Tak Punya Dagu dan Bibir, Warga Menganggap Gadis Ini Monster

Entah apa dosa gadis kecil ini. Hanya karena penyakit yang ia derita, warga malah menganggapnya monster.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 15 Jun 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2017, 16:30 WIB
Tak Punya Dagu dan Bibir, Gadis Kecil Dianggap Monster oleh Warga
Doc: The Siberia Times

Liputan6.com, Siberia - Entah apa dosa gadis kecil ini. Hanya karena penyakit yang ia derita, warga malah menganggapnya monster.

Darina Shpengler dari Siberia dilahirkan dengan kondisi yang membuatnya tak memiliki rahang dan bibir. Hal ini menjadikan penampilannya tidak biasa dan membuat takut orang yang melihatnya.

Malahan orang tua bocah itu, Elena dan Yury dari Krasnoyarsk, dituduh dengan sengaja merusak mulut anaknya. Hal ini membuat keduanya harus menjelaskan tiap kali bertemu dengan orang baru.

"Mulutnya selalu terbuka dan berdarah sepanjang waktu. Hanya saudara perempuan saya yang tetap mendukung saya, semua kerabat lainnya menjauhi kami," ujar Elena seperti dikutip dari The Siberian Times.

Meski orang-orang selalu meminta Darina dipakaikan topeng agar tak menakuti yang lain, kedua orang tuanya menolak. Mereka tidak merasa malu dengan kondisi anak mereka dan tak ingin menutupinya.

Elena mengakui, bahwa ketika Darina dilahirkan, ia sangat terkejut sampai kehilangan kesadaran. Ia menyadari ada yang tak beres pada putrinya saat para dokter mulai khawatir dan mencegah keduanya melihat putri mereka.

Beberapa jam kemudian, Elena memohon pada perawat untuk membiarkan ia melihat putrinya. Namun, ia ditanya apakah siap untuk melihatnya. Saat melihat mulut Darina yang terbuka lebar, Elena pun pingsan.

Pasangan itu kini mengumpulkan dana untuk membayar biaya operasi untuk buah hati mereka. Darina diyakini akan pulih dengan baik bila operasi pertamanya, yakni menjahit mulutnya agar lebih kecil sukses.

Orest Topolnitsky, ahli bedah mulut yang terlibat dalam operasi itu, mengutuk sikap beberapa dokter yang menolak mendukung bocah itu dengan alasan akan segera meninggal. Ia dan dokter lainnya memutuskan mengambil risiko karena ingin memberi harapan bagi gadis kecil yang banyak menerima kebencian itu.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya