Liputan6.com, Jakarta - Beredar kabar PT Pertamina (Persero) menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium ke sektor industri dengan harga lebih murah ketimbang ke masyarakat.
Kabar tersebut merupakan unggahan akun Facebook Rendra Hadikurniawan, berupa tangkapan layar judul artikel "Direksi Dan Komisaris Pertamina Putus Asa Premium Dijual ke Industri Seharga Rp 5.100, Untuk Rakyat Malah Dijual Seharga Rp 6.450".
Baca Juga
Pada unggahannya, Akun Facebook Rendra Hadikurniawan memberikan keterangan sebagai berikut:
Advertisement
"Hallo apa kabar Ahoker,,Kalian Udah denger kabar belum,,Saat ini Pertamina telah menjual BBM Premiun Ron 88 ke industri seharga Rp 5.100 perliter diluar pajak sejak 15 April 2020. Tapi mengapa rakyat sampai sekarang dipeerkosa untuk membeli Premium Ron 88 di SPBU masih di harga Rp 6.450 perliter, itupun kadang sulit dan langka di SPBU, sehingga rakyat terpaksa beli Pertalite atau Pertamax Ron 92.
“Bahkan sekarang muncul banyak buzzer bayaran yang membuat opini bahwa kejatuhan harga minyak dunia yang terakhir dipresentasi harga WTI bisa minus USD 37 perbarel tak bisa dikaitkan harga BBM dinegri ini harus turun, kata BuzzeRp itu adalah hanya sebuah angka perdagangan derivatif untuk perdagangan berjangka , Jadi Seolah-olah Pertamina berada di ruang hampa yang terpisah dari harga minyak dunia, dan seolah-olah harga minyak dunia bukan menjadi rujukan harga BBM yang dijual di wilayah NKRI
Dahulu Mentri Erick Tohir mengangkat Ahok untuk membumihanguskan Mafia, ternyata jauh panggang dari pada api, Semua hanya kongkalikong semata untuk memberikan jalan mulus kepada Kelompok yang akan mengangkangi negri ini
Faktanya, Pertamina menjual BBM ke industri jauh lebih murah dari pada ke rakyatnya, bahkan terlihat jelas Pemangku jabatan negri ini justru memberi fasilitas mewah kepada pengusaha dari hasil mencekik rakyat
Jadi saat ini Semakin tipis harapan rakyat akan haknya menikmati harga BBM yang wajar di negeri ini. Meskipun harga minyak dunia menunjukan angka yang sudah terkoreksi sekitar 70% selama kuartal 1 tahun 2020, ironisnya harga BBM murah hanya bisa dinikmati oleh rakyat dalam mimpi."
Unggahan akun Facebook Rendra Hadikurniawan, pada 2 Mei 202 telah mendapat 376 komentar dan 645 kali dibagikan.
Benarkah Pertamina jual BBM Premium ke industri dengan harga lebih murah dibanding ke masyarakat? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Pertamina jual BBM Premium ke industri dengan harga lebih murah dibanding ke masyarakat, dengan menghubungi pihak Pertamina.
Vice President Corproate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk sektor industri tersebut adalah harga di luar pajak yang antara lain terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
Besaran PBBKB menyesuaikan regulasi pemerintah daerah setempat. Selain itu, untuk harga yang ditetapkan belum termasuk ongkos angkut yang harus ditanggung masing masing customer dan merupakan harga dititik serah (supply point).
"Selanjutnya, harga ini diberikan untuk sektor industri yang biasanya pembelian dilakukan dalam volume yang besar untuk periode tertentu sehingga ada komitmen pasti untuk transaksi tersebut," kata Fajriyah saat berbincang dengan Liputan6.com.
Fajriyah mengungkapkan, jika harga BBM untuk sektor industri telah dikenakan berbagai pajak tersebut dan ongkos angkut, maka harga BBM untuk sektor industri lebih mahal dibanding harga BBM yang dijual ke masyarkat.
"Iya (lebih mahal) kalau biaya transportasi itu masing-masing beda-beda, tergantung lokasinya," tutup Fajriyah.
Advertisement
Kesimpulan
Klaim Pertamina jual Premium ke industri dengan harga lebih murah dibanding ke masyarakat salah.
Harga premium pada klaim tersebut belum dikenakan pajak dan biaya angkut BBM, jika sudah dikenakan harga Premium industri akan lebih mahal dibanding yang dijual ke masyarakat.
Â
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement