Liputan6.com, Jakarta Meski Arab Saudi dan Qatar merupakan negara tetangga dan saling berdekatan, namun jika ditempuh dengan berjalan kaki jelas jauh jarak tempuhnya. Tapi itu yang dilakukan oleh Abdullah Alsulmi, seorang penggemar timnas Arab Saudi.
Alsulmi yang seorang trekker itu berjalan kaki dari Jeddah ke Doha untuk menyaksikan pertandingan pembukaan Arab Saudi melawan Argentina pada 22 November di Stadion Lusail Iconic, Lusail, Qatar. Pertemuan kedua tim ini membuka rangkaian pertandingan Grup C , yang juga dihuni oleh Meksiko dan Polandia.
Baca Juga
Pertandingan Arab Saudi dan Argentina sendiri bagi Alsulmi juga merupakan laga yang membuatnya dalam “dilema bathin”. Argentina merupakan tim favoritnya.
Advertisement
Empat hari kemudian, dia mendapatkan tiket untuk pertandingan Green Falcons melawan Polandia.
Ide untuk menempuh ke Doha muncul di awal tahun 2022 ketika dia menyaksikan acara televisi. Di situ seorang pejabat senior Qatar menjanjikan pengalaman "luar biasa" di Piala Dunia 2022 mendatang.
Alsulmi lalu memikirkan soal pengalaman “luar biasa’ itu, lalu memutuskan untuk berjalan kaki dari Jeddah ke Doha.
"Saya akan pergi ke Doha apa pun yang terjadi, bahkan jika saya harus berjalan kaki!"
Kerabat lelaki berusia 33 tahun itu menilai ide itu sebagai “gila”, berjalan selama dua bulan menempuh 1.600 kilometer (1.000 mil). Jarak tersebut serupa lebih dari dua kali jarak Jakarta ke Surabaya yang sekitar 700 kilometer. Jadi Alsulmi serupa berjalan kaki pulang pergi Jakarta-Surabaya.
Tidak Seberapa
Selama perjalanannya, dia mendokumentasikan setiap kegiatan ke akun Snapchat miliknya dengan ribuan pengikut.
Baginya, dengan membagikan perjalanan itu dimaksudkan untuk menyoroti antusiasme regional untuk Piala Dunia pertama di Timur Tengah - yang oleh pejabat Saudi dianggap sebagai tonggak sejarah "untuk semua orang Arab".
“Kami ingin mendukung Piala Dunia,” kata Alsulmi pekan lalu kepada AFP, saat dia berlindung dari matahari tengah hari di dekat semak-semak pinggir jalan di kota al-Khasrah, 340 kilometer barat daya Riyadh.
"Saya menganggap diri saya seperti orang Qatar yang sangat tertarik dengan Piala Dunia ini dan kesuksesannya," kata Alsulmi yang mengenakan topi lebar dan ransel dengan tempelan bendera Arab Saudi dan Qatar.
Alsulmi sendiri memiliki pengalaman dengan perjalanan panjang di Kanada dan Australia, tempat ia dulu tinggal. Namun baginya itu tidak seberapa dibandingkan dengan kerasnya melintasi Semenanjung Arab.
Dia biasanya berangkat saat matahari terbit dan berjalan hingga pukul 10 atau 10.30, tetapi kemudian panas memaksanya untuk istirahat selama beberapa jam. Setelah itu melanjutkan perjalanan di sore hari hingga matahari terbenam.
Advertisement
Merekam
Sesekali ia berjalan di malam hari untuk mempertahankan tujuannya sekitar 35 kilometer per hari.
Postingan media sosialnya menangkap detail kehidupan di jalan setapak, dari yang biasa hingga yang mengancam. Saat dia hendak pergi tidur di dalam tenda, Alsulmi melihat ada kalajengking yang berada di sekitar tendanya.
Dia juga merekam percakapan dengan orang-orang Saudi yang dia temui di sepanjang jalan. Banyak di antaranya menawarkan makanan ringan dan jus untuk membuatnya terus maju.
"Ada saat-saat pasang surut. Tetapi ketika saya bertemu orang-orang dan mendengar kata-kata manis ini 'kami akan mengikuti Anda di akun Anda dan mendukung Anda' ini mendorong saya untuk menyelesaikannya," katanya.
Untuk meringankan bebannya, Alsulmi hidup dari makanan yang bisa dia beli di pom bensin, seringkali ayam dan nasi, sambil mandi dan mencuci pakaiannya di masjid.
Menginspirasi
Alsulmi terkadang juga berusaha menemukan rute terdekat. Caranya dengan sesering mungkin untuk memotong dari jalur utama dan menemukan jalur alternatif di beberapa rutenya.
Saat mengambil rute alternatif, dia mendapati pemandangan yang bervariasi. "Berjalan dari Jeddah ke Doha, setiap 100 kilometer saat mendapati pemandangan yang berbeda.
“Berjalan dari Jeddah ke Doha, setiap 100 kilometer berbeda. Maksud saya, 100 kilometer pertama ada gumuk pasir, lalu gunung, lalu datang lahan kosong, lalu pertanian,” katanya.
Alsulmi berharap dengan memposting tentang pengalamannya, ia dapat menginspirasi warga Saudi lainnya untuk mempertimbangkan trekking melalui tanah air mereka.
“Ketika saya melakukan ini, saya ingin menyampaikan kepada orang-orang bahwa hiking dan jalan kaki adalah olahraga yang indah, meskipun cuaca di Arab Saudi sulit, meskipun medannya sulit. Kita bisa melakukannya,” katanya.
“Ini adalah olahraga untuk orang-orang sederhana. Anda hanya perlu tas dan beberapa barang sederhana, dan tenda dan alam. ”
Harapannya tinggi untuk skuad Saudi yang kini telah lolos ke enam Piala Dunia tetapi maju ke babak sistem gugur hanya sekali, selama debutnya tahun 1994.
“Tahun ini kami memiliki pemain bagus. Pelatihnya adalah pelatih hebat Prancis [Herve] Renard.,” katanya. Kami berharap dan berharap bahwa tahun ini tim akan memberikan kinerja yang luar biasa.”
Advertisement