Unik, Cara Warga Sungai Putat Gelar Pesta Rakyat

Festival Paret ke-2. Itulah nama pesta rakyat yang digelar swadaya masyarakat di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Feb 2017, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2017, 09:00 WIB
Unik, Cara Warga Sungai Putat Gelar Pesta Rakyat
Unik, Cara Warga Sungai Putat Gelar Pesta Rakyat

Liputan6.com, Jakarta Jarum jam menunjukkan pukul 19.30 WIB, Selasa malam, 21 Februari 2017. Anak-anak kecil, dewasa, nenek-nenek, kakek-kakek berkumpul duduk rapi membentuk sebuah lingkaran di atas kursi. Mereka tampak sumringah. Bahagia. Malam itu, ratusan warga yang tinggal di Jalan Dharma Putra, Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menggelar pesta rakyat.

Festival Paret ke-2. Itulah nama pesta rakyat yang digelar swadaya masyarakat di sana. Ini merupakan pesta rakyat yang kedua dengan tema; Budaya Sungai Putat. Tahun lalu 2016, digelar pesta rakyat pertama dengan mengangkat tema; Sungai Putat Tanpa Sampah.

Warga Sungai Putat bernama Anita memilai ini kegiatan positif yang musti terus menerus dilakukan. Mengingat, rasa kebersamaan antar sesama harus digalakkan. Caranya adalah dengan bergotong royong.

"Kegiatan ini bagus sekali. Jadi anak-anak muda Sungai Putat punya kegiatan yang positif," ujar Anita.

Wanita berusia 35 tahun ini mengaku, ia ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu. Ia aktif bersama ibu-ibu lainya di sana membantu kelancaran pesta rakat itu. "Saya dan ibu-ibu di sini menyiapkan perlengkapan kegiatan," kata Anita.

Malam puncak Festival Paret ke-2 ini berjalan lancar. Ada doa dipanjatkan oleh masyarakat. Dengan harapan pesta rakyat ini berdampak pada bersihnya paret di Sungai Putat. Dan meningkatkan rasa kebersamaan antar sesama.

Setelah doa, ada peniupan seruling krowak oleh warga setempat bernama Mad Bare. Pada saat peniupan seruling krowak, semua warga yang hadir terpana. Warga langsung mengabadikan momen langka itu.

Ketua Panitia Festival Paret ke-2, Fahrul Rozi, S.Pd mengaku bangga dengan antusiasnya warga menghadiri malam puncak pesta rakyat yang diisi juga dengan pentasan seni drama tari dan pembacaan puisi oleh anak-anak Sungai Putat.

Unik, Cara Warga Sungai Putat Gelar Pesta Rakyat

Fahrul Rozi, S.Pd menjelaskan, malam puncak festival paret ke-2 ini juga menghadirkan kreativitas warga dalam mengelola sisa pakai (Sispro) menjadi sesuatu yang bernilai, yakni lampu hias. “Warga cukup antusisas dengan kegiatan ini terlebih berdampak secara langsung mengenalkan produk-produk khas warga Sungai Putat,” kata Fahrul Rozi, S.Pd.

Produk yang dimaksud Fahrul Rozi, S.Pd adalah seperti Panen Cucur Panas yang merupakan panganan khas di Sungai Putat. Sebab, panganan ini ada di kuali. Fahrul Rozi, S.Pd berharap, pesta rakyat yang akan datang lebih besar lagi.

Ketua Kreasi Sungai Putat (KSP), Syamhudi, menuturkan Festival Paret ini bertujuan mengajak semua elemen masyarakat menjaga paret (parit) dan menjadikan paret sebagai ruang publik yang layak untuk dijaga. Selain itu, paret juga dipertahankan keberadaannya.

“Karena paret tidak berdiri sendiri. Paret-paret primer hulunya merupakan gambut dan hilirnya sungai Kapuas. Maka menjadi penting kita menjaga lingkungan paret ini,” ujar Syamhudi menjelaskan.

Syamhudi mengungkapkan, kontrol sosial masyarakat di Sungai Putat juga relatif tinggi dari orang tua, dewsa hingga anak-anak. “Terkait siapa saja yang akan meneruskan sisa pakai ke paret,” kata Syamhudi.

Syamhudi bercerita, di suatu ketika ada bapak-bapak yang jualan di tepian paret membuang sisa pakai (sampah) ke paret yang langsung ditegur oleh anak yang usianya 5 tahun. Sang anak berteriak dengan lantang; " Pak, kok buang sampah ke paret? Nanti paret kamek (saya) datang buaya".

Merasa bersalah, sang bapak pun mengurunkan niatnya membuang sampah ke paret. Lalu kemudian, sang bapak membawa kembali sisa sampah ke rumahnya untuk dipilah. Lebih lanjut, Syamhudi menjelaskan sisi lain dengan adanya festival paret yang ke dua juga berdampak langsung pada warga yang jualan gorengan. Khususnya penjual cucur.

“Alhamdulillah cucur saya habis. Kurang biasanya hanya laku 100 butir dan di malam puncak festival menncapai 400 butir dan adonan tidak tersisa sama sekali,” ucap Syamhudi menirukan ucapan Dona, serorang perempuan tua yang berjualan gorengan di acara tersebut.

Untuk informasi, kegiatan Festival Paret ke- 2 ini diselengarakan dari tanggal 19-Februari hingga 21 Maret 2017. Dalam pesta rakyat itu sejumlah kegiatan digelar. Di antara; gotong royong warga, stand pameran inovasi warga Sungai Putat, pasar malam rakyat, kota rasa desa, dialog publik dengan terkait ide kota masa depan dengan tema, Pontianak Utara Kota Masa Depan.

Selasa malam, 21 Februari 2017, pesta rakyat itu dibuka oleh Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, yang diwakilkan oleh Camat Pontianak Utara, Kiswanta.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya