Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat tidak bersahabat bagi Rusia dan penyerang andalannya, Oleg Salenko. Mereka bergabung di Grup B bersama Brasil, Kamerun dan Swedia.
Turnamen di Amerika Serikat itu menjadi Piala Dunia pertamanya. Oleg Salenko tampak kesulitan mengawali langkahnya bersama timnas Rusia.
Di laga perdana Beruang Merah harus bertemu tim unggulan Brasil, yang saat itu dihuni banyak bintang seperti Dunga, Bebeto dan Romario. Dua gol tanpa balas bersarang di gawang Rusia. Brasil akhirnya menjadi juara setelah mengalahkan Italia di final 3-2 lewat adu penalty.
Advertisement
Berikutnya di laga kedua, Swedia menghajar Rusia 3-1. Meski mencetak gol namun sinar Salenko masih belum terlihat. Justeru penyerang Swedia, Martin Dahlin yang bersinar di laga ini,.
Laga akhir melawan Kamerun hanya jadi penghibur Rusia saja. Pasalnya, apapun hasil yang didapatkan tak mengubah status Rusia yang gugur di Piala Dunia 1994.
Namun laga menghadapi Singa Afrika di Stadion Stanford, California, 29 Juni 1994 itu justru menjadi keberuntungan bagi Rusia dan Salenko. Mereka meraih kemenangan pertama dengan skor telak 6-1.
Salenko menunjukkan taringnya, membuat gempar panggung akbar Piala Dunia dengan mencetak lima gol dalam kurun waktu 60 menit (16’, 41’, 45’ (P), 73’ dan 75’). Satu gol lagi untuk kemenangan Rusia dicetak oleh Dimitri Radchenko di menit ke-82.
Sedangkan gol satu-satunya dari Kamerun dicetak Roger Milla di menit ke-47, yang menjadikannya sebagai pencetak gol tertua (42 tahun) dalam sejarah Piala Dunia.
Seusai pertandingan, Salenko yang lebih bersinar berkat torehan quintrick sempat berfoto dengan Roger Milla.
Satu Bingkai
Kedua juru gedor itu berpose dengan jersey nomor 9 yang mereka kenakan. Pada akhirnya, dua penyerang terbaik untuk Rusia dan Kamerun bersinar dalam satu bingkai foto.
Sumbangan enam gol membuat Salenko meraih gelar top skor dan mendapatkan sepatu emas Bersama Hristo Stoichkov dari Bulgaria. Keduanya berhasil melesakkan enam gol di turnamen tersebut. Namun, Salenko yang kelahiran 25 Oktober 1969 memiliki kredit lebih dengan mencetak lima gol dalam satu laga.
Salenko sendiri mengawali karier profesionalnya di Zenit Leningrad pada 1986. Namun, ia melewati era keemasan saat membela Dynamo Kiev dengan mempersembahkan trofi Liga Uni Soviet 1990.
Ketika Piala Dunia 1994 berlangsung, Salenko bermain di Spanyol untuk Logrones. Setelah turnamen, dia pindah ke Valencia hingga 1995 sebelum dikontrak Glasgow Rangers di Liga Skotlandia. Sempat membela Istanbulspor di Turki, Salenko kembali ke Spanyol memperkuat Cordoba pada 1999.
Advertisement
Bisnis
Menurut catatan Transfermarkt, Oleg Salenko berhasil menorehkan 66 gol dan 4 assist dari 218 pertandingan di seluruh ajang pada level klub. Pada tahun 2003, ia sempat kembali ke lapangan ketika ditunjuk sebagai pelatih tim sepakbola pantai nasional Ukraina.
Sayang, kehebatan Salenko di Negeri Paman Sam tidak berlanjut bersama timnas, baik pada laga persahabatan atau ajang bergengsi lainnya setelah itu. Bahkan, Oleg Salenko tidak pernah memainkan pertandingan lain bersama timnas Rusia setelah Piala Dunia 1994.
Dia mengakhiri karier internasional bersama timnas Rusia dengan catatan enam gol dari total delapan caps.
Cedera disebut menjadi faktor utama di balik penurunan performa Oleg Salenko yang kemudian memutuskan gantung sepatu pada 2001 setelah bermain untuk Pogon Szczecin di Polandia.
Dalam wawancara dengan goal.com, Juni 2018, menjelang Piala Dunia 2018 di Rusia, Salenko bercerita tentang aktivitasnya sebagai pengamat sepakbola di televisi, dan tentunya juga bisnis.
Lancar
“ Semuanya berjalan lancar. Pada periode yang sama, saya juga melatih tim sepakbola pantai Ukraina. Saya juga melatih tim kota asal saya. Tapi saya tidak terlalu sibuk,” kata Salenko.
Ia juga terus mengikuti pertandingan top dan internasional, dan membuat prediksi. Terutama turnamen sebesar Piala Dunia, Euro, atau Liga Champions.
Tentang lima golnya ke gawang Kamerun, Salenko mengenangnya sebagai momen yang paling berkesan. Rekor itu juga belum terpatahkan.
“Ketika ditanya apakah pencapaian itu bisa disamai atau bahkan dipatahkan untuk Piala Dunia mendatang, selalu jawaban saya akan sangat sulit melakukannya hari ini. Secara prinsip, mungkin saja. Di fase grup, ada banyak tim yang menunjukkan peningkatan bagus belakangan ini. Tapi akan ada pula tim lain yang tampil tidak sesuai ekspektasi,” tuturnya.
Dua tahun kemudian setelah wawancara itu, Salenko menjual sepatu emasnya yang sangat berharga itu untuk melunasi hutang-hutangnya. Sepatu emas itu dibeli oleh seorang Syeikh di Uni Emirat Arab dengan harga 500 ribu dollar AS atau Rp 7 miliar.
Meski tak ingin menjualnya namun usahanya yang bangkrut dan hutang-hutang yang menghantuinyalah yang memaksa Salenko untuk menjual sepatunya.
Salenko mengatakan bahwa Syaikh yang membeli sepatu emas miliknya akan membuat museum untuk sepatu itu. Ia percaya sepatu emas miliknya akan dirawat dengan baik.
Setelah berpikir panjang, Salenko akhirnya menerima tawaran itu. Tak hanya sepatu emas yang Salenko jual, beberapa aset lainnya juga ia juga untuk menyambung kehidupan.
"Aku bukannya bangkrut total atau semacam itu sehingga aku harus menjual segalanya, tapi tawarannya sulit ditolak. Aku diberi tahu bahwa seorang Sheik Arab akan merawat penghargaan itu dengan menaruhnya di museum setempat," kata Salenko kepada surat kabar Blik yang dikutip dari National Post.
Oleg Solenko akan terus dikenang dengan quintrick-nya di Piala Dunia, yang tak hanya satu tapi dua turnamen. Ia meraih Sepatu Emas Piala Dunia U-20 di Arab Saudi 1989.
Advertisement