Banyak yang Anggap Covid-19 Hoaks, Kosovo Kesulitan Hadapi Pandemi

Menurut studi yang dibuat Pyper banyaknya kasus di Kosovo karena penduduk tak percaya adanya covid-19. Bahkan jumlahnya mencapai sepertiga penduduk Kosovo.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 15 Sep 2020, 13:20 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2020, 15:00 WIB
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Liputan6.com, Jakarta - Kosovo menjadi salah satu negara di Eropa yang terdampak serius pandemi virus corona covid-19. Negara berpenduduk sekitar 1,8 juta jiwa itu tercatat ada 14.523 kasus positif dan mengakibatkan 579 orang tewas.

Menurut studi yang dibuat Pyper banyaknya kasus di Kosovo karena penduduk tak percaya adanya covid-19. Bahkan jumlahnya mencapai sepertiga penduduk Kosovo.

Sementara 61 persen penduduk lainnya menilai covid-19 punya risiko lebih rendah ketimbang yang disampaikan selama ini. Tak heran Agustus lalu, pasien yang meninggal dunia akibat covid-19 mencapai 300 orang, melebihi angka total kumulatif dari tiga bulan sebelumnya.

Di ibukota Kosovo, Pristina jumlah pasien di rumah sakit akibat covid-19 membeludak. Bahkan para pasien rela menunggu di luar RS agar mendapat giliran dirawat.

"Bilang pada orang di luar sana yang tidak percaya covid-19 apa yang terjadi di sini. Jangan bercanda dengan penyakit ini, bagaimana mungkin mereka bilang covid-19 cuma hoaks?" ujar salah satu pasien di RS pada televisi lokal.

 

Tindakan Pemerintah

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Pemerintah Kosovo bukannya tanpa tindakan. Mereka memberlakukan jam malam di daerah yang ramai dan memerintahkan penutupan lebih awal untuk restoran dan bar serta melarang pertemuan publik dan upacara keagamaan.

Sedangkan Parlemen Kosovo, pertengahan Agustus lalu mereka memberlakukan denda 35 euro bagi warga yang tak memakai masker dan 500 euro bagi warga yang melanggar aturan isolasi.

"Kerusakan yang mereka lakukan terhadap masyarakat sangat besar dan kesalahan informasi mereka tidak boleh dibiarkan begitu saja," ujar Ketua Parlemen, Vjosa Osmani dilansir AFP.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya