Lawan Hoaks Pilkada 2024, Bawaslu Sebut Perlu Kolaborasi Semua Pihak

Bagja juga menegaskan bahwa upaya memerangi ujaran kebencian dan hoaks harus melibatkan semua pihak,.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 04 Agu 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2024, 16:00 WIB
Ilustrasi Cek Fakta Hoaks di Tahun Politik Kian Marak
Banner Infografis Hoaks di Tahun Politik Kian Marak. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Rahmat Bagja, mengungkapkan harapannya agar program Social Media 4 Peace yang diinisiasi oleh Unesco dapat diperluas hingga ke tingkat provinsi. Hal ini disampaikan dalam konteks menghadapi Pemilihan Kepala Daerah 2024 yang sering kali diwarnai oleh ujaran kebencian, hoaks, dan misinformasi.

Dia menekankan bahwa kesamaan perspektif dalam memerangi ujaran kebencian dan hoaks dalam pemilu sangat penting dilakukan oleh pemerintah, penyelenggara pemilu, organisasi masyarakat, akademisi, serta insan pers. Selain itu, kemauan platform media sosial untuk bekerja sama juga sangat penting.

"Untuk meningkatkan literasi kepemiluan, saya kira harus kampanye keliling ke provinsi-provinsi yang ada indikasi potensi kerawanan dalam penyerangan atau kampanye hitam, dan hoaks dalam Pemilihan 2024. Jangka panjangnya semoga di 2029 tidak ada lagi ujaran kebencian dan hoaks, tapi harus ada usaha bersama dari seluruh stakeholder termasuk Unesco," ujar Bagja dilansir laman Bawaslu.

Bagja juga menegaskan bahwa upaya memerangi ujaran kebencian dan hoaks harus melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, penyelenggara pemilu, organisasi kemasyarakatan, hingga akademisi. Menurutnya, semua pihak harus bersama-sama memperbaiki literasi kepemiluan serta menyuarakan bahwa kampanye pemilihan di media sosial tidak boleh didasarkan pada politisasi SARA dan hoaks.

"Ini tidak bisa dilakukan secara terpisah atau terputus. Harus dilakukan keberlanjutan, harus ada road map-nya untuk menyamakan perspektif," katanya menambahkan.

Lebih lanjut, Bagja mengatakan bahwa masyarakat juga harus mulai sadar untuk meningkatkan literasi digital kepemiluan. Cara yang bisa dilakukan, menurutnya, adalah dengan melihat informasi dari pihak yang memiliki otoritas, kemudian melakukan cek fakta.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya