[Cek Fakta] Ma'ruf Amin: BPJS Kesehatan Adalah Asuransi Terbesar di Dunia

Layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), terutama BPJS Kesehatan, menjadi salah satu yang disorot dalam debat ketiga Pilpres 2019.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 17 Mar 2019, 22:13 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2019, 22:13 WIB
Debat Cawapres 2019 Tema Pendidikan dan Pesehatan
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyampaikan pendapatnya saat segmen kedua debat cawapres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3). Debat itu mengangkat tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), terutama BPJS Kesehatan, menjadi salah satu yang disorot dalam debat ketiga Pilpres 2019 terkait isu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.

Dalam segmen kedua, para panelis mempertanyakan soal permasalahan mendasar program JKN, yakni adanya ketimpangan antara tuntutan kualitas layanan yang tinggi tetapi pembiayaan yang rendah.

Ma'ruf Amin mengungkapkan, melalui JKN-Kis, pemerintah telah melakukan langkah besar yang inovatif.

"Melalui JKN-Kis, kita telah melakukan upaya asuransi sosial yang besar, bahkan mencapai 215 juta peserta asuransi BPJS. Dan, ini merupakan asuransi terbesar ke dunia," kata Ma'ruf Amin dalam debat ketiga Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Minggu 17 Maret 2019.

Ia menambahkan, sebanya 96,8 juta peserta di dalamnya adalah penerima bantuan iuran (PBI). "Pemerintah telah melakukan langkah-langkah besar besar, memberikan pelayanan dengan harga murah," tambah Ma'ruf.

 

Benarkah BPJS adalah asuransi terbesar di dunia?

 

Dalam artikel Liputan6.com berjudul, JK: Benahi BPJS Kesehatan agar Tak Bikin RI Bangkrut Seperti Yunani, Wapres Jusuf Kalla mengataklan bahwa BPJS Kesehatan merupakan asuransi kesehatan terbesar di dunia.

Dengan jumlah anggota lebih dari 215 juta orang. Bahkan, lebih besar dari lembaga asuransi di Amerika Serikat, yaitu Obama Care, yang hanya mampu merekrut 25 juta anggota.

"Kita salah satu lembaga asuransi kesehatan mungkin yang terbesar di dunia dengan sekarang ini laporan BPJS sudah 215 juta anggotannya. Obama Care hanya 25 juta. Sudah dibubarin oleh Trump (Presiden AS)," ujarnya.

Oleh karena itu, dampak-dampak negatif terhadap BPJS Kesehatan harus segera diatasi. Seperti diketahui BPJS Kesehatan saat ini tengah mengalami defisit. Angka defisit sangat besar mencapai Rp 16,5 trililun. Angka tersebut dipastikan masih terus bertambah.

"Saya minggu lalu bicara dengan Ketua Muhammadiyah, dia mengeluh bahwa RS Muhammadiyah masih punya piutang lebih dari Rp 300 miliar ke BPJS. Saya bicara dengan staf PMI, berapa total piutang darah? Lebih dari Rp 150 miliar," kata dia.

 

Liputan6.com pada 2014 juga pernah membuat artikel terkait asuransi nasional di sejumlah negara. Judulnya, Mengintip Asuransi Nasional di Negara Lain.

Menurut data BPJS Kesehatan, jumlah peserta program JKN per 1 Maret 2019 berjumlah 218.132.478. Sementara, penerima PBI berjumlah 96.097.366.

 

Data Peserta BPJS (www.bpjs-kesehatan.go.id)

Seperti dikutip dari situs motherjones.com, peserta Affordable Care Act (ACA) atau Obamacare pada 2009 berjumlah 12,3 juta, menurun dari tahun sebelumnya yakni 12,6 juta.

Saat dikonfirmasi, Humas BPJS Kesehatan Iqbal Anas Ma'ruf mengatakan, apa yang disampaikan Ma'ruf Amin adalah fakta. 

"Betul itu, dengan kepesertaan (BPJS Kesehatan) 218 juta, sebagai asuransi sosial terbesar di dunia," kata dia. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya