Liputan6.com, Jakarta - Informasi seputar Covid-19 semakin bertambah dan beragam, kondisi ini memicu kemunculan hoaks terkait penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-19 tersebut.
Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19, hasilnya sebagian kabar tersebut terbukti hoaks.
Baca Juga
Simak kumpulan hoaks seputar Covid-19 yang beredar dalam sepekan:
Advertisement
Cara Hentikan Lonjakan Spike Protein akibat Vaksin dengan Rokok
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim cara hentikan lonjakan protein dengan rokok. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 2 Agustus 2022.
Unggahan klaim cara hentikan lonjakan protein dengan rokok berupa tulisan sebagai berikut.
"Ada cara menggunakan nikotin untuk menghentikan perkembangan lonjakan protein agar tidak berkembang biak dan merusak sistem organ dalam..
CARANYA :
1. BELI ROKOK.. Bukan TEMBAKAU
2. KELUARKAN TEMBAKAU ROKOK DALAM 2 ATAU 3 BATANG
3. RENDAMKAN TEMBAKAU DENGAN AIR PANAS DAN PERAS TEMBAKAU SAMPAI AIR BERUBAH WARNA HITAM
4. JIKA PERLU TAMBAHKAN AIR JIKA TERLALU HITAM. SAAT AIR HANGAT SUDAH BISA DIMINUM
5. MINUM HANYA SETENGAH SENDOK DAN YANG TIDAK BIASA AKAN MERASA SEDIKIT MUAL DAN Pusing. MAKAN YG MANIS UTK MENGHILANGKAN PUSING
6. MINUM 3 KALI SEHARI DAN LAKUKAN TERUS MENERUS SELAMA 3 HARI. INSHALLAH BISA MEMBANTU MENGHENTIKAN SPIKE PROTEIN
7. EFEKNYA KOTORAN KEHITAMAN SAAT BUANG AIR BESAR DAN BERBAU.
JANGAN TAMBAHKAN DOSIS LAGI...💉🔨
SELAMAT MENCOBA..."
Benarkah klaim cara hentikan lonjakan protein dengan rokok? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Vaksin Bikin Mandul dan Kematian Mendadak
Vaksin Membuat Mandul untuk Kurangi Penduduk Bumi
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin membuat mandul untuk mengurangi penduduk bumi. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 1 Agustus 2022.
Unggahan klaim vaksin membuat mandul untuk mengurangi penduduk bumi sebagai berikut.
"DENGAN F@cKSaIN KITA BS MENGURANGI PENDUDUK BUMI.
Inilah maksud si B1l🦎g4t3s, kemungkinan ada 2 cara mengurangi penduduk bumi memberikan pesan tertentu pada isi F@cksain,
1. Membuat anda akan mandul
2. Membuat anda akan mati dalam jangka waktu tertentu, cepat maupun lambat maupun dengan menekan tombol."
Benarkah klaim vaksin membuat mandul untuk mengurangi penduduk bumi? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.
Vaksin Covid-19 Sebabkan Sindrom Kematian Mendadak Bagi Atlet
Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan postingan video yang menyebut sejumlah atlet meninggal dunia karena terkena Sudden Arrythmic Death Syndrome (SADS) atau kematian yang terjadi secara tiba-tiba akibat serangan jantung setelah divaksin covid-19. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.
Dalam postingan video berdurasi 58 detik itu terdapat potongan-potongan video atlet yang tiba-tiba pingsan atau terjatuh di lapangan.
Selain itu terdapat potongan artikel mengenai meninggalnya atlet di seluruh dunia karena serangan jantung. Postingan ini disertai narasi:
"Mysterious deaths of athletes around the world following the rollout of experimental mRNA vaccines is being written off in the media as "sudden adult death syndrome (SADS)."
This is the price of people allowing themselves to be ruled by Satanic leaders, Zionists, and international finance capital"
atau dalam Bahasa Indonesia
"Kematian misterius atlet di seluruh dunia setelah peluncuran vaksin mRNA eksperimental sedang ditulis di media sebagai" sindrom kematian orang dewasa mendadak (SADS)."
Ini adalah harga dari orang-orang yang membiarkan diri mereka diperintah oleh para pemimpin setan, Zionis, dan modal keuangan internasional"
Lalu benarkah postingan video yang menyebut vaksin covid-19 menyebabkan SADS dan membuat atlet meninggal dunia secara mendadak? Simak hasil penelusurannya di sini.
Advertisement
Kenakan Masker Hirup Racun Sebabkan Infeksi Pneumonia Bakterial dan Hipoksia
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim mengenakan masker menghirup racun sebabkan infeksi pneumonia bakterial dan hipoksia. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 24 Juli 2022.
Unggahan klaim mengenakan masker menghirup racun sebabkan infeksi pneumonia bakterial dan hipoksia tersebut berupa foto ilustrasi organ paru-paru, terdapat tulisan sebagai berikut.
"Bacterial PneumiaWhen you exhale your body is eliminating toxins and unhealty bacteria. By eraring a mask the toxic matter is trapped on the fabric and you're inhaling it all back in, causing infections like bacterial pneumia and hypoxia."
Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"pneumonia bakteriSaat Anda menghembuskan napas, tubuh Anda membuangRacun dan bakteri tidak sehat.... melaluimasker, zat beracun terperangkap kain saat Anda menghirup semuanya lagiMenyebabkan infeksi seperti pneumonia bakterial dan hipoksia."
Benarkah klaim mengenakan masker menghirup racun sebabkan infeksi pneumonia bakterial dan hipoksia? Simak dalam artikel berikut ini...
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement