Urusan Sebar Hoaks, Generasi Baby Boomers Jauh Ungguli Gen Z

Dalam studi Axios, 83 persen Gen Z yang berstatus pelajar membaca berita dari portal berita online dan media sosial. Studi ini melibatkan 868 siswa dari perguruan tinggi.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 16 Sep 2020, 16:09 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2020, 16:00 WIB
banner Hoax
banner Hoaks (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Studi terbaru dari Axios di AS menunjukkan generasi Z (orang yang lahir tahun 1996 hingga 2010) tak lagi menjadi kelompok yang paling banyak menyebarkan hoaks atau berita palsu. Mereka kalah dari generasi baby boomers yang lahir antara tahun 1946 hingga tahun 1964.

Dalam studi Axios, 83 persen Gen Z yang berstatus pelajar membaca berita dari portal berita online dan media sosial. Studi ini melibatkan 868 siswa dari perguruan tinggi.

Media sosial dan konten online memang memegang peran besar untuk sumber informasi Gen Z. Menurut survei Pew Research Center tahun 2018 menyebut 95 persen anak usia 13 hingga 17 tahun memiliki akses ke smartphone dan satu dari tujuh penggunanya menggunakan platform media online besar.

Namun studi Axios menyebut hanya tujuh persen yang menganggap media sosial sebagai sumber berita terpercaya. Sementara lebih dari 50 persen mahasiswa menilai situs berita online dan koran online paling dapat dipercaya untuk mencari informasi.

Hal ini berkebalikan dengan generasi baby boomers. Berdasar studi yang diterbitkan Science Advance tahun 2016 menyebut generasi ini membagikan berita palsu atau hoaks dari Facebook tujuh kali lebih banyak ketimbang Gen Z.


Kesenjangan

Ilustrasi Hoax
Ilustrasi Hoax. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

"Temuan kami yang paling kuat dan konsisten adalah bahwa orang Amerika yang lebih tua lebih cenderung membagikan artikel dari domain berita palsu," kata penelitian Axios dilansir dari VOA.

"Hubungan ini berlaku bahkan ketika kita mengondisikan faktor lain, seperti pendidikan, afiliasi partai, penempatan diri ideologis, dan aktivitas pengeposan secara keseluruhan."

Axios dalam penelitian itu menduga kesenjangan antara Gen Z dan generasi Baby Boomers dalam berbagi informasi palsu adalah karena pemahaman yang lebih baik pada media sosial.

Gen Z lebih bisa melihat perbedaan antara sumber yang kredibel dan hoaks ketimbang generasi baby boomers.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya