HUT DKI ke-487: Ondel-ondel Nasibmu Kini

Dulu Ondel-ondel dikenal sebagai penolak bala

oleh Liputan6 diperbarui 16 Jun 2014, 15:12 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2014, 15:12 WIB
Ondel-ondel Nasibmu Kini di HUT DKI ke-487
Dulu Ondel-ondel dikenal sebagai penolak bala

Citizen6, Jakarta Jakarta kota dengan jumlah penduduk pendatang yang sangat banyak membuat kota metropolitan ini penuh. Suku Betawi, penduduk asli Ibu kota ini sebenarnya mempunyai banyak budaya selain makanan juga ada musik dan tari, misalnya Ondel-ondel.

Ikon, budaya betawi ini  sampai sekarang masih eksis.  Dulu Ondel-ondel dikenal sebagai penolak bala, mengusir roh-roh jahat. Karena itu Ondel-ondel  ditaruh di depan rumah -rumah. sebenarnya, Ondel-ondel terbuat dari bambu dengan tinggi  kurang lebih 2,5 meter. 

Bagian bawahnya dibuat menyerupai kurungan ayam untuk memudahkan orang yang membawanya. Wajah ondel-ondel tersebut bisa dibilang menyeramkan karena matanya yang sangat besar dan warna kulitnya berbeda antara ondel-ondel wanita dan pria.

"Boneka raksasa" atau ondel-odel mulai dikenal masyarakat luas sejak Gubernur Jakarta Ali Sadikin membawa Ondel-ondel ke PrJ saat Jakarta ulang tahun.  Sampai sekarang tradisi membawa Ondel-ondel ke PRJ dilakukan setiap tahun.

Namun sayang, saat ini ikon budaya betawi ini keberadaanya telah berubah total.  Saat ini ondel-ondel telah mengubah persepsi orang-orang yang melihatnya. Karena Ondel-ondel sekarang berubah menjadi pencari sumbangan dan menjadi mata pencaharian semata mata hanya demi uang.

Contohnya saja di daerah sekitar Roxy sepanjang Banjir Kanal Barat, menjelang sore. Sanggar Ondel-ondel pimpinan Emak Mina selalu berkeliling memakai atribut Ondel-ondel dengan suara musik speaker yang hingar bingar.  salah satu dari mereka membawa kaleng susu untuk meminta sumbangan ke orang-orang yang dilewatinya.

Jumlah uang yang mereka peroleh tidak cukup banyak tapi cukup untuk menghidupi sanggar ini tetap berdiri. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena saat ini sudah sangat jarang ada yang mengundang kesenian betawi inii ketika ada yang sedang ada hajatan pernikahan atau acara lain.

Di Pekan Raya Jakarta (PRJ) Monas, Ondel-ondel dipakai untuk menarik para pengunjung untuk berfoto dengan bayaran seikhlasnya.

Tragis memang. Ikon budaya betawi ini terpaksa turun ke jalan-jalan untuk sekedar bertahan hidup. Aksi mereka di jalan kadang membuat jalanan lebih macet dari biasanya. Sungguh malang nasib Ondel-ondel sekarang, jaman telah mengubah ikon Jakarta ke level yang paling rendah.

Apakah masyarakat ibukota masih peduli dengan keadaannya? Membiarkan ikon budaya Jakarta tersebut  mencari sumbangan dijalan-jalan? Sungguh sedih melihat kenyataan ini. Semoga diumurnya yang ke 487 ini, seluruh warga Jakarta bisa  membangkitkan kembali kesenian asli masyarakat betawi ini.

Penulis:

Kasifa Akbari


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya