Kumpulan Hoaks Terkait Coca-Cola, Simak Faktanya

Hoaks bisa menyasar produk apa saja tak terkecuali produk minuman seperti Coca-Cola.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 18 Jul 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2024, 19:00 WIB
ilustrasi Hoax
ilustrasi Hoax {Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks bisa menyasar produk apa saja tak terkecuali produk minuman seperti Coca-Cola. Hoaks ini menyebar melalui media sosial maupun aplikasi percakapan.

Lalu apa saja hoaks seputar Coca-Cola? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Cristiano Ronaldo Geser Botol Coca Cola karena Produk Yahudi

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Cristiano Ronaldo menggeser botol Coca Cola karena produk Yahudi.

Klaim video Cristiano Ronaldo menggeser botol Coca Cola karena produk Yahudi diunggah akun Facebook Sarah Smith, pada 16 Juni 2021.

Video tersebut menampilkan Cristiano Ronaldo menyingkirkan dua botol Coca-Cola yang ada di hadapannya kemudian mengangkat botol putih.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Maak Jangan Pernah Meletakan Minuman Coca-Colla di depan Saya yah...🤭🤭🤭Karena Saya Tahu Itu Produck Yahudi Yg Hasil Penjualan tuk Membunuh Orang Palestine...🙏"🏻

Benarkah klaim video Cristiano Ronaldo menggeser botol Coca Cola karena produk Yahudi? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Coca-Cola Adakan Survei Berhadiah

Beredar melalui aplikasi percakapan dan media sosial pesan berantai yang menyebut Coca-Cola sedang mengadakan survei berhadiah. Pesan berantai ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Rianada Siadari. Dia mempostingnya di Facebook pada 26 April 2021.

Dalam postingannya terdapat narasi: "http://tattyqz.cn/coca/tb.php?v=id1619409200194"

Saat diklik link itu mengarah ada tautan dengan narasi sebagai berikut:

"Selamat! Coca-Cola Perayaan ulang tahun ke-20! Hari ini, 6 Mungkin, 2021, Anda sangat beruntung terpilih untuk survei kami. Hanya dalam satu menit, Anda akan mendapatkan hadiah yang luar biasa! Kami telah menyiapkan beberapa hadiah bagi yang berpartisipasi dalam survei. Anda hanya punya 0 menit dan 00 detik, untuk menjawab survei ini! Buruan, jumlah hadiah yang tersedia terbatas!"

Lalu benarkah pesan berantai yang menyebut Coca-Cola sedang mengadakan program survei berhadiah? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Hoaks Coca-Cola Dilarang Dikonsumsi Manusia karena Termasuk Bahan Pembersih di China

Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Coca-Cola dilarang dikonsumsi manusia karena diklasifikasikan sebagai bahan pembersih di China. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 14 Juni 2024.

Berikut isi postingannya:

"*Tiongkok melarang Coca-Cola diminum oleh manusia. Coca-Cola dan minuman bersoda diklasifikasikan sebagai bahan pembersih, bukan untuk diminum.*Di *Tiongkok*, Coca-Cola akan dijual sebagai pembersih limbah, bukan diminum. Minuman ringan Coca-Cola yang diproduksi oleh The Coca-Cola Company Amerika Serikat akan dipindahkan ke kategori "pembersih limbah" berdasarkan keputusan Komisi Kualitas Makanan dan Minuman Pemerintah Pusat Tiongkok. Coca-Cola dan minuman sejenis, sekarang diklasifikasikan sebagai cairan sanitasi yang direkomendasikan untuk membersihkan pipa...Keputusan tegas tersebut didorong oleh penelitian ilmiah terhadap kandungan minuman tersebut dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Lebih dari 500 tahanan dipilih untuk eksperimen dan penelitian di penjara Tiongkok. Mereka disuruh minum Coca-Cola tiga kali sehari selama enam bulan. Eksperimen tersebut pada akhirnya mengakibatkan 75 kematian dan 150 infeksi. Yang lainnya adalah penyandang cacat, dan sisanya menderita penyakit kronis yang semakin parah dan gangguan kesehatan dengan tingkat yang berbeda-beda…Berdasarkan data tersebut, pihak berwenang mengambil kesimpulan tentang *bahaya minuman ringan Coca-Cola dan sejenisnya* bagi *kehidupan dan kesehatan manusia*. Sehingga diambil keputusan untuk segera menarik Coca-Cola dari semua toko kelontong di Tiongkok CNY…Pada saat yang sama, *sifat positif cairan* yg terkandung di dalamnya Coca-Cola juga dicatat. Terutama *efektifitasnya* untuk *membersihkan karat, plak pada sistem perpipaan dan kerak kamar mandi*. Terbukti secara percobaan, Coca-Cola dapat sebagai *pembersih yang efektif pada kerak kamar mandi, saluran air dapur dan toilet*...Di *Turki*, untuk pertama kalinya di dunia, persidangan dimulai terhadap American Coca-Cola Company atas klaim bahwa ramuan minuman tersebut dapat menyebabkan *infeksi parah paru-paru, hati, tiroid, dan menimbulkan leukemia*...Di *India*, Mahkamah Agung melarang distribusi minuman Coca-Cola karena risiko kesehatannya…*Latvia* melarang distribusi Coca-Cola dan Pepsi di sekolah dasar.Sementara di sekolah *Inggris* dan *Ukraina* melarang mengkonsumsi Coca-Cola, dan minuman sejenis…"

Lalu benarkah postingan yang mengklaim Coca-Cola dilarang dikonsumsi manusia karena diklasifikasikan sebagai bahan pembersih di China? Simak dalam artikel berikut ini...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya