Kumpulan Informasi Viral Seputar Parasetamol, Simak Faktanya

Simak kumpulan hoaks seputar parasetamol

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Okt 2022, 10:47 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2022, 21:00 WIB
Cek Fakta Parasetamol mengandung virus berbahaya
Cek Fakta Parasetamol mengandung virus berbahaya Machupo.

Liputan6.com, Jakarta- Parasetamol kerap digunakan untuk meredakan demam yang bisa dikonsumsi segala usia, di sisi lain muncul hoaks seputar obat tersebut sehingga dapat menyesatkan.

Kondisi ini tentu dapat menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang mempercayai hoaks seputar parasetamol, sebab itu sebaiknya kita memastikan dahuku kebenaran informasi yang di dapat sebelum mempercayainya.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar parasetamol. Hasilnya sebagian informasi tersebut terbukti hoaks.

Simak kumpulan hoaks seputar parasetamol.

Parasetamol Mengandung Virus Berbahaya Machupo

Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai yang menyebut parasetamol mengandung virus berbahaya Machupo. Pesan berantai itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya dengan narasi sebagai berikut:

"PERINGATAN Urgent: Hati-hati untuk tidak menggunakan Paracetamol yang datang ditulis P/500. Ini adalah Parasetamol baru, sangat putih dan mengkilap, mengandung “Machupo” virus, dianggap salah satu virus yang paling berbahaya di dunia dan dengan tingkat kematian yang tinggi. Silakan berbagi pesan ini, untuk semua orang dan keluarga dan menyelamatkan hidup dari mereka. Saya sudah melakukan bagian saya, sekarang giliran Anda."

Akun itu menambahkan narasi "Ojo baseng2 ngombe parasetamolKui diwoco.."

Lalu benarkah pesan berantai yang menyebut parasetamol mengandung virus berbahaya Machupo? Simak hasil penelusurannya di sini.

Obat Menyembuhkan Pasien dari COVID-19 Varian Omicron

Klaim paracetamol hingga vitamin D3 1000 IU sebagai obat penyembuh COVID-19 varian Omicron beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 5 Februari 2021.

Akun Facebook tersebut mengunggah sebuah narasi berisi parasetamol hingga vitamin D3 1000 IU sebagai obat penyembuh COVID-19 varian omicron.

"Jangan panik ya kalau terinfeksi omicron. Obatnya cuma:

Paracetamol 500 mg.. 3 x sehari 1 tab.

Vit C 1000 mg sehari 1 x 1 tab.

Vit D3 1000 IU sehari 1 x 1 tab.

Sembuh sendiri dalam 5-6 hari

Simpan catatan siapa tahu nanti butuh," demikian narasinya.

"Ada info berharga

Efektif atau tidak ...

Gak ada salahnya dipersiapkan / dicoba

Mudah2an berhasil...," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook telah 130 kali dibagikan dan mendapat 1 komentar warganet.

Benarkah paracetamol hingga vitamin D3 1000 IU sebagai obat penyembuh COVID-19? Simak hasil penelusurannya di sini.

Konsumsi Parasetamol Bisa Bikin Kecanduan

Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah postingan yang menyebut minum obat penghilang rasa sakit kepala berbasis parasetamol menyebabkan kecanduan. Postingan itu menggunakan bahasa Melayu.

Adalah pemilik akun Resepi Masakan Melayu yang menunggah postingan minum obat penghilang rasa sakit kepala berbasis parasetamol seperti Panadol menyebabkan kecanduan. Begini narasinya:

"Tips untuk sakit kepala

Kalau bisa mengindari makan painkiller/panadol.

Kapanpun anda sakit kepala, bukannya obat-obatan ini tidak baik, itu bisa menyembuhkan sakit kepala tapi bisa membuat kita ketagihan, itu artinya ketika sedang sakit anda harus meminumnya, jadi tidak baik sebenarnya, kita harus mencoba untuk kendalikan itu.

Penyebab sakit kepala: -

1-Stres

2-Makan terlambat

3-Kurang tidur

Pengobatan / pengobatan: -

1-Air dingin / air yang memiliki es untuk membasuh kepala / mencuci rambut

2-minum air hangat

Tidur sebentar, hanya 30 menit sudah cukup

Coba dulu baru tahu."

Setelah ditelusuri, informasi yang menyebut minum obat penghilang rasa sakit kepala berbasis parasetamol seperti Panadol menyebabkan kecanduan adalah salah. Faktanya, Panadol aman dikonsumsi karena memiliki dosis yang tepat.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya