Perpuseru: Saat Perpustakaan Jadi Tempat Asyik Cari Ilmu

Di perpuseru, perpustakaan bukan saja tempat untuk sekedar pinjam meminjam buku.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Des 2014, 13:44 WIB
Diterbitkan 12 Des 2014, 13:44 WIB
Perpuseru: Saat Perpustakaan Jadi Tempat Asyik Cari Ilmu
Di perpuseru, perpustakaan bukan saja tempat untuk sekedar pinjam meminjam buku.

Citizen6, Kota Waringin Mendengar kata perpustakaan, yang tergambar di pikiran banyak orang adalah tempat dengan lorong-lorong panjang dan sepi, dengan tumpukan buku-buku yang berdebu. Dan aktivitas yang dilakukan pun hanya sebatas pinjam meminjam buku yang itu-itu saja. Sehingga perpustakaan bukan menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk menambah pengetahuan

Untuk mengubah pandangan masyarakat itu Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) dengan dukungan Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) membentuk program yang disebut Perpuseru. Tujuannya untuk mengembangkan perpustakaan di Indonesia menjadi pusat belajar masyarakat berbasis Teknologi Informasi, bukan sekedar pinjam meminjam buku. Namun juga memberdayakan perempuan, pemuda dan pengusaha mikro sehinggga kualitas hidup masyarakat meningkat.

(Front Office Perpustakaan Kota Waringin Barat)

Untuk mewujudkan keinginan itu, Perpuseru mengadakan banyak program, diantaranya  memberikan fasilitas komputer dan peralatan pendukung lain sebagai dorongan untuk peningkatan akses layanan IT/ICT, serta memberikan pelatihan dan pendampingan kepada staff Perpustakaan dan Suporter Perpustakaan.

Menurut Triyono, Program Advocacy Manager PerpuSeru saat ini telah ada 34 Perpuseru yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, Kamis, 11 Desember 2-14 di Kota Waringin Barat, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

(Bupati Kota Waringin Barat, Ujang Iskandar hadir di acara Jelajah Perpuseru)

Pada Acara Jelajah Perpuseru ini, Triyono menjelaskan bahwa perpustakaan daerah memiliki peran dan potensi yang sangat strategis sebagai medium untuk tempat belajar dan mengembangkan masyarakat. Sayangnya, keberadaan perpustakaan di daerah masih banyak yang tidak digunakan secara optimal”.

Di perpustkaan Kota Waringin Barat ini telah tersedia 30 ribuan koleksi buku. Dan setiap setahun dua kali dilakukan penambahan koleksi buku-buku baru. Aktivitas di perpustakaan ini, selain pinjam meminjam buku, juga diadakan pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh para relawan.

(Bupati Ujang Iskandar, berada di tengah-tengah komunitas Craft Lover yang telah memperoleh manfaat dengan adanya perpustakaan)

Beberapa pelatihan yang pernah diadakan adalah pelatihan teknologi Informasi oleh Komunitas Petik (Pecinta teknologi Informasi), workshop tari oleh sanggar Sahaluan, bahasa Inggris, Fotograi dan pelatihan usaha kecil menengah (UMKM).

Beberapa pengrajin (UMKM) yang telah memperoleh manfaat langsung dari perpus seru ini adalah Ibu Martina. Perempuan yang gemar membaca ini membuat aneka kerajinan dari bahan kain flanel. Perempuan ini memperoleh ide untuk menciptakan kreasi-kreasinya dari perpuseru. Beberapa hasil kerajinannya itu diantaranya adalah boneka jari, pemnatas buku, tas, bros akrilik, dan bunga-bunga untuk hiasan.

 

(Mbak Tinuk, salah satu member komunitas craft lover sedang menjunjukkan kepiawaiannya

 Anggota Komunitas Craft Lover lain yang memperoleh manfaat dari adanya perpuseru ini adalah Ibu Siti W. Perempuan yang juga seorang guru PAUD ini selain membuat kerajinan hiasan bunga juga membuat jahe merah instant. usahanya makin berkembang dan berencana ingin belajar membuat toko online di perpuseru.

 


Hadir pada acara tersebut, Bupati Kota Waringin Barat, Ujang Iskandar, Charles Bonar Sirait sebagai sahabat Perpuseru, puluhan komunitas dan ratusan warga yang tertarik ingin mengembangkan pengetahuannya di perpustakaan Kota Waringin Barat. 

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya