Sampyong, Permainan Adu Ketangkasan yang Mulai Dilupakan

Kesenian tradisional ini nyatanya telah banyak dilupakan oleh orang

oleh Sulung Lahitani diperbarui 21 Agu 2015, 07:30 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2015, 07:30 WIB
Sampyong, Permainan Adu Ketangkasan yang Mulai Dilupakan
Kesenian tradisional ini nyatanya telah banyak dilupakan oleh orang

Citizen6, Jakarta Kalau menanyakan kepada generasi muda apa itu Sampyong? Pasti jawabannya tidak tahu. Sampyong merupakan permainan tradisional adu ketangkasan dan kekuatan memukul atau dipukul lawan dengan menggunakan alat yang terbuat dari rotan yang berukuran 60 cm. Nama lain dari Sampyong adalah Ujungan.

Pemainnya terdiri atas 2 orang yang saling berhadapan dan dipimpin oleh seorang wasit yang disebut Melandang. Melandang juga bertindak sebagai orang yang menyeleksi peserta duel. Kedua pemain Sampyong harus menggunakan tutup kepala yang terbuat dari kain yang diisi dengan bahan-bahan empuk sebagai pelindung kepala dan dinamai balakutak.

Setelah rotan beradu, maka dimulailah duel antara kedua peserta, dan melandang (wasit) terlebih dahulu ngibing atau menari mengikuti irama gamelan. Iringan gamelan seruling merupakan perangkat yang tidak bisa ditinggalkan dalam seni Sampyong. Selain itu untuk menarik minat penonton untuk datang, tetabuhan ini juga semakin menambah semangat para penari.

Biasanya seorang peserta sampyong akan memulai pukulan saat lawannya lengah. Namun uniknya, pukulan ke arah lawan harus disesuaikan dengan ketukan irama gamelan. Setiap peserta memiliki kesempatan untuk memukul tubuh lawannya dengan rotan sebanyak tiga kali. Permainan diakhiri jika salah seorang pemain sudah dapat memukul lawannya tiga kali.

Selengkapnya, baca langsung di sini

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

 

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya