Hoaks Seputar Wolbachia Bikin Kepercayaan Masyarakat Menurun, Begini Cara Mengatasinya

Hoaks terkait Wolbachia yang beredar mengakibatkan penurunan kepercayaan publik terhadap upaya mengatasi DBD tersebut

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Apr 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2024, 19:00 WIB
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi saat mengisi materi Virtual Class bertema "Dijadikan Hoaks Senjata Pembunuh Manusia, Yuk Kenali Nyamuk Wolbachia!"

Liputan6.com, Jakarta- Program mengatasi Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui pelepasan nyamuk Wolbachia menuai berbagai tanggapan, hal ini diikuti dengan beredarnya hoaks di tengah masyarakat.

Pengamat Telematika, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan hoaks terkait Wolbachia yang beredar mengakibatkan penurunan kepercayaan publik terhadap upaya mengatasi DBD tersebut. Kabar bohong ini dikaitkan dengan DBD dan penyakit lainnya.

"Jadi memang dalam beberapa waktu ini kan masalah nyamuk Wolbachia mengemuka, hoaksnya banyak sehingga yang terjadi ini menyebabkan gangguan terhadap kepercayaan publik," kata Heru, saat menjadi pembicara dalam Virtual Class, Rabu (24/4/2024).

Heru mengungkapkan agar masyarakat bisa terhindari dari hoaks seputar Wolbachia perlu dilakukan sejumlah upaya, pertama adalah pemerintah perlu melakukan edukasi terkait program Wolbachia, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan tentang upaya mengatasi DBD tersebut.

"Kalau saya lihat hoaks itu memang tugas pemerintah, bagaimana kita membangun edukasi dan komunikasi yang efektif untuk masyarakat, karena betapapun juga masyarakat sekarang ini lebih mempercayai apa yang disampaikan pemerintah dibandingkan hoaks yang beredar yang dari orang nggak jelas," tutur Heru.

 

Menggandeng Komunitas

Heru melanjutkan, untuk menangani hoaks seputar Wolbachia perlu menggandeng komunitas, agar jangkauan informasi terkait program Wolbachia lebih merata ke wilayah-wilayah di seluruh Indonesia.

"Indonesia begitu luas sehingga nggak mungkin suatu komunikasi efektif untuk semua masyarakat yang di desa di kota, sehingga komunitas ini juga harus diajak untuk kemudian bagaimana bisa memberikan pemahaman yang lebih baik," ujarnya.

Upaya berikutnya adalah memberikan edukasi dengan memanfaatkan berbagai platform digital, hal ini untuk menjangkau generasi muda yang lebih gemar memanfaatkan saluran komunikasi digital. Sehingga informasi yang disampaikan lebih tepat sasaran dan hoaks bisa dihindari.

"Termasuk juga dengan acara ini (virtualclass) bagaimana kita memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sebenarnya wolbachia bagi kalangan muda di Tanah Air. Gen z memiliki pendekatan berbeda, menggunakan media sosial, influencer,".

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya