Di Era Digital Mahasiswa Harus Berpikir Kritis

Wakil Menteri Komunikasi dan Informasi Nezar Patria mendorong mahasiswa selalu berpikir kritis terhadap beragam informasi yang beredar di dunia digital.

oleh Nabila Lutvia Tanjung diperbarui 25 Okt 2024, 12:35 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2024, 18:00 WIB
Pelajar dan Mahasiswa
Ilustrasi Pelajar SMK Vokasi dan Mahasiswa (unsplash/storyset)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk menghindari informasi yang tidak benar, mahasiswa harus selalu berpikir kritis terhadap beragam informasi yang beredar di dunia digital. Hal itu diungkap Wakil Menteri Komunikasi dan Informasi Nezar Patria.

"Berpikir kritis ini penting sekali. Dengan demikian penggunaan akal sehat kita itu akan maksimal menghadapi berbagai macam ketidakmenentuan yang terjadi di depan dan juga kita menjadi lebih awas dalam menggunakan piranti digital ini," ujarnya dalam acara Bedah Buku "Bernalar Sebelum Klik", beberapa waktu lalu.

Nezar mengatakan, bangsa indonesia saat ini tengah melakukan tranformasi digital sebagai bagian dari upaya memajukan bangsa. Oleh karena itu, menurutnya generasi muda harus siap dan mumpuni dalam menghadapi perkembangan dunia digital yang pesat nantinya.

"Yang paling penting kesiapan generasi muda indonesia, garda terdepan perubahan. Generasi muda akan menjadi elemen sosial terpenting bangsa kita di tahun 2030 sampai dengan 2024," ujarnya.

 

Manfaatkan Ruang Digital

Transformasi digital memanfaatkan teknologi dan pemikiran strategis untuk membantu bisnis berkembang di era digital. Namun, transformasi tersebut juga harus membawa dampak positif bagi bumi, masyarakat, dan kesuksesan bisnis dalam jangka panjang.
Transformasi digital memanfaatkan teknologi dan pemikiran strategis untuk membantu bisnis berkembang di era digital. Namun, transformasi tersebut juga harus membawa dampak positif bagi bumi, masyarakat, dan kesuksesan bisnis dalam jangka panjang. (Ist)

Guna mempercepat transformasi digital nasional, Kementerian Kominfo telah meluncurkan gerakan nasional literasi digital untuk mendidik masyarakat agar cerdas dalam memanfaatkan ruang digital.

Wamenkominfo menjelaskan telah menyiapkan empat modul literasi digital sebagai pilar literasi digital yang meliputi Kecakapan Digital, Digital Etics, Digital Culture dan Digital Safety.

Ia juga mengatakan sudah teruji selama 5 tahun literasi ini diajarkan kepada generasi muda dan juga masyarakat umum.

"Di komunitas, disekolah itu diajarkan juga dan masih berlangsung, tahun ini juga kita coba menjangkau jutaan orang lagi untuk bisa terlibat dalam literasi digital, baik secara offline maupun online," tambahnya lagi.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam Internasional Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.

Ingin lebih cepat mendapatkan jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya