Liputan6.com, Jakarta - "Pria baik-baik pergi ke surga, pria nakal mendatangi Pattaya," demikian tulisan pada sebuah kaos yang dijual turis di Pattaya.
Baca Juga
Advertisement
Setiap tahunnya, lebih dari satu juta orang pengunjung mendatangi Pattaya yang juga dikenal sebagai ibukota seks di dunia ini. Banyak pria tertarik ke sana selain karena pelacur wanitanya yang cantik, ladyboy-nya pun menawan.
Berdasarkan laporan, terdapat 27.000 pelacur di Pattaya. Dengan kata lain, satu pria yang 'jajan' ke sana akan diserbu lima orang pelacur. Resor-resor terkenal di kota ini selalu menawarkan klub seks dan go-go bar.
Â
Ketika melewati jalanan Pattaya, perempuan-perempuan berpakaian minim akan mendekati Anda untuk menawarkan pijat. Lampu-lampu neon, penari striptis, sampai minuman beralkohol yang murah meriah dapat Anda temukan di sini.
Melansir dari Mirror, prostitusi di Thailand sesungguhnya ilegal tapi diabaikan oleh orang-orang. Pattaya sendiri memiliki lebih dari 1.000 bar dan panti pijat dengan berbagai bidang pelacuran ilegal.
Â
Namun demikian, perdagangan seks di kota ini menghadapi masa depan yang tak pasti. Tahun lalu, menteri pariwisata wanita pertama Thailand berjanji akan membasmi wisata seks dan menjadikan negara itu sebagai negara tujuan ramah perempuan.
Mereka yang terlibat dalam perdagangan seks berdalih kalau perdagangan seks sesungguhnya menguntungkan perekonomian negara dengan menarik jutaan pengunjung. Namun, polisi telah meningkatkan pengawasan terhadap rumah bordil terkait kekhawatiran pekerja seks di bawah umur dan perdagangan manusia.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6