Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah postingan yang menyebut minum obat penghilang rasa sakit kepala berbasis parasetamol menyebabkan kecanduan. Postingan itu menggunakan bahasa Melayu.
Adalah pemilik akun Resepi Masakan Melayu yang menunggah postingan minum obat penghilang rasa sakit kepala berbasis parasetamol seperti Panadol menyebabkan kecanduan. Begini narasinya:
Baca Juga
"Tips untuk sakit kepala
Advertisement
Kalau bisa mengindari makan painkiller/panadol.
Kapanpun anda sakit kepala, bukannya obat-obatan ini tidak baik, itu bisa menyembuhkan sakit kepala tapi bisa membuat kita ketagihan, itu artinya ketika sedang sakit anda harus meminumnya, jadi tidak baik sebenarnya, kita harus mencoba untuk kendalikan itu.
Penyebab sakit kepala: -
1-Stres
2-Makan terlambat
3-Kurang tidur
Pengobatan / pengobatan: -
1-Air dingin / air yang memiliki es untuk membasuh kepala / mencuci rambut
2-minum air hangat
Tidur sebentar, hanya 30 menit sudah cukup
Coba dulu baru tahu."
Unggahan tersebut ada di Facebook pada 2 Oktober 2020. Sejak berada di dunia maya, postingan itu mendapat 59 like dan dibagikan hingga 102 kali.
Lalu benarkah obat penghilang rasa sakit kepala berbasis parasetamol seperti Panadol menyebabkan kecanduan.
Penelusuran Fakta
Untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Peneliti dan Dosen Farmasi UNSOED, Heny Ekowati, M.Sc., Ph.D., Apt. Dia menyebut penggunaan obat berbasis paracetamol aman dilakukan.
"Tidak benar itu. Paracetamol aman sebagai analgesik dan antipitetik. Paling aman malah," katanya.
Heny melanjutkan, paracetamol aman digunakan karena ada petunjuk dosis untuk digunakan. Bahkan, petugas medis juga tidak segan untuk memberitahukan dosis yang tepat.
"Namun tentunya, dengan dosis dan cara pemakaian yang benar. Ada indikasi dan dosis yang dianjukan," ucapnya menegaskan.
"Obat digunakan hanya jika diperlukan sekali dengan petunjuk dokter atau apoteker. Jika gejala masih ada, sebaiknya check ke dokter. Karena kemungkinan sakit kepalanya adalah gejala, tapi ada penyakit lain," ujar Heny.
Selanjutnya, Cek Fakta Liputan6.com juga menelusuri kebenaran informasi tersebut menggunakan Google. Hasil penelusuran mengarahkan ke artikel di situs AFP yang dipublikasikan pada 2 Oktober 2020 dengan judul: "Paracetamol-based painkillers such as Panadol do not generally cause addiction, medical experts say".
Artikel tersebut mengambil penjelasan dari Dr Ahmad Firdaus Mohd Haris, salah satu pendiri Medical Mythbusters Malaysia. Dia menyebut Panadol aman dikonsumsi karena memiliki dosis yang tepat.
"Secara umum, Panadol dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) tidak membuat ketagihan. Ini tidak seperti analgesis berbasi opiod (obat penghilang rasa sakit), mereka tidak memiliki sifat tang sama untuk menginduksi kecanduan," kaatanya.
"Diminum dengan dosis yang sesuai dengan petunjuk petugas kesehatan. Obat ini (Panadol) aman dikonsumsi. Kuncinya di sini adalah 'dosis membuat racun'. Diminum tanpa indikasi yang tepat dan salah atau dosis berlebihan, dapat merugikan kesehatan," ujar Dr Ahmad Firdaus Mohd Haris menambahkan.
Penjelasan juga diberikan oleh Muhammad Azmi Abdul Wahab, kepala asisten direktur Divisi Kebijakan & Perencanaan Strategis Farmasi dari Program Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM). Dia menyebut pasien harus minum parasetamol sesuai dosis harian yang dianjurkan dan mencari pertolongan medis jika gejala berlanjut.
"Parasetamol tidak boleh dikonsumsi dengan produk lain yang mengandung parasetamol juga. Sebab, sering menyebabkan overdosis parasetamol dan toksisitas," ujarnya.
Advertisement
Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut, informasi yang menyebut minum obat penghilang rasa sakit kepala berbasis parasetamol seperti Panadol menyebabkan kecanduan adalah salah. Faktanya, Panadol aman dikonsumsi karena memiliki dosis yang tepat.
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement