Kisah Amaar Hussein, Militan ISIS Pembunuh Berdarah Dingin

Seorang pemuda militan ISIS berusia 23 tahun tertangkap. Pengakuannya sungguh mengejutkan banyak orang. Seperti apa?

oleh Liputan6 diperbarui 19 Feb 2017, 13:02 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2017, 13:02 WIB
Kisah Amir, Militan ISIS Pembunuh Berdarah Dingin
Kisah Amir, Militan ISIS Pembunuh Berdarah Dingin

Liputan6.com, Jakarta Seorang pemuda militan ISIS berusia 23 tahun tertangkap. Pengakuannya sungguh mengejutkan banyak orang. Nama lengkapnya Amar Hussein. Sejak tahun 2013 ia telah bergabung dengan organisasi ISIS.

Seperti dilansir metro.co.uk Amir yang rajin membaca kitab suci ini mengaku setidaknya telah membunuh 500an orang yang bertentangan dengan dirinya. Selain itu sepanjang ia menjadi militan ISIS ia telah memperkosa sekitar 200-an orang perempuan.

Tentang perbuatannya itu, Amar mengungkapkan, apa yang dilakukan ini atas seijin komandannya. Komandan lokal telah memberi lampu hijau untuk memilih perempuan-perempuan yang diinginkan untuk diperkosa.

'Laki-laki muda membutuhkan hal ini, dan itu normal, "kata Hussein kepada wartawan.

Ia mengungkapkan selama menjadi anggota ISIS, ia berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain di Irak. Dan dalam perjalanannya itu, ia memperkosa perempuan Yazidi dan kau minoritas lain.

Para pejabat keamanan Kurdi mengatakan, mereka memiliki bukti Amar Hussein telah memperkosa dan membunuh, namun tidak mengetahui secara persis detailnya.

ISIS sebagai kelompok teror yang mengamuk di Irak utara pada tahun 2014, para militan ISIS juga menculik para perempuan untuk dijadikan budak seks. Bahkan mereka juga membunuh saudara laki-laki para perempuan tersebut. 

Kisah Amir, Militan ISIS Pembunuh Berdarah Dingin

"Kami menembak siapa pun yang memang perlu ditembak dan memenggal kepala siapapun yang perlu dipenggal," katanya.

Amaar telah dilatih untuk membunuh sejak masuk ISIS. Ia mengaku awalnya ia menemukan banyak kesulitan, namun akhirnya setelah beberapa kali "praktek" akhirnya membunuh menjadi aktivitas yang biasa.

"Sebelum membunuh, kami membawa mereka ke padang gurun dan mengeksekusinya, katanya datar. Sejak itu ia tak pernah ragu lagi sebelum membunuh.c

"Aku suruh mereka duduk, lalu menutup mata mereka dan menembaknya, "tambahnya. 

Amaar mengakui ia telah melakukan kejahatan yang mengerikan. Namun ia juga merasa dirinya hanyalah seorang korban. Kepada wartawan ia mengatkan, ia berasal dari sebuah keluarga miskin di Mosul, Irak.

Karena tak mempunyai uang, dan tak punya pekerjaan ia mau bergabung dengan ISIS dan melakukan pembunuhan itu.

"Tak ada yang memberitahu saya bahwa itu salah, ' katanya.

 Ia bergabung menjadi anggota ISIS saat berusia 14 tahun.

Bagaimana menurutmu?

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya