Serunya Liburan di Ruman Aceh

Memanfaatkan liburan Rumoh Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) Aceh tetap membuka base camp-nya

oleh Karmin Winarta diperbarui 16 Mei 2014, 11:56 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2014, 11:56 WIB
Serunya Liburan di Ruman Aceh
Memanfaatkan liburan Rumoh Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) Aceh tetap membuka base camp-nya

Liputan6.com, Jakarta Kamis (15/5) kemarin merupakan libur nasional memperingati Hari Raya umat Budha. Memanfaatkan liburan tersebut, Rumoh Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) Aceh tetap membuka base camp-nya yang berlokasi di Desa Punge Blangcut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh untuk anak-anak.

Berbeda dengan kegiatan rutin bimbingan belajar (bimbel) gratis yang disediakan bagi anak-anak keluarga kurang mampu dan anak yatim. Aktivitas yang berlangsung selama setengah hari kemarin bersifat bebas. Anak-anak bisa menggambar, mewarnai, membaca atau bermanin puzzle.

Direncanakan, kegiatan tersebut akan berlangsung mulai pukul 09.00. Namun, karena antusiasme anak-anak sangat tinggi, jam di dinding base camp kelompok belajar cuma-cuma itu baru menumjukkan pukul 08.00 WIB, mereka sudah berdatangan dan langsung melakukan aktivitas masing-masing.

Karena tema kegiatannya bebas, maka anak-anak masa depan bangsa itu pun mengambil posisi yang berbeda-beda. Ada yang di ruang belajar anak usia preschool yang menempati kamar depan rumah type 36 milik Kepala Divisi Anak Ruman Aceh, Riski Sopya, S.Pd., yang tidak lagi disewakan sejak dimulainya aktivitas bimbel gratis pada 8 April 2013 lalu.

Ada pula yang mengekspresikan imajinasinya di ruang belajar anak usia kelas 2-6 Sekolah Dasar di ruang tamu berukurkan 3x6 meter. Sebagian lainnya di ruang dapur yang disulap menjadi tempat belajar anak-anak usia kelas 1 Sekolah Dasar. Bahkan, ada yang beraktivitas di teras berukuran 1x3 meter dan halaman berukuran 2x8 meter.

Kunjungan Komunitas Lain

Saat 60 anak usia preschool dan Sekolah Dasar tersebut asyik masyuk mengekspresikan imajinasi mereka, Ruman Aceh kedatangan tamu dari beberapa komunitas lain; 6 orang dari komunitas fotografi lubang jarum MAROE (Mata Nanggroe), 1 dari Rahmi Boutique & Designer, 2 dari GICS Management (Art Specialist & Building Service), 1 dari Rumah Al-Quran dan seorang wanita Travel Writer sekaligus blogger muda Aceh yang telah menasional serta seorang Pembina Komunitas Lubang Jarum Anak Tangguh Bali.

Vifick Bolang, sapaan akrab Safiyuddin, Pembina Komunitas Lubang Jarum Anak Tangguh Bali sempat nimbrung dengan beberapa anak laki yang sedang bertanding bola tepuk, permainan yang dipopulerkan oleh serial Upin dan Ipin asal negeri jiran Malaysia. Karena tertarik dan penasaran, Vifick bahkan mencoba beberapa kali tepukan (tendangan) dengan jari.

Sebelum anak-anak bubaran, masing-masing mereka menerima makana ringan yang menjadi ciri khas Divisi Anak Ruman Aceh setiap kali usai melaakukan kegiatannya. Kepada mereka dibagikan segelas air mineral kemasan, kerupuk dan bolu. Mereka meninggalkan base camp Ruman Aceh dengan air muka sumringah sembari menyalami tetamu satu persatu.

Usai anak-anak pulang, Pendiri sekaligus Kepala Ruman Aceh, Ahmad Arif, didampingi Kepala Divisi Anak dan 2 orang pengajar bersilaturrahmi dan berdiskusi dengan para tamu di ruang utama bimbel gratis yang telah memasuki tahun kedua khidmahnya bagi masyarakat Banda Aceh, ibu kota negeri paling barat nusantara.

Dalga, owner GICS Management mengusulkan agar gambar-gambar kartun di meja belajar anak diganti dengan gambar kearifan lokal seperti pintu Aceh atau lainnya. Tujuannya agar anak-anak tidak melupakan tradisi lokalnya sendiri. GICS Management bersedia menyediakan gambar atau sketsa yang bisa diwarnai sendiri oleh anak-anak.

Nada Mansur, perwakilan dari Rumah Al-Quran, alumni Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta juga menyatakan kesediaannya menjadi konselor psikologi bagi anak-anak binaan Ruman Aceh.

Khalil, ketua komunitas MAROE juga menyatakan komitmennya dan anggota komunitas baru tersebut mengajarkan anak-anak binaan Ruman Aceh tentang seni fotografi yang menggunakan kaleng lubang jarum. Pun demikian halnya dengan Owner Rahmi Boutique & Designer yang telah memulai mengajarkan keterampilan menjahit buat guru-guru dan orang tua anak-anak binaan Ruman Aceh pada Sabtu (10/5) pekan lalu.

Dalam kesempatan itu, Vifick Bolang menyerahkan cindera mata kepada Pendiri sekaligus Kepala Ruman Aceh Ruman Aceh berupa sebuah poto hasil bidikannya yang memperoleh penghargaan dari Presiden Republik Indonesia empat tahun silam.

Saat para tamu berpamitan, hujan deras turun mengguyuri bumi. Diskusi dan berbagi pun kembali dilanjutkan. Bahkan, selepas zhuhur, mereka makan siang bersama dengan menu ala kadarnya karena hal itu tidak ada dalam agenda. Meski demikian, kondisi ekstra tersebut justeru semakin menambah keakraban antara anak-anak muda penggerak komuntias itu.
    
Pengirim:

Ahmad Arif
  
Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya keCitizen6@liputan6.com.

Mulai Selasa, 9 Mei  2014 sampai dengan 25 Mei 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Pengalaman Pertama Berinternet". Ada 2 router DLink (DIR-605L) untuk 2 orang pemenang  dan 4 merchandise ekslusif dari Liputan6. com. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.  Program menulis bertopik kali ini disupport oleh @DlinkID  

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya