Hoaks Seputar Covid-19 Sepekan, dari Vaksin sampai Tes Mandiri

Simak kumpulan hoaks seputar Covid-19 yang beredar dalam sepekan

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Feb 2022, 08:06 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2022, 08:06 WIB
Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi seputar Covid-19 terus beredar di media sosial, namun sebaiknya kita tidak langsung mempercayai kabar tersebut agar tidak menjadi korban hoaks.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19, hasilnya sebagian telah terbukti hoaks.

Simak kumpulan hoaks seputar Covid-19 yang beredar dalam sepekan:

1. Larangan Lakukan Anestesi Usai Vaksinasi Covid-19

Beredar di media sosial postingan yang menyebut seseorang tidak boleh mendapatkan anestesi (obat bius) setelah divaksin covid-19. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 17 Februari 2022.

Berikut isi postingannya:

"Ada berita kejadian yg fatal Bagi siapa saja yg baru di Vaksin Corona JANGAN sampai di BIUS walau Bius Local,seperti kejadian salah satu temen Dokter di Arab:Dia 2 hri yg lalu di Vaksin, malamnya dia pergi ke dokter Gigi, lalu di Bius local, setelah dibius tdk berapa lama dia Meninggal, Setelah di chek, dibotol Vaksin mmg ada Warning/Larangan TDK blh dibius minimal 4 minggu ssdh di Vaksin.Dokter Gigi sendiri TDK tahu, apalagi si Pasien,Jadi ini Info Sangat penting utk diketahui oleh saudara² dan temen² kita, hendaknya ber Hati² jgn smp kejadian diatas menimpa kita,Info: Dr.Ahmad Al-Nabhi."

Lalu benarkah postingan yang menyebut seseorang tidak boleh mendapatkan anestesi (obat bius) setelah divaksin covid-19? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

2. Vaksin Covid-19 Sebabkan Mutasi Varian Covid-19

Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan postingan terkait vaksin covid-19 yang disebut telah bermutasi menjadi ribuan varian covid-19. Postingan itu kembali diedarkan sejak tengah pekan ini.

 Salah satu akun ada yang mengunggahnya kembali di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 24 Februari 2022.

Berikut isi postingannya:

"Mohon yg sdh divaksin baca betul informasi ini, berita dari Univ. Brawijaya.......👍👍

JAGA DIRI agar IMUNITAS tubuh kita tetap TINGGI

Hanya dg cara ini kita bisa tahan thd serangan Virus Covid-19 yg menempel pada tubuh kita.

Prof. Sutiman Bambang Sumitro adalah seorang peneliti handal yg dimiliki oleh Universitas Brawijaya Malang. Beliau telah meluluskan lebih dari 60 Doktor dlm Bidang Mikrobiologi, reputasinya di Indonesia sdh tdk diragukan lagi.

Kemarin, dlm pertemuan di Rektorat UNIBRAW, Malang. Beliau mengatakan bhw Vaksin Virus Covid-19 nyaris tdk ada gunanya. Saya kaget. Apa pasalnya kok Vaksin menjadi tdk berguna?

Ternyata inilah penyebabnya: Vaksin Covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan varian Covid-19 baru di seluruh dunia. Beliau bersama anaknya yg ahli IT mengumpulkan data tsb dari seluruh dunia. Di Indonesia sendiri telah ditemukan ratusan varian Covid-19.

Padahal Vaksin adalah Spesifik. Artinya, ia hanya efektif untuk menangkal jenis Virus Covid-19 tertentu saja. Kalau Virusnya sdh bermutasi, maka Antibodi yg dibentuk dari vaksinasi tsb nyaris tdk akan efektif lagi menangkal Virus Covid-19 yg telah bermutasi.

Ini barangkali penjelasan, kenapa ada orang yg pernah terkena Covid-19 lantas sembuh, tetapi ternyata kambuh lagi.

Rekan kami, Rhiza M. Sajad menulis, bhw tetangga beliau, dr. Noer Bahri Noor, sekarang dirawat di rumah sakit krn Covid-19, padahal sebelumnya beliau sdh pernah terkena Covid-19 dan berhasil sembuh. Jadi inveksi Covid-19 dapat berulang.

Beberapa waktu yg lalu juga sempat diberitakan bhw ada seorang perawat yg meninggal dlm kondisi hamil, krn Covid-19. Pdh sebelumnya ia sdh pernah terkena Covid-19 dan sembuh.

Bahkan, salah satu relawan Covid-19 yg disuntik vaksin di Bandung tempo hari, diberitakan positif Covid-19 setelah dia pergi ke Semarang.

Dg semakin banyaknya Mutan dan Varian Covid-19, nyaris sekarang tdk ada lagi yg aman dari Covid-19. Tak ada lagi yg bisa JUMAWA, bhw dirinya KEBAL dari Covid-19.

Jadi apa upaya yg hrs kita tempuh, supaya tdk terkena Covid-19 ???

Jaga diri agar imunitas tubuh Anda tetap bisa tinggi terus. "Sering-seringlah kena paparan sinar matahari, bekerja di terik matahari shg berpeluh-peluh", krn itu adalah exercise yg sangat bagus untuk meningkatkan Imunitas.

Selain itu, "sering-seringlah makan sayur dlm jumlah besar, agar kondisi badan / tubuh kita cenderung Basa (pH 7-14). Banyak sekali sayuran di sekitar kita. Bayam satu ikat cuma Rp. 2000,-Kalau sehari menghabiskan bayam 3 ikat seorang diri, kan cuma keluar Rp. 6000,-. Makan sayur yg banyak juga akan mengurangi volume karbohidrat / nasi putih, shg kita akan lbh sehat.

Keep Heathly 👍🏼🤸🏾‍♂️⛹🏾‍♂️

Pengobatan sederhana unt Covid-19 yg bisa dilakukan di rumah, sebelum ke Dokter adalah:

Pertama, kita hrs tahu bhw batuk bukanlah penyakit utama, juga demam bukan penyakit utama !!! Tetapi itu hanya reaksi tubuh sbg perlawanan atas adanya infeksi, atau lainnya, termasuk sakit tenggorokan.

Kalau kita beli obat flu, isinya adalah pereda nyeri tenggorokan, pereda batuk kering, pereda demam, ada pengencer dahaknya kadang-kadang.

Dari sini kita belajar, untuk penyembuhan flu yg diobati sesuai dg gejala sakitnya.

Katakanlah Covid-19, gejala sakitnya adalah radang tenggorokan, batuk kering, demam, dan sesak nafas. Maka pengobatannya adalah:

1. Istirahat Total. Ini wajib, apapun jenis sakit flu-nya, krn virus hanya bisa dilawan oleh antibodi. Shg hrs benar-benar istirahat smp fit, bukan smp badan terasa enakan. Hrs smp fit, bisa jadi 7 hari istirahatnya.

2. Suplai vitamin dg dosis double. Kalau saya kena flu biasanya minum: - Farmaton Vit 2x sehari- Ester C 1000 mg 2x sehari- Madu 5 sendok- Habbats Cair 5 kapsul, - Zaitun 3 sendok.

3. Jika sesak nafas, krn semua jenis flu yg menyerang manusia memang menyebabkan atau dibarengi dg sesak nafas, apalagi untuk orang yg memang sdh punya asma. Jadi tdk usah heran kalau Covid-19 katanya bikin sesak nafas, krn semua flu memang cenderung begitu.

Nah lanjut lagi, kalau sdh sesak nafas, pengobatan yg mujarab adl dg:1). Alat uap Nebulizer + obat Ventolin cair + cairan infus, bisa dilakukan sendiri di rumah, sangat mdh & tdk berbahaya.2). Diuapi sehari 3x smp hilang sesak nafasnya, biasanya 1-3 hari hilang sesaknya seiring dg semakin membaiknya kondisi tubuh.Jika batuk ada dahaknya, dg diuapi, ikutan sembuh juga batuknya. Masalahnya, dahak akan keluar banyak dan pasti membuat iritasi tenggorokan, shg membuat sakit tenggorokan.

4. Sakit tenggorokan diobati dg Methyl Prednisolon dan pereda nyerinya Asam Mefenamat, biasanya 1 smp 3x minum sdh sembuh.

5. Kalau ada demam, tinggal panasnya diturunkan dg Paracetamol. Perlu diingat bhw demam di sini berhubungan dg infeksi, biasanya infeksi di tenggorokan atau radang tenggorokan. Kalau tidak ada radang tenggorokan, atau tdk parah, biasanya tdk akan demam.

6. Hindari makan buah yg bergetah, spt: melon, nanas, semangka. Makanlah buah jeruk saja, jeruk itu sangat bagus.

7. Selama pengobatan ini, istirahat total dg mengisolasi diri. Tdk usah mikir pekerjaan, tdk usah mikir yg lain-lain, krn cara ini yg akan bantu mempercepat penyembuhan.

💚 "Lindungi diri Anda & keluarga Anda agar tetap aman dari COVID-19" 🙏🏻 JANGAN menyimpan informasi ini hanya untuk diri Anda, berikan kpd semua keluarga dan teman Anda...Semoga bermanfaat"

Lalu benarkah postingan yang menyebut vaksin covid-19 telah bermutasi menjadi ribuan virus baru di seluruh dunia? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

3.  Hasil Alat Tes Covid-19 Sudah Diketahui dengan Sinar Ultraviolet

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video hasil alat tes Covid-19 bisa diketahui dengan sinar ultraviolet. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 27 Januari 2022.

Klaim video hasil alat uji Covid-19 bisa diketahui dengan sinar ultraviolet menampilkan tiga alat tes Covid-19 yang berfungsi menunjukan garis seorang positif atau negatif Covid-19, pada bagian indikator hasil tersebut disinari dengan sinar ultra violet. Kemudian muncul garus pada indikator.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Owh..! Ternyata begini cara mereka memainkan alat test tersebut! 😵‍💫 Sudah di set dari awal, mana yang positif dan mana yang negatif! Ini hanya bisa dilihat dengan senter duit! 😡"

Benarkah klaim video hasil alat tes Covid-19 bisa diketahui dengan sinar ultraviolet? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

4. Tahan Napas 10 Detik Untuk Tes Mandiri Covid-19

Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan postingan terkait cara mandiri untuk memeriksa covid-19 dengan cara menahan napas. Postingan ini sudah muncul sejak tahun lalu namun kembali beredar di masyarakat belakangan ini.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 26 Juni 2021.

Berikut isi postingannya:

"AYO TES SENDIRI BEBAS CORONA SETIAP PAGI ! MURAH, SEDERHANA DAN PRAKTIS

*Oleh : DR. Berlian Siagian.Awalnya infeksi Virus Corona mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Gejala klinis baru terlihat antara 7 - 28 hari setelah infeksi.Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi Virus Corona *hanya dalam 30 detik,* tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium, sangat kita perlukan. Anda dapat melakukannya sendiri, tanpa bantuan orang lain !

Perhatikan cara berikut ini :Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik ! Jika setelah menahan nafas anda berhasil mengeluarkan napas pelan2 tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah, dan tanpa kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa TIDAK ADA VIRUS APAPUN DIDALAM PARU2 ANDA !

Anda juga perlu memastikan mulut dan tenggorokan anda lembab dan tidak kering ! Minumlah MINIMAL SETENGAH GELAS AIR HANGAT SETIDAKNYA SETIAP 30 MENIT SEKALI. Jadi seandainya ada virus Corona telah masuk kedalam mulut anda, air hangat yang anda minum secara teratur dapat masuk kedalam perut, dimana KEASAMAN LAMBUNG AKAN LANGSUNG MEMBUNUH VIRUS CORONA !

Mari jangan menjadi penonton, sampaikan kepada keluarga dan semua teman anda.

Salam sehat ! In Syaa Allah, ini sangat bermanfaat."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim tes mandiri covid-19 bisa dilakukan dengan menahan napas? Simak penelusurannya di sini.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya