak hari ini. DKI Jakarta melaporkan 1.021 kasus positif baru dan 1.333 pasien sembuh.

Jawa Barat dengan 438 kasus baru dan 608 orang sembuh dari COVID-19. Sementara Jawa Timur di urutan ketiga dengan 233 kasus positif baru dan 247 orang sembuh.

Sementara Banten 230 kasus baru dan 236 orang sembuh dari COVID-19. Sedangkan Jawa Tengah 91 kasus konfirmasi baru dan 78 orang sembuh.

Data Satgas COVID-19 juga menunjukkan capaian vaksinasi pada hari ini. Angka vaksinasi naik baik pada dosis pertama, kedua, booster pertama, dan booster kedua.

Vaksinasi pertama bertambah 35.909. Untuk vaksinasi kedua 36.661 suntikan baru. Adapun vaksinasi booster pertama bertambah 169.411. Vaksinasi booster kedua atau suntikan keempat hari ini bertambah 14.537.

 


Imunitas akan menurun

Vaksinasi Booster Keempat untuk Nakes
Petugas kesehatan memberikan vaksin booster dosis kedua atau vaksinasi dosis keempat untuk tenaga kesehatan relawan yang bertugas di RSDC, Wisma Atlit, Kemayoran, Jakarta. Rabu (3/8/2022). Pemberian vaksinasi Covid-19 dosis booster ke-2 tersebut diberikan dengan interval 6 bulan sejak vaksinasi dosis booster pertama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hingga kini, vaksinasi masih diandalkan untuk mencegah terjadinya COVID-19 gejala berat. Namun, vaksin tak bisa memberi perlindungan antibodi selamanya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi imunitas masyarakat terhadap COVID-19 akan menurun pada awal 2023. Perhitungan ini melihat jangka waktu digulirkannya vaksin dosis 3 atau booster yang dimulai sejak 12 Januari 2022.

Seperti diketahui, penurunan imunitas akan terjadi setelah enam bulan lebih seseorang mendapatkan vaksin booster. Ini juga sebagaimana studi penelitian yang menyebut, imunitas seseorang dapat turun selepas enam bulan divaksinasi COVID-19.

"Dugaan saya, kita akan menurun imunitas di awal tahun depan. Itu sebabnya yang belum di-booster akan kita encourage (dorong), kita kejar lagi di akhir tahun supaya bisa mempersiapkan teman-teman buat booster," kata Budi Gunadi di Jakarta, Kamis, 15 September 2022.

 


Mengejar Capaian Booster

Vaksinasi Booster Keempat untuk Nakes
Tenaga kesehatan relawan yang bertugas menunggu untuk mendapatkan vaksinasi dosis keempat di RSDC, Wisma Atlit, Kemayoran, Jakarta. Rabu (3/8/2022). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai melaksanakan pemberian vaksinasi Covid-19 dosis keempat atau booster kedua bagi para tenaga kesehatan (nakes). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Untuk mengejar capaian booster, Budi mengatakan akan dibuat program vaksinasi lagi. Sebab, jumlah suntikan booster baru mencapai angka 60 jutaan.

"Nanti kita akan bikin program lagi (mengejar capaian vaksinasi booster). Karena, (jumlah) booster ini baru 60 jutaan (dosis suntik). Kita mau naikin lah, kalau bisa sampai 100 juta. Jadi, kita lebih tenang dan sudah lebih banyak orang yang di-booster," ucapnya.

Berdasarkan data Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan per Jumat, 16 September 2022, total vaksinasi dosis 3 atau booster pertama di angka 26,57 persen (62,3 juta dosis suntik) dan vaksinasi dosis 4 atau booster kedua bagi tenaga kesehatan di angka 36,07 persen (529.715 dosis suntik).

Upaya mengejar cakupan vaksinasi booster juga dilakukan karena cakupan dosis 3 masih rendah. Terlebih, imunitas terhadap COVID-19 dapat menurun setelah mendapatkan vaksin COVID-19.

"Ini booster 3 masih rendah, saya butuh teman-teman wartawan untuk menyampaikan. Karena biar bagaimana kan (imunitas) nanti turun kalau sudah enam bulan (divaksinasi)," ujar Budi.

Pada konferensi pers Juli 2022, Budi memaparkan alasan capaian vaksinasi booster di Tanah Air masih rendah. Salah satunya, masyarakat merasa aman sudah disuntik dosis pertama dan kedua.

"Booster kenapa sedikit? Di mana-mana negara lain juga sama. Karena, masyarakat mungkin sudah merasa divaksin dua kali itu lebih kuat. Kalau kita lihat data saintifik menunjukkan, sesudah enam bulan terjadi penurunan (efektivitas)," pungkasnya.

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya