Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan di media sosial terkait modus penipuan baru pada aplikasi WhatsApp dari orang yang tak dikenal. Modus tersebut berupa file dengan format aplikasi (.apk) yang dikirimkan pelaku ke korban.
Jika file tersebut diklik oleh korban, maka data pengguna yang terdapat di perangkat yang digunakan akan terbaca oleh penipu.
Dalam tangkapan layar yang tersebar di Twitter, orang tidak dikenal mengirimkan pesan di WhatsApp. Orang itu terkesan memaksa penerima pesan agar mengunduh file bernama ‘undangan pernikahan’. Namun jika diperhatikan dengan teliti, file tersebut berformat .apk.
Advertisement
Modus tersebut sebenarnya mirip dengan model penipuan sebelumnya, yakni penipuan "foto paket" yang sama-sama mengirimkan file berekstensi .apk. Tindakan penipuan tersebut dinamakan sniffing.
Tindakan sniffing ini dilakukan oleh oknum hacker yang ingin menyadap perangkat yang digunakan korban untuk diambil data-data pribadinya, seperti m-banking. Tindakan penyadapan ini menggunakan jaringan internet. Ketika sang korban mengundung file .apk tersebut, maka mulailah aksi hacker dalam pembobolan rekening korban.
Â
Perhatikan Beberapa Hal Ini untuk Menghindari Penipuan di WhatsApp
Penting bagi masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dan menghindari penipuan bermodus APK seperti ini. Lalu apa saja yang harus dilakukan agar tidak menjadi korban tipu muslihat serupa? Berikut beberapa langkah mudahnya.
- Jangan asal klik link atau tautan mencurigakan.
- Pastikan selalu mengecek keaslian nomor telepon atau WhatsApp pengirim pesan.
- Jangan merespon nomor tak dikenal apabila mengirimkan file atau APK yang mencurigakan
- Mengganti password atau kata sandi apapun yang ada di HP secara berkala.
- Periksa riwayat rekening secara berkala.
- Selalu pastikan unduh aplikasi dari sumber terpercaya, seperti Play Store atau App Store
- Pastikan notifikasi transaksi rekening selalu aktif.
- Jangan pernah membagikan kode OTP milikmuCek Situs dan Media Sosial Resmi Milik Perusahaan.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.