Pramuka Dikerahkan untuk Lawan Hoaks yang Kian Merajarela

Nantinya seluruh anggota Pramuka akan diberikan pelatihan untuk mengetahui ciri hoaks dan berita palsu, menangani cyber bullying dan melindungi data privasi mereka di dunia maya.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 11 Sep 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2020, 11:00 WIB
banner Hoax
banner hoaks (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Beragam cara dilakukan untuk memerangi hoaks atau berita palsu di masyarakat. Di Inggris, perang melawan hoaks ini akan dibantu oleh para Pramuka.

Saat ini jumlah anggota Pramuka di Inggris mencapai 638 ribu orang. Dari jumlah tersebut 28 persen diantaranya merupakan perempuan.

Nantinya seluruh anggota Pramuka akan diberikan pelatihan untuk mengetahui ciri hoaks dan berita palsu, menangani cyber bullying dan melindungi data privasi mereka di dunia maya.

Mereka akan membagikannya pada komunitas lokal baik secara langsung maupun maupun di dunia maya. Maklum, Pramuka Inggris mewajibkan untuk anggotanya berkontribusi pada komunitas lokal minimal 30 jam setiap tahunnya.

Dan jika mereka sukses maka akan mendapat "Lencana Warga Digital" yang merupakan lencana terbaru dari Pramuka Inggris. Pramuka Inggris menyebut terobosan ini merupakan adaptasi Pramuka pada era digital.

Tahun lalu studi dari Ofcom menemukan separuh dari remaja berusia 12 hingga 15 tahun di Inggris sangat sulit mendeteksi hoaks terutama dari media sosial.

"Kehidupan masyarakat telah berubah sejak Pramuka berdiri tahun 1907. Kami perlu membekali kaum muda untuk menjalani kehidupan yang aktif dan positif di tahun 2020," ujar juru bicara Pramuka Inggris dilansir Telegraph.

 


Respons Positif

20150929-Sambut Hari Kesaktian Pancasila, Museum Lubang Buaya Ramai Dikunjungi Siswa-Jakarta
Sejumlah Pramuka mengabadikan patung tujuh pahlawan revolusi di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Pemerintah akan mengadakan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober mendatang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kegiatan terbaru ini mendapat respons positif dari anggota Pramuka Inggris.

"Banyak sekali hoaks yang beredar soal covid-19, statistiknya dan jumlah kematiannya, dan ini membuat kita takut. Saya juga punya teman autis dan banyak hal yang tidak benar soal autis di media sosial, tetapi saya telah bilang padanya untuk bertanya dan saya siap membantu," ujar Charlie, salah satu anggota Pramuka asal Birmingham.

"Jumlah hoaks sungguh luar biasa di luar sana. Dan kami butuh skills untuk membedakannya," kata Sam, pramuka yang lain menambahkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya