Malaysia Vs Indonesia: Rivalitas Tiada Henti

Menang melawan Malaysia merupakan gagasan besar dan gagasan spesifik.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 19 Des 2013, 14:10 WIB
Diterbitkan 19 Des 2013, 14:10 WIB
malay-indo-131218b.jpg
"Sebuah gagasan yang dikembangkan dan diwujudkan dalam tindakan konkret, jauh lebih penting dan jauh lebih bernilai dibandingkan dengan sebuah gagasan yang hanya tinggal sebuah gagasan." Pernyataan dari sang guru ini menjadi resep manjur bagi Indonesia mengalahkah Malaysia.

Tidak perlu mengobar-ngobarkan rivalitas serumpun, atau laga klasik serumpun, karena semuanya itu sekedar "cerita besar" yang meninabobokan fakta bahwa Indonesia U-23 harus menang melawan Malaysia U-23 dalam semifinal SEA Games 2013, yang diadakan di Stadion Zayyarthiri, Naypyitaw, Kamis, pukul 16.00 WIB. Pertandingan itu akan ditayangkan secara langsung oleh SCTV.

Menang melawan Malaysia hanya dapat diperoleh dengan mempelajari dan mengamati secara rinci strategi yang diterapkan oleh penggawa asuhan pelatih Ong Kim Swee. Menang melawan Malaysia merupakan gagasan besar dan gagasan spesifik.

Tidak boleh berhenti sampai di situ, gagasan untuk meraih kemenangan memerlukan penjelasan-penjelasan mengenai jalannya mesin taktik dari permainan skuad Malaysia U-23. Kuncinya, kecermatan dalam pengamatan dalam menelaah setiap zona permainan lawan.

Indonesia U-23 di bawah arahan pelatih Rahmad Darmawan perlu mengembangkan dan menghidupi semesta permainan yang menonjolkan kreativitas, baik dalam bertahan maupun menyerang. Miskin kreativitas berbuah mampet dalam gagasan bertahan dan menyerang.

Statistik menunjukkan bahwa skuad Garuda Muda hanya menang 1-0 melawan Kamboja, kalah 1-4 dari Thailand, ditahan imbang dengan skor kacamata oleh Timor Leste, dan memperoleh kemenangan sebiji gol ketika melawan tuan rumah Myanmar lewat tendangan penalti yang dieksekusi oleh Alvin Tuasalamony.  

Penampilan Yandi Sofyan dan kawan-kawan di lini depan tidak berjalan dinamis bagaikan dinamo yang membangkitkan energi listrik. Sirkuit-sirkuit dari dinamo penyerangan perlu dihidup-hidupkan agar pijar-pijar serangan Indonesia membuat daya kejut terus menerus ke lini pertahanan Malaysia.

Menghadapi Malaysia yang mengandalkan organisasi permainan yang rapi dan serba terukur, punggawa Indonesia perlu lebih konstruktif membangun serangan lewat lini gelandang.

Gagasan yang konstruktif memerlukan pola-pola serangan yang kreatif, bukan pola serangan yang monoton, misalnya hanya mengandalkan kecepatan dari pemain-pemain sayap, atau semata menunggu umpan tarik untuk mengisi ruang di kotak penalti lawan.

Trio Bayu Gatra, Yandi dan Fandi Eko Utomo tidak perlu tergesa-gesa melepaskan tembakan langsung ke arah gawang Malaysia. Ketiganya hanya perlu fokus kepada gagasan tunggal, yakni mencetak gol. Bermainlah dengan berbekal tiga kata saja: fokus, fokus, fokus.

Skuad Harimau Muda bukan tanpa kelemahan. Barisan pertahanan Malaysia relatif rapuh, mudah diguncang lewat serangan-serangan bervariasi dari berbagai lini. Mereka banyak mengandalkan ketangguhan dan kesiapan dari penampilan Nazmi Faiz.

Keunggulan Malaysia justru dapat dieksploitasi menjadi sisi kelemahan. Datuk Kim Swee amat mengandalkan penguasaan bola dan mengedepankan kecepatan pemain-pemain sayap yang siap melebar untuk membuka ruang gerak.

Resepnya, empat pilar palang pintu pertahanan Indonesia, yakni Alvin, Syaifudin, Lestusen, Roni perlu mengantisipasi setiap pergerakan trio pemain depan Malaysia, yakni Rozaimi, Thamil, Irfan. Untuk empat bek Indonesia, tampillah lugas tanpa terpancing bermain keras.

Dari sisi motivasi, skuad Garuda Muda memang berhasrat melakukan pembalasan. Atas nama rivalitas, dua tahun silam, keduanya bersua di final. Malaysia lebih beruntung setelah menang lewat drama adu penalti 4-3.

Hasrat meluap di kubu Indonesia untuk melakukan aksi balas dendam justru dapat berujung petaka. Tampillah dengan tenang, dan bermainlah lepas tanpa beban tanpa kehilangan fokus, merupakan kunci keberhasilan mengatasi Malaysia. Di sini peran Rahmad Darmawan teruji sebagai motivator bagi Alvin dan kawan-kawan.

Silakan meminjam doktrin Biogenesis untuk memotivasi seluruh punggawa timnas Indonesia U-23. Huxley berujar bahwa kehidupan berasal dari kehidupan. Begitu pula dalam sepak bola, kemenangan berasal dari kemenangan. Mampu membungkam asa tuan rumah Burma di ajang sepak bola SEA Games 2013 menjadi modal Indonesia untuk melibas Malaysia. (Ant/Jnp)

Baca Juga
Malaysia Vs Indonesia: Misi Balas Dendam Garuda Muda
Malaysia Vs Indonesia, ini Prediksi Indra Sjafrie
Bek Andalan Timnas Ketiban Sial di SEA Games

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya