ASMI Santa Maria Yogyakarta Peduli Sesama

ASMI Santa Maria Yogyakarta selalu menekankan rasa kepedulian pada mahasiswanya terhadap sesama.

oleh Karmin Winarta diperbarui 06 Mei 2014, 09:56 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2014, 09:56 WIB
ASMI Santa Maria Yogyakarta Peduli Sesama
ASMI Santa Maria Yogyakarta selalu menekankan rasa kepedulian pada mahasiswanya terhadap sesama.

Citizen6, Yogyakarta Pendidikan tinggi  Akademi Sekretari dan Manajemen Marsudirini (ASMI) Santa Maria Yogyakarta yang berada di Jalan Bener no.14 (Jalan Godean KM 0,1) selalu menekankan rasa kepedulian pada mahasiswanya terhadap sesama, terutama kepada masyarakat yang kurang beruntung yang berada disekitarnya.

Untuk mewujudnyatakan rasa kepedulian tersebut, Himpunan Mahasiswa Manajemen Perusahaan (Himansa) mengadakan Bakti Sosial (Baksos) dengan mengunjungi Panti Asuhan Bhakti Luhur yang beralamat di Sumber Lor Rt. 01 Rw. 28 Kalitirto Berbah Sleman, pada Sabtu (3/5). Sejak pukul 08.00wib  Himansa telah berkumpul dihalaman kampus, mereka terlihat kompak dengan menggunakan seragam Korasa Himansa berwarna abu-abu.

Tepat pukul 08.30 wib rombongan berangkat menuju panti asuhan dengan menggunakan kendaraan kampus yang juga digunakan untuk membawa berbagai barang yang akan disumbangkan ke panti asuhan dan sebagian lagi menggunakan kendaraan pribadi. Mereka didampingi dua orang dosen yakni G.M Bambang S Hastono SIP, MM dan Edwin Setiawan Sanusi SE, Msi.

Sesampainya di Panti Asuhan Bhakti Luhur, rombongan Himansa ASMI Santa Maria disambut oleh pengurus panti yakni Suster Maria. Panti asuhan ini adalah sebuah yayasan yang dikelola dibawah naungan Susteran ALMA. Ada 24 orang penghuni panti dengan latar belakang yang berbeda, yang terdiri dari anak-anak dan lansia. Beberapa diantara mereka mengalami keterbelakangan mental (berkebutuhan khusus) sehingga memerlukan perhatian lebih dari para pengurus panti.

Mereka ada di panti asuhan tersebut dengan latar belakang yang berbeda, ada yang ditolak oleh orang tuanya kareana mengalami cacat fisik, ada juga yang dibuang karena lahir dari pergaulan bebas sehingga dianggap sebagai aib oleh keluarganya. Mayoritas anak-anak tersebut diasuh oleh para Suster ordo ALMA sejak berusia satu atau dua hari. Meskipun para suster di panti ini tidak memiliki ketrampilan khusus dalam mengasuh bayi, namun mereka mau belajar pada bidan terdekat bagaimana mengasuh bayi. Para suster ini diibaratkan seorang ibu yang tidak pernah melahirkan namun memiliki banyak anak.

Susteran ALMA tidak hanya menghidupi penghuni panti saja tetapi juga anak – anak yang tinggal bersama orang tua namun memiliki masalah ekonomi. Jumlah anak yang dibiayai dan dibantu yayasan di luar panti ada 60 orang anak. Sumber dana yang diperoleh para suster 100% dari donatur yangmempunyai kepedulian terhadap mereka.

Para pengurus panti tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencari dana sendiri karena mereka sendiri harus mengurusi anak – anak dan hanya dibantu oleh 3 orang pengasuh (ada yang membantu karena sedang PKL atau Live in).

Setelah Bambang Hastono selaku dosen yang mewakili ASMI Santa Maria dan Yati Oktaviana Pewo sebagai Ketua Himansa menyampaikan sambutannya, mereka menyerahkan bantuan bagi para penghuni panti dalam bentuk sembako. Lalu acara dilanjutkan dengan berbagai hiburan yang dibawakan oleh Himansa seperti bernyanyi dimana mereka mengajak seluruh penghuni turut berinteraksi dengan menyanyi bersama. Setelah seluruh rangkaian acara selesai, bakti sosial ini ditutup dengan foto bersama.

Penulis:

Elisabeth Sutriningsih/Mahasiswa Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya