Kominfo Punya Tantangan Tersendiri Hadapi Infodemi

Kominfo hingga Oktober 2020 menjaring lebih dari 2.000 konten hoaks atau infodemi seputar virus corona dan Covid-19 di Indonesia.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 27 Okt 2020, 16:10 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 15:01 WIB
banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Widodo Muktiyo menyebut banyak infodemi yang beredar dari orang iseng. Biasanya, infodemi ini dimulai dari grup percakapan, seperi WhatsApp.

"Jadi persoalan sekarang infodemi biasa besar dari WhatsApp Group. Ini menjadi tantangan," ujar Widodo saat menjadi pembicara dalam sesi dua webinar Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Amin, Senin (26/10/2020).

Namun demikian, Widodo mengatakan, Kominfo punya tantangan sendiri hadapi infodemi yang beredar. Sebabnya, infodemi ini sudah beredar luar di seluruh penjuru Tanah Air.

"Ini menjadi tantangan. Performa pemerintah bisa jadi sudah baik, tapi karena dibolak-balik publik yang tidak suka, publik yang iseng, maka melahirkan situasi itu (infodemic)," katanya.

Lebih lanjut, Widodo Muktiyo mengatakan, ada dua era di zaman yang sekarang. Pertama, era post-truth, seseorang yang punya banyak pengikut di media sosial bisa dengan mudah mempengaruhi publik hanya dengan informasi palsu alias hoaks.

Hal ini mengakibatkan dinamika komunikasi massa mengalami persaingan untuk memastikan kebenaran sebuah informasi terkait infodemi atau yang lainnya.

 

Era Kedua

Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Kemudian, era echo chamber, yang merupakan seseorang sangat percaya pada kelompoknya sendiri. Hal ini terjadi karena media sosial sudah dikelilingi oleh lingkaran kelompoknya sendiri.

"Karena ada situasi di mana semua orang bisa memproduksi, bisa mengonsumsi, bisa mendistribusi (informasi). Dan munculah kondisi infodemic," kata dia.

Kominfo hingga Oktober 2020 menjaring lebih dari 2.000 konten hoaks seputar virus corona dan Covid-19 di Indonesia.

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya