Manusia Sesungguhnya Bisa Mencium Bau Kematian, Caranya?

Penelitian terbaru menunjukkan manusia sesungguhnya bisa mencium bau kematian. Bagaimana penjelasannya?

oleh Sulung Lahitani diperbarui 07 Feb 2017, 12:10 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2017, 12:10 WIB
Manusia Sesungguhnya Bisa Mencium Bau Kematian, Apa Manfaatnya?
Penelitian terbaru menunjukkan manusia sesungguhnya bisa mencium bau kematian. Bagaimana penjelasannya?

Liputan6.com, Jakarta - Seringkali kita mendapati gelagat aneh dari seseorang yang kita kenal sebelum kematian menjemput mereka. Berusaha menebus kesalahan, mengakui kejahatan yang pernah dilakukan, sampai membayar hutang-hutang.

Beberapa orang mengatakan tindakan tersebut terkait efek psikologis yang mendalam saat seseorang memiliki firasat hidup mereka akan segera berakhir. Namun demikian, ilmuwan ternyata memiliki alasan ilmiah untuk perilaku mencolok tersebut.

Menurut ilmuwan, sebagian besar hewan liar sangat sensitif terhadap bau putresin yang memancarkan bau busuk dan beracun. Bau tersebut dipancarkan oleh organisme sebelum kematian dan pada tahap pembusukan dan penguraian.

Hewan liar tahu bahwa bau ini dikaitkan potensi berbahaya dari predator. Selain itu, burung nasar dan hyena juga akan mengikuti aroma putresin ini ke sumber makanan potensial.

Nah, penelitian baru ternyata menunjukkan bahwa manusia juga memiliki kemampuan mengendus putresin tersebut.

Arnaud Wisman dari University of Kent School of Psychology dan Ilan Shira dari Departemen Ilmu Perilaku di Arkansas Tech University telah bekerja sama dalam memecahkan studi dasar yang menilai perilaku manusia saat terkena putresin. Mereka menguji peserta untuk mencium tiga bau yang berbeda.

Tiga bau tersebut yakni air yang memiliki bau netral, amonia yang memiliki bau tajam dan tidak menyenangkan, serta putresin. Berdasarkan percobaan tersebut, ditemukan bahwa para peserta yang terkena bau putresin rentan untuk segera pindah dari sumber bau tersebut. Seolah-olah mereka percaya itu berbahaya.

Melansir dari Disclosetv, Selasa (07/02/2017), hal ini menunjukkan daerah primal otak mereka dapat mendeteksi bau seperti aroma kematian. Bau tersebut pula yang memaksa mereka pindah dari sumber bau karena kemungkinan menimbulkan bahaya bagi mereka.

"Penelitian ini seolah mengiyakan pendapat masyarakat awam bahwa manusia dapat mendeteksi kematian," ujar Wisman.

Lebih lanjut, bau putresin yang tanpa sadari mereka cium itu yang kemudian membuat beberapa orang menjelang ajalnya melakukan gelagat aneh. Ini mungkin menunjukkan bahwa mereka telah mencium tahap awal dekomposisi pada tubuh mereka sendiri dan menyadari bahwa kematian sudah dekat.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya