Cek Fakta: Hoaks Menghirup Uap Air Panas Bisa Mematikan Virus Corona COVID-19

Viral kabar hoaks virus corona COVID-19 di rongga sinus bisa mati ketika seseorang menghirup uap air panas.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 01 Apr 2020, 11:46 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2020, 11:46 WIB
Gambar Tangkapan Layar Kabar Hoaks Tentang Virus Corona
Gambar Tangkapan Layar Kabar Hoaks Tentang Virus Corona

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang menghirup uap air panas yang bisa menyembuhkan virus corona atau COVID-19 beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan akun Facebook ست مايموناه pada 24 Maret 2020.

Akun Facebook ست مايموناه mengunggah sebuah gambar berisi narasi bahwa virus corona akan mati pada suhu 50 derajat celsius. Berikut narasi dalam gambar tersebut:

Beaker Glass (Vol 2 L) diisi air panas 90C sebanyak 800-900ml, terus kepala kita posisikan spt pada foto, hirup nafas panjang dgn hidung, hembuskan dgn mulut. Lakukan selama 5 menit. Itu terapi mematikan virus yg mungkin sdh nempel di rongga sinus. Virus akan mati kena suhu 50-52C dalam dua menit. Hirup dengan hidung, keluarkan lewat mulut. Jadi uap panasnya masuk rongga hidung dan rongga mulut.

Ya beginilah yg dibutuhkan oleh para marhaen, demikian kalimat terakhir dari seniorku bung Khalil... Terima kasih senior.

Konten yang diunggah akun Facebook ست مايموناه telah 23 ribu kali dibagikan dan mendapat 4 komentar warganet.

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang menghirup uap air panas dapat membunuh virus corona atau Covid-19 mati dalam suhu panas. Penelusuran dilakukan menggunakan mesin pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "inhalling steam coronavirus".

Hasilnya ada beberapa artikel yang membantah kabar bahwa menghirup uap air panas dapat membunuh virus corona atau COVID-19. Satu di antaranya artikel berjudul "Inhaling steam will not treat or cure novel coronavirus infection" yang diunggah situs factcheck.afp.com pada 27 Maret 2020.

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa menghirup uap air panas tidak akan menyembuhkan infeksi virus corona atau COVID-19.

Asisten Profesor Klinis Departemen Perawatan Primer dan Kesehatan Health di Universitas Texas A&M, Texas, Amerika Serikat, dr Jason McNight tidak menyarankan itu untuk pengobatan COVID-19.

Sementara, Kepala Departemen Ilmu Biologi Universitas Texas A&M, Texas, Amerika Serikat, Benjamin Neuman menyebut bahwa uap air panas justru berpotensi merusak paru-paru jika dihirup secara langsung.

Menghirup uap air panas juga tidak dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pencegahan dan penyembuhan virus corona atau COVID-19.

Klaim serupa tak hanya menyebar di Indonesia, tapi juga di sejumlah negara. 

 

Kesimpulan

Kabar tentang menghirup uap air panas dapat menyembuhkan dan membunuh virus corona COVID-19 ternyata tidak benar.

Hingga berita ini diturunkan belum ada obat dan vaksin untuk menyembuhkan virus corona COVID-19.

banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya