Salawat Dulang, Kesenian Tradisional yang Mulai Tergerus Zaman

Kesenian tradisional yang satu ini mulai langka. Padahal kesenian ini merupakan warisan budaya

oleh Sulung Lahitani diperbarui 07 Jul 2015, 01:48 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2015, 01:48 WIB
Salawat Dulang, Kesenian Tradisional yang Mulai Tergerus Zaman
Kesenian tradisional yang satu ini mulai langka. Padahal kesenian ini merupakan warisan budaya

Citizen6, Jakarta Minangkabau termasuk salah satu wilayah di Indonesia yang kaya kesenian tradisional dan budaya daerah yang beragam. Berbagai jenis seni hasil kreasi nenek moyang tetap dijaga kelestariannya secara turun temurun. Salah satu cara untuk pelestarian kesenian daerah Minangkabau adalah melalui media penyiaran seperti radio dan televisi.

Salawat dulang adalah salah satu contoh kesenian tradisional Minangkabau bernuansa Islam yang perlu dilestarikan. Seni sastra lisan ini ditampilkan oleh dua orang laki-laki sambil menabuh nampan kuningan berdiameter lebih kurang 70 senti meter. Kedua penabuh nampan duduk bersisian sambil melafalkan teks dengan irama khas islami secara bergantian dan bersahutan.

Biasanya, teks yang dilafalkan berisi tanya jawab tentang hukum Islam, pesan-pesan rohaniah kepada pemirsa. Dalam satu ajang, biasanya ditampilkan dua grup salawat dulang secara bergiliran. Tanya jawab hukum Islam juga bisa terjadi antara kedua grup.

Ingin tahu cerita selengkapnya? Baca langsung di sini

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya